Struktur Nilai Tambah Bruto

tersebut terus berusaha meningkatkan produksinya sendiri, dengan mengurangi ketergantungan pada impor.

6.1.2. Struktur Nilai Tambah Bruto

Nilai Tambah Bruto NTB merupakan balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi. Dalam penelitian ini NTB dirinci menjadi upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tak langsung netto. Tabel 10 . Struktur NTB di Jawa Timur Tahun 2000 dan 2004 Berdasarkan Peringkat Tahun 2000 Tahun 2004 Peringkat Sektor NTB Sektor NTB 1 perdagangan, hotel, restoran 23.08 perdagangan, hotel, restoran 25.11 2 makanan, minuman, tembakau 15.00 makanan, minuman, tembakau 12.68 3 pertanian 12.46 jasa-jasa 11.41 4 jasa-jasa 9.42 pertanian 9.90 5 transportasi 4.86 transportasi 4.74 6 konstruksi 4.70 peternakan 4.23 7 perkebunan 4.28 lembaga keuangan 4.14 8 lembaga keuangan 4.02 kertas, barang dari cetakan 3.67 9 textil, barang dari kulit, alas kaki 2.67 perkebunan 3.22 10 peternakan 2.50 konstruksi 3.10 11 listrik, gas, air bersih 2.41 logam dasar besi dan baja 2.30 12 kertas, barang dari cetakan 1.84 listrik, gas, air bersih 2.20 13 barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 1.69 pupuk, kimia, barang dari karet 2.16 14 alat angkutan, mesin, dan peralatannya 1.66 perikanan 1.85 15 pertambangan non migas 1.64 komunikasi 1.80 16 logam dasar besi dan baja 1.53 pertambangan non migas 1.71 17 perikanan 1.50 barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 1.28 18 komunikasi 1.40 textil, barang dari kulit, alas kaki 1.23 19 semenbarang galian bukan logam 1.20 industri manufaktur lainnya 1.21 20 pupuk, kimia, barang dari karet 0.89 semenbarang galian bukan logam 0.92 21 kehutanan 0.48 alat angkutan, mesin, dan peralatannya 0.63 22 pertambangan migas 0.47 kehutanan 0.29 23 industri manufaktur lainnya 0.30 pertambangan migas 0.22 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah Nilai tambah terbesar pada tahun 2000 dan 2004 adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan distribusi terhadap seluruh sektor meningkat dari 23.08 persen menjadi 25.11 persen. Pada peringkat kedua adalah sektor industri makanan, 50 minuman, dan tembakau dengan persentase yang menurun dari 15.00 menjadi 12.68. pada peringkat ketiga adalah sektor pertanian dengan persentase 12.46 dan pada tahun 2004 pada peringkat keempat dengan nilai persentase menurun sebesar 9.90, dan pada peringkat keempat pada tahun 2000 adalah sektor jasa 9.42 persen, sedangkan pada tahun 2004 nilainya meningkat 11.41 persen menduduki peringkat ketiga. Pada Tabel 10 diketahui bahwa untuk sektor-sektor sebagai bahan baku sektor industri manufaktur yaitu sektor pertambangan migas, peternakan, dan perikanan, mengalami penurunan, akan tetapi dilihat dari nilai absolutnya sektor-sektor tersebut mengalami peningkatan kecuali pertambangan migas. Sektor lainnya yang merupakan sektor bahan baku industri mengalami peningkatan baik pangsa dan nilai absolutnya, sektor-sektor tersebut adalah pertanian, kehutan, dan non migas. Hal ini menunjukkan sektor industri manufaktur di Jawa Timur ditopang dengan sektor pendukung yang semakin menguat Pada Tabel 11 dan Gambar 4 dijelaskan bahwa sektor industri manufaktur dengan penciptaan NTB terbesar pada perekonomian Jawa Timur pada tahun 2000 dan 2004 adalah industri makanan, minumann, dan tembakau. Pangsa NTB sektor industri yang meningkat adalah industri kertas dan barang dari cetakan, industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, industri logam dasar besi dan baja, serta industri manufaktur lainnya. 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 IMMT IT E X IB K H IK B C IP K K IS GNL IL D B IA M P IM L Sektor P angs a Th. 2000 Th. 2004 Gambar 4. Pangsa NTB Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur Sektor industri manufaktur yang mengalami penurunan pangsa NTB adalah industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki, industri kertas, dan barang dari cetakan, industri semen dan barang galian non logam, da industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya. Tabel 11. Nilai, Pangsa, dan Rasio NTB Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur Nilai Juta Rp Pangsa Sektor 1 Th. 2000 2 Th. 2004 3 Th. 2000 4 Th. 2004 5 Rasio 32 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT 25450494 43343037 15.00 12.68 1.70 Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki