Dasar-dasar Analisis Input-Output Metode Analisis

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Jawa Timur yang terdiri dari 37 kabupatenkota. Pengambilan data dilaksanakan mulai bulan September 2007 sampai Desember 2008.

4.2. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini semaksimal mungkin memanfaatkan data sekunder yang ada di BPS Pusat, BPS Provinsi, dan departemen serta lembaga terkait, seperti Bank Indonesia, dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, serta media massa, karena media massa dianggap mampu memberikan kondisi aktual mengenai topik serta kondisi wilayah penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tabel I-O Jawa Timur 2000, PDRB Jawa Timur, Data Ketenagakerjaan Jawa Timur serta data lainnya yang mendukung penelitian. Dikarenakan Tabel I-O Jawa Timur yang tersedia pada bulan September 2007 adalah Tabel I-O tahun 2000 maka dilakukan updating, dan berdasarkan data pendukung untuk melakukan updating Tabel I-O, maka dilakukan updating Tabel I-O Jawa Timur ke tahun 2004 dengan menggunakan metode RAS.

4.3. Metode Analisis

4.3.1. Dasar-dasar Analisis Input-Output

Model input-output ini dikembangkan oleh Profesor Wassily Leontief pada tahun 1930-an. Beliau mengembangkan suatu teori umum berdasar produksi pada notion keterkaitan sektor ekonomis dan diterapkan pada sistem perekonomian Amerika yang dikenal sebagai model input-output I-O. Model yang dikemukakan ini dikenal sebagai model input-output linear Leontief. Isard 1998 menjelaskan bahwa model I-O dapat memberikan gambaran menegnai ekonomi dan keterkaitan antar sektor di suatu wilayah serta memberikan masukan sebagai alternatif kebijakan dan program pembangunan wilayah. Tabel Input-Output merupakan suatu uraian statistik dalam bentuk matriks yang menggambarkan transaksi penggunaan barang dan jasa antar berbagai kegiatan ekonomi. Sebagai metode kuantitatif, Tabel I-O memberikan gambaran menyeluruh tentang: 1 Struktur perekonomian negarawilayah yang mencakup output dan nilai tambah masing-masing sektor. 2 Struktur input antara berupa transaksi penggunaan barang dan jasa antar sektor produksi. 3 Struktur penyediaan barang dan jasa, baik berupa produksi dalam negeri produksi Jawa Timur, maupun barang impor atau yang berasal dari negarapropinsi lain. 4 Struktur permintaan barang dan jasa, meliputi permintaan oleh berbagai sektor produksi di Jawa Timur dan permintaan untuk konsumsi, investasi dan ekspor. Secara sederhana struktur tabel I-O terbagi atas empat kuandran, yaitu intermediate quadrant Kuadran I, final demand quadrant Kuadran II, primary input quadrant Kuadran III dan primary input to final demand quadrant Kuadran IV, seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Struktur Dasar Tabel I-O Permintaan Antara Permintaan Akhir Y Input Antara Kuadran I n ×n Kuadran II n ×m Nilai Tambah Kuadran III p ×n Kuadran IV p ×m Keterangan: n : banyaknya sektoragregasi jenis lapangan usaha dalam sistem ekonomi m : banyaknya jenisagregasi jenis permintaan akhir, yang meliputi: pengeluaran rumah tangga, pengeluaran pemerintah, investasi pembentukan barang modal, dan perubahan stok, dan ekspor. p : banyaknya jenisagregasi jenis input primer diluar impor, yang meliputi: upah dan gaji, pajak tak langsung, dan surplus usaha. Kuadran I merupakan gambaran transaksi antar sektor dalam proses produksi. Kuadran ini menunjukkan ketergantungan ekonomi antara sektor-sektor produksi dalam suatu perekonomian. Pengetahuan tentang ketergantungan ekonomi atau ‘economic linkages ’ ini sangat berguna jika kita ingin mengamati pentingnya suatu sektor terhadap kinerja sektor yang lain. Suatu bentuk perubahan tingkat output satu sektor akan 26 menyebabkan adanya reaksi ekonomi pada sektor lain yang ada dalam tabel melalui keterkaitan ekonomi. Kuadran II menunjukkan matriks permintaan akhir terhadap output masing- masing sektor. Total permintaan akhir terhadap output suatu sektor sama dengan jumlah dari permintaan konsumsi rumah tangga household consumption, pengeluaran pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok, dan ekspor untuk output sektor yang bersangkutan. Kuadran III menunjukkan matriks nilai tambah added values masing-masing sektor faktor produksi plus impor. Kuadran ini mendaftar input-input ‘awal’ setiap sektor dalam sistem produksi. Input-input awal ini meliputi gaji dan upah, surplus usaha, penyusutan, pajak tak langsung neto dan subsidi, dan impor. Nilai tambah bruto PDB untuk level nasional, atau PDRB untuk level regional dari suatu sektor merupakan penjumlahan dari input-input tersebut kecuali impor. Kuadran IV merupakan transfer nilai tambah antar institusi yang meliputi: rumah tangga, pemerintah, perusahaan swasta, dan institusi eksternal wilayah atau luar negeri. Bendavid-Val, 1991 