Lag Optimal Uji Kointegrasi Cointegration Test

Tabel 5.2. Uji Stasioneritas Data pada First Difference Variabel ADF Statistik Nilai Kritis MacKinnon Keterangan 1 5 10 DLn_NKPP -4.60489 -4.06204 -3.45995 -3.15611 Stasioner DLn_IHSG -7.19724 -3.50388 -2.89359 -2.58393 Stasioner D_SBI -4.42285 -3.50145 -2.89254 -2.58337 Stasioner D_PE -5.74293 -3.50739 -2.89511 -2.58474 Stasioner DLn_KURS -7.59387 -3.50224 -2.89288 -2.58355 Stasioner D_INF -8.22995 -3.50145 -2.89254 -2.58337 Stasioner DLn_NPL -10.0438 -3.50145 -2.89254 -2.58337 Stasioner DLn_TKP -10.8994 -3.50145 -2.89254 -2.58337 Stasioner Sumber: Hasil Olahan

5.1.2. Lag Optimal

Setelah melakukan uji stasioneritas data, maka tahap selanjutnya dalam sistem VAR atau VECM adalah menentukan jumlah lag optimal dari sebuah sistem persamaan. Hal ini penting karena suatu variabel dipengaruhi oleh lag dari variabel itu sendiri dan lag dari variabel lainnya. Sebelum mencari nilai lag optimum perlu dicari terlebih dahulu panjang selang maksimum sistem VAR yang stabil. Stabilitas sistem VAR dapat dilihat dari nilai inverse root karakteristik AR polynomial -nya. Suatu sistem VAR dikatakan stabil stasioner jika seluruh roots- nya memiliki modulus lebih kecil dari satu dan semuanya terletak didalam unit circle . Kemudian panjang selang optimal akan dicari dengan menggunakan kriteria informasi yang tersedia. Pada penelitian ini digunakan kriteria informasi Schwarz Information Criterion SC untuk menentukan panjang lag maksimum. Dari Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa nilai terendah dari SC tercapai pada saat lag dua. Sehingga jumlah lag optimum dari model penelitian ini adalah dua. Tabel 5.3. Penetapan Lag Optimum Lag SC 3.083112 1 -0.312365 2 -0.624220 3 1.285576 4 2.958412 5 4.099942 6 5.315026 Sumber : Hasil Olahan Catatan : merupakan Lag Optimum

5.1.3. Uji Kointegrasi Cointegration Test

Winarno 2002 menyatakan bahwa dua variabel yang tidak stasioner sebelum dideferensi namun stasioner pada tingkat diferensi pertama first difference , besar kemungkinan akan terjadi kointegrasi, yang berarti terdapat hubungan jangka panjang diantara keduanya. Uji kointegrasi pada penelitian ini menggunakan pendekatan Johansen dengan membandingkan antara nilai Trace Statistic dengan critical value yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 5 . Sebelum melakukan uji kointegrasi maka terlebih dahulu ditentukan asumsi deterministik yang digunakan. Pada penelitian ini asumsi yang digunakan adalah asumi 3 Intercept [no trend] in CE and Test VAR. Berdasarkan Tabel .5.4 diketahui bahwa terdapat 6 persamaan kointegrasi yang signifikan dalam model. Tabel 5.4. Uji Kointegrasi Hypothesized No. of CEs Eigenvalue Trace Statistic 5 Percent Critical Value 1 Percent Critical Value None 0.650183 263.4012 156.00 168.36 At most 1 0.366187 166.7694 124.24 133.57 At most 2 0.319673 124.8172 94.15 103.18 At most 3 0.265244 89.38056 68.52 76.07 At most 4 0.247348 61.02461 47.21 54.46 At most 5 0.192554 34.88258 29.68 35.65 At most 6 0.149495 15.20569 15.41 20.04 At most 7 0.003348 0.308559 3.76 6.65 Catatan : signifikan pada taraf nyata 5 signifikan pada taraf nyata 1

5.1.4. Estimasi Vector Error Correction Model VECM