ITEX 4531675 4194511 2.67 1.23 0.93 Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya IBKH 2872222 4369036 1.69 1.28 1.52 Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC 3117529 12537646 1.84 3.67 4.02 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK 1512987 7381136 0.89 2.16 4.88 Industri Semen dan Barang Galian Non Logam ISGNL 2031398 3130329 1.20 0.92 1.54 Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB 2599867 7869845 1.53 2.30 3.03 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya IAMP 2818800 2156267 1.66 0.63 0.76 Industri Manufaktur Lainnya IML 507092 4129822 0.30 1.21 8.14 Total Industri Manufaktur 45442064 89111629 26.78 26.07 1.96 Total Seluruh Sektor 169680620 341765923 100.00 100.00 2.01 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah Dilihat dari nilai absolutnya hampir semua subsektor industri manufaktur mengalami kenaikan nilai NTB, kecuali industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki dengan rasio 0.93, serta industri alat, angkutan, mesin, dan peralatannya, dengan rasio 0.76, atau dengan kata lain nilai NTB industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya pada tahun 2004 mengalami penurunan yaitu sebesar 0.76 kali dari tahun 2000, hal ini menunjukkan industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya mengalami penurunan yang paling besar. Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa kedua sektor tersebut juga mengalami penurunan nilai output, dengan industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya memiliki rasio kenaikan output yang paling rendah. 52 Industri manufaktur yang memiliki rasio kenaikan NTB tahun 2004 paling besar adalah industri pupuk, kimia, dan barang karet dengan kenaikan 4.88 kali nilai dari tahun 2000, begitu pula dilihat dari nilai output sektor ini juga memiliki rasio paling besar. Dari nilai output dan NTB menunjukkan sektor ini mengalami kenaikan dalam sisi produksi, hal ini juga dikuatkan dengan nilai impor yang menurun pada tahun 2004, dan jumlah unit usaha yang meningkat. Tabel 12. Komposisi NTB Menurut Komponennya di Jawa Timur Tahun 2000 dan 2004 2000 2004 Komposisi NTB Nilai Juta Rp Distribusi Nilai Juta Rp Distribusi Upah dan Gaji 66589218 39.24 131945462 38.61 Surplus Usaha 68468442 40.35 141406229 41.38 Penyusutan 15784988 9.30 32705427 9.57 Pajak Tidak Langsung Neto 18837972 11.10 35708805 10.45 Total 169680620 100.00 341765923 100.00 Sumber: Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah Dilihat dari komponen NTB-nya maka komponen surplus usaha yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi Jawa Timur memiliki nilai terbesar. Pada tahun 2000 surplus usaha yang diciptakan perekonomian Jawa Timur sebesar Rp 68.468.442,00 juta, dan pada tahun 2004 sebesar Rp 141.406.229 juta, dengan distribusi 41.38 persen dari keseluruhan NTB. Komponen upah dan gaji yang diciptakan perekonomian Jawa Timur memiliki porsi 39.24 persen dan menurun menjadi 38.61 persen, sedangkan komponen penyusutan meningkat menjadi sebesar 9.57 persen pada tahun 2004, pajak tidak langsung menurun menjadi sebesar 10.45 persen. Upah dan Gaji Jika upah dan gaji dilihat dari keseluruhan sektor maka upah dan gaji tahun 2000 terbesar adalah upah dan gaji yang diciptakan oleh sektor pertanian, pada peringkat kedua adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran, ketiga adalah sektor jasa, dan sektor industri manufaktur yaitu industri makanan, minuman dan tambakau pada urutan ke empat. Upah dan gaji pada tahun 2004 dengan nilai terbesar adalah sektor jasa, dan 53 sektor industri manufaktur yaitu industri makanan, minuman, dan tembakau pada peringkat ke empat. Dilihat dari pangsanya, upah dan gaji sektor industri manufaktur yang meningkat pada tahun 2004 adalah industri kertas dan barang dari cetakan, industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, industri logam dasar besi dan baja, dan industri manufaktur lainnya. Dilihat dari nilai absolutnya, hampir seluruh subsektor industri manufaktur mengalami peningkatan kecuali industri alat, angkutan, mesin, dan peralatannya, dengan rasio paling kecil yaitu 0.77, yang berarti besarnya nilai tambah yang diterima masyarakat berupa upah gaji pada tahun 2004 adalah sebesar 0.77 kali dari tahun 2000. Tabel 13. Nilai, Pangsa, dan Rasio Upah dan Gaji Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur Nilai Juta Rp Pangsa Sektor 1 Th. 2000 2 Th. 2004 3 Th. 2000 4 Th. 2004 5 Rasio 32 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT 7508465 11604249 11.28 8.79 1.55 Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki ITEX 1745946 1775624 2.62 1.35 1.02 Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya IBKH 925638 1474505 1.39 1.12 1.59 Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC 1492764 6275279 2.24 4.76 4.20 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK 824953 3979211 1.24 3.02 4.82 Industri Semen dan Barang Galian Non Logam ISGNL 1027823 1624740 1.54 1.23 1.58 Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB 794599 2434139 1.19 1.84 3.06 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya IAMP 1351690 1043456 2.03 0.79 0.77 Industri Manufaktur Lainnya IML 185680 1593118 0.28 1.21 8.58 Total Industri Manufaktur 15857558 31804321 23.81 24.10 2.01 Total Seluruh Sektor 66589218 131945462 100.00 100.00 1.98 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah Surplus Usaha Sedangkan sektor dengan surplus usaha terbesar pada tahun 2000 dan 2004 adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan yang meningkat dari 23.67 menjadi 24.62 persen. Pada posisi kedua adalah sektor pertanian dengan persentase 54 yang meningkat dari 11.58 menjadi 12.69 persen pada tahun 2004. Posisi ketiga adalah sektor industri manufaktur makanan, minuman, dan tembakau dengan persentase yang menurun. Pada sektor industri manufaktur sendiri, penciptaan surplus usaha terbesar tahun 2000 dan 2004 adalah industri makanan, minuman, dan tembakau. Diketahui dari Gambar 7 bahwa pangsa beberapa surplus usaha subsektor industri manufaktur mengalami penurunan, dan peningkatan, akan tetapi jika dilihat dari nilai absolutnya maka industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya, dan industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki saja yang mengalami penurunan., dengan rasio dibawah satu, yaitu berturut-turut 0.77, dan 0.86. Hal ini menunjukkan nilai tambah yang diterima oleh pengusaha berupa surplus usaha pada kedua industri tersebut mengalami penurunan. 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 IMMT IT E X IB K H IK B C IP K K IS GNL IL D B IA M P IM L Sektor Pangs a Th. 2000 Th. 2004 Dari Tabel 13 dan 14, diketahui bahwa sektor industri manufaktur yang memiliki nilai surplus usaha dan upah gaji terbesar pada tahun 2000 dan 2004 adalah sektor makanan, minuman, tembakau, meskipun pangsanya semakin menurun, akan tetapi nilai absolutnya meningkat. Surplus usaha dan upah dan gaji terbesar, berarti sektor ini memberikan keuntungan pada pengusaha paling besar, serta memberikan Gambar 5. Struktur Surplus Usaha Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur 55 balas jasa kepada masyarakat berupa upahgaji paling besar pula, maka sektor ini merupakan sektor unggulan dalam pengembangan perekonomian wilayah dilihat dari sisi surplus usaha dan upahgaji. Dilihat pangsanya yang semakin menurun, maka sektor ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah, agar jangan sampai mengalami penurunan terus menerus tiap tahunnya. Tabel 14. Nilai, Pangsa, dan Rasio Surplus Usaha Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur Nilai Juta Rp Pangsa Sektor 1 Th. 2000 2 Th. 2004 3 Th. 2000 4 Th. 2004 5 Rasio 32 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT 7032969 12761428 10.27 9.02 1.81 Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki ITEX 2323308 1992078 3.39 1.41 0.86 Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya IBKH 1447917 2215182 2.11 1.57 1.53 Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC 1048764 3935923 1.53 2.78 3.75 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK 494654 2403574 0.72 1.70 4.86 Industri Semen dan Barang Galian Non Logam ISGNL 842881 1240493 1.23 0.88 1.47 Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB 1580792 4734935 2.31 3.35 3.00 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya IAMP 1117572 865554 1.63 0.61 0.77 Industri Manufaktur Lainnya IML 299322 2394843 0.44 1.69 8.00 Total Industri Manufaktur 16188179 32544010 23.64 23.01 2.01 Total Seluruh Sektor 68468442 141406229 100.00 100.00 2.07 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah Penyusutan Barang Modal Penyusutan barang modal adalah biaya atas pemakaian barang modal tetap dalam kegiatan