Tabel 3. Struktur Tabel I-O Wilayah Permintaan Internal Wilayah Permintaan Antara Permintaan Akhir Permintaan Eksternal Wilayah Total Output 1 2 … j … n C G I E 1 x 11 … … x 1j … x 1n c 1 g 1 i 1 e 1 x 1 2 x 21 … … x 2j … x 2n c 2 g 2 i 2 e 2 x 2 : … … … … … … … … … … … i … … … x ij … … c i g i i i e i x i : … … … … … … … … … … … Inpu t An tara n x n1 … … x nj … x nn c n g n i n e n x n W w 1 … … w j … w n c w g w i w e w w T t 1 … … t j … t n c t g t i t e t t Inpu t In tern al Wilay ah Nilai Tamba h S s 1 … … s j … s n c s g s i s e s s Input Eksternal Wilayah M m 1 … … m j … m n c m g m i m Total Input x 1 … … x j … x n c g i Keterangan: i,j : sektor ekonomi: i=1,2,..,n; j=1,2,..,n x ij : banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input sektor j x i : total output sektor i; x j : total input sektor j; untuk sektor yang sama i=j, total output sama dengan total intput x i =x j c i : permintaan konsumsi rumah tangga terhadap output sektor i 27 g i : permintaan konsumsi pengeluaran belanja rutin pemerintah terhadap output sektor i i i : permintaan pembentukan modal tetap netto investasi dari output sektor i; output sektor i yang menjadi barang modal e i : ekspor barang dan jasa sektor i, output sektor i yang diekspordijual ke luar wilayah, permintaan wilayah eksternal terhadap output sektor i y i : total permintaan akhir terhadap output sektor i y i =c i +g i +i i +e i w j : pendapatan upah dan gaji rumah tangga dari sektor j, nilai tambah sektor j yang dialokasikan sebagai upah dan gaji anggota rumah tangga yang bekerja di sektor j t j : pendapatan pemerintah pajak tak langsung dari sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi pendapatan asli daerah dari sektor j s j : surplus usaha sektor j, nilai tambah sektor j yang menjadi surplus usaha m j : impor sektor j, komponen input produksi sektor j yang diperolehdibeli dari luar wilayah Tiap kuadran dalam Tabel I-O dinyatakan dalam bentuk matriks, dengan dimensi seperti pada Tabel 2. Susunan dalam bentuk matriks tersebut memperlihatkan suatu jalinan yang kait mengait antar sektor. Dalam Tabel I-O terdapat suatu patokan yang amat penting, yaitu jumlah output suatu sektor harus sama dengan jumlah inputnya, ilustrasi Tabel I-O seperti pada Tabel 3. Seperti telah disinggung sebelumnya, Tabel I-O merupakan alat analisis untuk melihat struktur keterkaitan linkages ekonomi antar sektor dalam suatu perekonomian. Untuk keperluan analisis, parameter yang paling utama adalah koefisien teknologi a ij yang secara matematis diformulasikan sebagai berikut: j ij ij x x a = atau x ij = a ij . x j keterangan: a ij : rasio antara banyaknya output sektor i yang digunakan sebagai input sektor j =X ij terhadap total input sektor j =X j . Dengan memperhatikan Tabel 3 maka Tabel I-O secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: a 11 x 1 + a 12 x 2 + … a 1j x j …+ a 1n x n + y 1 = x 1 a 21 x 1 + a 22 x 2 + … a 2j x j …+ a in x n + y 2 = x 2 : : : a i 1 x 1 + a i 2 x 2 + … a ij x j. … + a in x n + y i = x i : : : a n 1 x 1 + a n 2 x 2 + … a ij x n….. + a nn x n + y n = x n atau ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ + ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ n i n i n i nn n n ij n n x x x x y y y y x x x x a a a a a a a a a a 2 1 2 1 2 1 2 1 2 22 21 1 12 11 : M Dengan notasi matriks dirumuskan sebagai berikut: AX + Y = X Matriks A merupakan matriks koefisien hubungan langsung antar sektor koefisien teknologi, dengan demikian maka: X – AX = Y I – AX= Y X = I – A -1 .Y Matriks I–A dikenal sebagai matriks Leontief, merupakan parameter penting di dalam analisis I-O. Invers matriks tersebut, matriks I-A -1 atau B adalah matriks invers Leontief matriks saling hubungan langsung dan tidak langsung antar sektor. Karena BY Y A I = − −1 , maka peningkatan produksi X merupakan akibat tarikan permintaan akhir Y, dan gradien peningkatannya ditentukan oleh elemen-elemen matriks B. Yang perlu diperhatikan dalam analisis I-O adalah, bahwa Tabel I-O disusun berdasarkan asumsi-asumsi sebagai berikut: 1 Prinsip Homogenitas: aktifitas-aktifitas ekonomi yang dikategorikan kedalam suatu sektor tertentu diasumsikan memiliki karakteristik sistem produksi yang homogen yakni struktur input dan output yang homogen dan tidak ada substitusi input antar aktifitas satu dengan aktifitas lainnya. 2 Prinsip LinieritasProporsionalitas: proporsi input-input suatu sektor bersifat tetap, tidak bergantung pada skala produksioutput constant return to scale. 3 Prinsip Aditivitas: kinerja sistem produksi suatu sektor ditentukan oleh kinerja sistem produksi sektor-sektor lainnya, namun pengaruh dari masing-masing sektor tersebut bersifat sendiri-sendiri tidak bersifat interaktif. Rustiadi, 2005 29

4.3.2. Membangun Tabel I-O Jawa Timur dengan Metode RAS