Pertumbuhan Ekonomi Laju Inflasi

Gabungan. Seperti yang kita ketahui bahwa krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 19971998 meruntuhkan kondisi perekonomian di Indonesia. Beberapa tahun berselang pasca krisis tersebut terjadi kondisi perekonomian Indonesia dapat dikatakan telah membaik. Hal ini dapat dilihat dari kinerja makroekonomi yang terus mengalami peningkatan.

4.2.1. Pertumbuhan Ekonomi

Dalam rangka melanjutkan proses pemulihan ekonomi, pemerintah terus mengupayakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan sustainable. Pada tahun 2001 nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 3,9 persen, meningkat tajam dari nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1999 yang hanya mencapai angka 0,2 persen. Hal ini terus berlanjut hingga akhir tahun 2008, walaupun terdapat sedikit penurunan pada tahun 2008 akibat krisis ekonomi global, namun rata-rata pertumbuhan ekonomi meningkat dan relatif konsisten dari tahun ke tahun seperti yang terlihat pada Gambar 4.1. Pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan dari 3,9 persen pada tahun 2001 hingga mencapai 6,1 persen pada tahun 2008. Terus meningkatnya pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor eksternal yaitu meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan perdagangan dunia, dan faktor internal yaitu membaiknya kinerja ekonomi Indonesia terutama didukung oleh komitmen yang tinggi dari pemerintah dalam melanjutkan pemulihan ekonomi melalui perbaikan fundamental ekonomi dan pemulihan kepercayaan masyarakat.

4.2.2. Laju Inflasi

Gambar 4.1 memperlihatkan perkembangan laju inflasi Indonesia pada kurun waktu 2001 sampai 2008, terlihat bahwa laju inflasi pada periode-periode tersebut relatif stabil. Stabilnya laju inflasi terutama disebabkan oleh kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Laju inflasi tahun 2003 tercatat 6,8 persen, lebih rendah dibandingkan tahun 2002 sebesar 11,9 persen. Ditinjau dari faktor yang mempengaruhinya, faktor ekternal yang mempengaruhi rendahnya laju inflasi yakni kecenderunan menurunnya harga-harga dunia yang tercermin dari terjadinya deflasi. Sedangkan dari sisi internal, penurunan inflasi dikarenakan oleh relatif stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dengan kecenderungan yang semakin menguat serta tidak adanya gangguan yang cukup berarti di sisi penawaran jasa dan barang dalam negeri Lenggu, 2006. Pada tahun 2005-2006 terjadi kenaikan laju inflasi, hal ini disebabkan terutama oleh kenaikan harga BBM yang diumumkan oleh pemerintah pada pertengahan tahun 2005. Kenaikan harga BBM ini sebagai dampak dari kenaikan harga minyak dunia dan besarnya defisit anggaran yang harus ditanggung oleh pemerintah. Kenaikan BBM pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga di semua sektor terutama sektor transportasi.

4.2.3. Suku Bunga SBI