produksi, dengan memperkirakan penurunan nilai dari barang tersebut yang disebabkan dalam pemakaiannya dalam kegitan produksi. Dilihat pada Tabel 15 diketahui bahwa penyusutan industri pupuk, kimia, dan barang dari karet memiliki peningkatan yang paling besar, hal ini dimungkinkan karena industri ini banyak menggunakan bahan kimia yang menyebabkan mesin-mesin yang digunakan lebih rentan terkena korosi, sehingga rasio penyusutannya paling besar. Nilai penyustan yang mengalmi penurunan yang paling besar adalah industri alat, angkutan, mesin, dan peralatannya. Hal ini dimungkinkan karena berkurangnya nilai output dan NTB di industri ini rasio output 0.50, rasio NTB 0.76, sehingga nilai penyusutannya juga menurun. Selain itu dapat juga dikarenakan sektor ini memiliki teknologi yang cukup tinggi sehingga dimungkinkan nilai penyutannya kecil, atau dapat dikatakan nilai ekonomis mesin-mesin yang digunakan semakin panjang akibat penggunaan teknologi. Tabel 15. Nilai, Pangsa, dan Rasio Penyusutan Barang Modal Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur Nilai Juta Rp Pangsa Sektor 1 Th. 2000 2 Th. 2004 3 Th. 2000 4 Th. 2004 5 Rasio 32 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT 1121336 1880779 7.10 5.75 1.68 Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki ITEX 271270 250380 1.72 0.77 0.92 Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya IBKH 225238 306848 1.43 0.94 1.36 Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC 443685 1792026 2.81 5.48 4.04 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK 111996 581614 0.71 1.78 5.19 Industri Semen dan Barang Galian Non Logam ISGNL 110844 182860 0.70 0.56 1.65 Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB 105491 329324 0.67 1.01 3.12 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya IAMP 218329 154443 1.38 0.47 0.71 Industri Manufaktur Lainnya IML 13822 85373 0.09 0.26 6.18 Total Industri Manufaktur 2622011 5563647 16.61 17.01 2.12 Total Seluruh Sektor 15784988 32705427 100.00 100.00 2.07 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah Pajak Tak Langsung Neto Pajak tak langsung adalah selisih dari pajak tak langsung dan subsidi. Sedangkan pajak tak langsung mencakup pajak impor, bea masuk, pajak pertambahan nilai, cukai dan sebagainya. Penyumbang pajak terbesar pada tahun 2000 dan 2004 adalah industri makanan, minuman, dan tembakau dengan pangsa pada tahun 2000 sebesar 46.93 persen dan meningkat menjadi 51.96 persen pada tahun 2004, hal ini jelas dikarenakan nilai output, dan NTB industri ini paling tinggi diantara industri lainnya. 57 Peningkatan penerimaan pajak paling besar adalah dari industri alat, angkutan, mesin, dan peralatannya dengan rasio 1.41. Peningkatan pajak terbesar kedua adalah industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki dengan rasio 1.08. Dilihat dari nilai output dan impornya kedua sektor ini mengalami penurunan pada tahun 2004, begitupula pangsanya yang masing-masing kurang dari 5 persen dari keseluruhan sektor, akan tetapi peningkatan nilai pajaknya paling besar. Hal tersebut dianggap wajar karena jika dicermati pada Tabel 16, nilai pajak kedua sektor tersebut masing-masing kurang lebih satu persen dari pajak total sektor. Tabel 16. Nilai, Pangsa, dan Rasio Pajak Tak Langsung Neto Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur Nilai Juta Rp Pangsa Sektor 1 Th. 2000 2 Th. 2004 3 Th. 2000 4 Th. 2004 5 Rasio 32 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT 17096581 9787724 46.93 51.96 0.57 Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki ITEX 176429 191151 0.48 1.01 1.08 Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya IBKH 372501 273429 1.02 1.45 0.73 Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC 534418 132316 1.47 0.70 0.25 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK 416737 81384 1.14 0.43 0.20 Industri Semen dan Barang Galian Non Logam ISGNL 82236 49850 0.23 0.26 0.61 Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB 371447 118985 1.02 0.63 0.32 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya IAMP 92814 131209 0.25 0.70 1.41 Industri Manufaktur Lainnya IML 56488 8268 0.16 0.04 0.15 Total Industri Manufaktur 19199651 10774316 52.70 57.19 0.56 Total Seluruh Sektor 36428607 18837972 100.00 100.00 0.52 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah

6.1.3. Struktur Permintaan Akhir