Rancangan Penelitian Mattjik dan Sumertajaya 2000 Karakteristik Bahan Baku

3.4.14 Luas daun tanaman caisin Brasica rapa cv. caisin Pengukuran luas daun tanaman caisin Brasica rapa cv. caisin dilakukan pada waktu pemanenan. Luas daun dihitung menggunakan alat leaf area meter berdasarkan luas rata-rata seluruh daun per tanaman. 3.4.15 Bobot tanaman caisin Brasica rapa cv. caisin Pengukuran bobot tanaman caisin Brasica rapa cv. caisin dilakukan pada waktu pemanenan. Bobot tanaman diukur menggunakan alat timbangan digital .

3.5 Rancangan Penelitian Mattjik dan Sumertajaya 2000

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap RAL . Dosis pemupukan yang digunakan terdiri atas A0, A1, A2, A3, A4, B0, B1, B2, B3, B4, C0, C1, C2, C3, dan C4. Penelitian ini digunakan juga KP kontrol positif yaitu perlakuan menggunakan pupuk kimia urea, SP, dan KCl dan KN kontrol negatif yaitu perlakuan tanpa pemupukan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 85 satuan percobaan. Satu satuan percobaan berupa tanaman yang ditanam di polybag. Semua data pengamatan dianalisis dengan analisis sidik ragam. Model rancangan percobaan yang digunakan adalah : Y ij = µ+ α i +ε ij Keterangan : Y ij = Nilai pengamatan dari perlakuan ke-i pada ulangan ke-j µ = Nilai rataan umum α i = Pengaruh perlakuan ke-i terhadap respon ε ij = Pengaruh acak yang timbul pada perlakuan ke- i dan ulangan ke-j Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H : α i = α perlakuan tidak berpengaruh terhadap respon yang diamati H 1 : α i ≠ α paling sedikit ada sepasang perlakuan dimana α i ≠ α. Hasil sidik ragam yang menunjukkan pengaruh nyata dilakukan uji Duncan pada selang kepercayaan 95 . Data diolah dengan menggunakan PASW statistics 18 for windows. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Bahan Baku

Karakteristik bahan baku merupakan hal yang sangat penting diketahui pada tahap awal proses pengolahan. Bahan baku yang digunakan pada pembuatan pupuk organik ini adalah limbah ikan dan kascing. Hasil analisis proksimat dan kandungan hara bahan baku dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil analisis proksimat dan kandungan hara bahan baku Parameter Limbah Ikan Kascing Proksimat Kadar air 61,83 ± 0,00 52,85 ± 0,01 Kadar abu 5,83 ± 0,00 19,28 ± 0,00 Protein 13,50 ± 0,00 7,85 ± 0,00 Lemak 1,83 ± 0,00 1,42 ± 0,00 Unsur Hara Total C Organik 20,81 ± 0,00 23,93 ± 0,01 N Total 5,14 ± 0,05 2,66 ± 0,01 Rasio CN 4,05 8,99 P 1,35 ± 0,01 0,29 ± 0,01 K 0,10 ± 0,00 0,39 ± 0,00 Berdasarkan Tabel 4 limbah ikan memiliki kadar abu, protein dan lemak secara berurutan 5,83 ± 0,00 , 13,50 ± 0,00 , dan 1,83 ± 0,00 , sedangkan kascing memiliki kadar protein dan lemak secara berurutan 7,85 ± 0,00 dan 1,42 ± 0,00 . Limbah ikan dan kascing berpotensi digunakan sebagai bahan baku pupuk organik karena sesuai kriteria bahan baku pupuk yang baik. Hal ini sesuai dengan Sutanto 2002 yang menyatakan bahwa bahan dasar kompos mengandung abu sebesar 3 - 5, protein sebesar 5 - 40, dan lemak sebesar 1 - 15. Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa limbah ikan memiliki kandungan N total, P, dan C organik yang tinggi yaitu secara berurutan 5,14 ± 0,05 , 1,35 ± 0,01 , dan 20,81 ± 0,00 . Begitu pula dengan kascing memiliki C organik dan K yang cukup tinggi yaitu secara berurutan 23,93 ± 0,01 dan 0,39 ± 0,00 , sehingga limbah ikan dan kascing dapat berpotensi sebagai bahan baku dalam pembuatan pupuk. Nilai rasio CN limbah ikan dan kascing secara berurutan yaitu 4,05 dan 8,99. Nilai CN yang rendah CN20 menunjukkan ketersedian senyawa karbon yang rendah. Karbon adalah sumber energi yang digunakan oleh mikroorganisme untuk mengikat nitrogen. Nilai CN yang rendah akan mengganggu proses penguraian bahan organik yang disebabkan oleh keterbatasan senyawa karbon yang tersedia Sutanto 2002. Kadar air limbah ikan dan kascing secara berurutan adalah 61,83 ± 0,00 dan 52,85 ± 0,01 . Kandungan yang terkandung pada limbah organik berkisar 30 - 75. Kandungan air yang optimum pada bahan dasar kompos paling sedikit 50 - 60. Jumlah air maksimum yang diperbolehkan tergantung pada air yang dikandung bahan dasar dan besarnya air yang dapat diserap tanpa menyebabkan terjadinya perubahan struktur Sutanto 2002.

4.2 Proses Pengomposan