Pembangunan Industri Tinjauan Teoritis 1. Pembangunan Ekonomi Wilayah

pembangunan wilayah. Pembangunan wilayah secara keseluruhan diarahkan pada peningkatan kualitas masyarakat, pertumbuhan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan pendapatan masyarakat, kesejahteraan sosial, serta taraf hidup masyarakat. Pertumbuhan menyangkut perkembangan berdimensi tunggal dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi output dan pendapatan. Pertumbuhan berbeda dengan pembangunan ekonomi yang mengandung arti lebih luas dan mencakup perubahan pada tata susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh Djojohadikusumo,1994. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau perkembangan jika tingkat kegiatan ekonominya meningkat atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, suatu wilayah mengalami perkembangan jika jumlah barang dan jasa secara fisik yang dihasilkan perekonomian bertambah besar pada tahun berikutnya. Oleh karena itu, untuk melihat peningkatan jumlah barang yang dihasilkan maka pengaruh perubahan harga-harga terhadap nilai pendapatan daerah pada berbagai tahun harus dihilangkan. Caranya adalah dengan melakukan perhitungan pendapatan daerah didasarkan atas harga konstan. Laju pertumbuhan ekonomi pada suatu tahun tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini : 100 1 1 × − = − − t t t t Yr Yr Yr G Dimana G t adalah tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang dinyatakan dalam persen, Yr t adalah pendapatan daerah riil pada tahun t, dan Yr t-1 adalah pendapatan daerah riil pada tahun t-1. Widodo, 1990

2.1.2. Pembangunan Industri

Industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan perdagangan antarnegara, yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan struktur ekonomi di banyak negara, dari basis pertanian menjadi basis industri. Perubahan tersebut dikarenakan di banyak negara tidak ada perekonomian yang mampu bertumpu pada sektor-sektor primer pertanian dan pertambangan dalam jangka panjang. Tambunan, 2003 8 Tambunan 2003 menjelaskan bahwa selain perbedaan kemampuan dalam pengembangan teknologi dan inovasi, serta laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita ada faktor-faktor lain yang menyebabkan intensitas dari proses industrialisasi berbeda antarnegara, faktor-faktor tersebut adalah : 1 Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Suatu negara yang memiliki industri-industri dasar atau industri-industri primer hulu pada awal pembangunan ekonomi atau industrialisasinya akan mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat dibandingkan negara-negara yang hanya memiliki industri-industri hilir. 2 Besarnya pasar dalam negeri yang ditentukan oleh kombinasi antar jumlah populasi dan tingkat pendapatan nasional per kapita. Pasar dalam negeri yang besar dan tingkat pendapatan yang besar merangsang pertumbuhan kegiatan- kegiatan ekonomi, termasuk industri dengan asumsi faktor-faktor penentu lainnya mendukung. Jika pasar domestik kecil, maka ekspor merupakan alternatif satu-satunya untuk mencapai produksi optimal. 3 Ciri industrialisasi. Yang dimaksud disini adalah cara pelaksanaan industrialisasi, seperti tahapan dari implementasi, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan sektor industri, dan insentif yang diberikan termasuk kepada investor. 4 Keberadaan sumberdaya alam SDA. Ada kecenderungan bahwa negara-negara yang kaya SDA, tingkat diversifikasi dan laju pertumbuhan ekonominya relatif rendah, dan negara tersebut cenderung tidak atau terlambat melakukan industrialisasi atau prosesnya berjalan relatif lebih lambat dibandingkan negara- negara yang kurang SDA. 5 Kebijakan atau strategi pemerintah yang diterapkan, termasuk instrumen- instrumen dari kebijakan seperti tax holiday, bebas bea masuk terhadap impor bahan baku, pinjaman dengan bunga murah yang digunakan dan cara implementasinya. Perekonomian negara-negara berkembang pada dekade 1950-an dan 1960-an masih didominasi oleh sektor-sektor primer, khususnya pertanian, akan tetapi setelah melewati suatu proses pembangunan dan modernisasi ekonomi yang cukup lama sektor- sektor sekunder seperti industri dan bangunan dan sektor-sektor tersier jasa, 9 termasuk keuangan menjadi lebih penting dibandingkan sektor primer. Negara-negara di Asia Timur seperti Korea Selatan, Taiwan dan Hongkong, dan Asia Tenggara yaitu Singapura dapat dianggap sebagai negara-negara berkembang yang berhasil mentransformasikan struktur ekonomi mereka dengan tingkat efisiensi dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama periode yag cukup panjang. Tambunan, 2001 Pembangunan ekonomi di suatu negara dalam periode jangka panjang akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi yang dititikberatkan pada sektor pertanian ke ekonomi yang didominasi oleh sektor industri. Dalam Tambunan 2001, Kuznets menjelaskan bahwa perubahan struktur ekonomi dapat didefinisikan sebagai rangkaian perubahan dalam komposisi permintaan, perdagangan luar negeri ekspor dan impor, produksi dan penggunaan faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal yang diperlukan guna mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Todaro 2003 menjelaskan bahwa kajian mengenai perubahan struktural memusatkan perhatiannya pada mekanisme yang memungkinkan negara-negara yang masih terbelakang untuk mentransformasikan struktur perekonomian dalam negeri mereka dari pola perekonomian pertanian subsisten tradisional ke perekonomoian yang lebih modern, perekonomian yang memiliki sektor industri manufaktur yang lebih bervariasi dan sektor-sektor jasa yang lebih tangguh Penelitian yang dilakukan oleh Chenery dan Syrquin tentang transformasi struktur ekonomi menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita, perekonomian suatu negara akan bergeser dari semula yang mengandalkan pertanian atau sektor pertambangan, menuju sektor industri. Transformasi struktural dapat dilihat pada perubahan pangsa nilai output agregat atau nilai tambah dari setiap sektor di dalam pembentukan produk domestik bruto, atau produk nasional bruto atau pendapatan nasional. Tambunan, 2001

2.1.3. Peranan Sektor Industri dalam Pembangunan Wilayah