Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Indeks Daya Penyebaran IDP

Tabel 29. Nilai DBL dan DIBL di Jawa Timur Tahun 2000 dan 2004 2000 2004 No Sektor DBL DIBL DBL DIBL 1 Pertanian 0.11 1.20 0.10 1.15 2 Perkebunan 0.15 1.29 0.08 1.13 3 Peternakan 0.23 1.38 0.12 1.18 4 Kehutanan 0.04 1.05 0.49 1.71 5 Perikanan 0.10 1.20 0.26 1.44 6 Pertambangan migas 0.67 2.15 0.53 1.84 7 Pertambangan non migas 0.10 1.19 0.07 1.11 8 Makanan, minuman, tembakau 0.48 1.77 0.57 1.91 9 Textil, barang dari kulit, alas kaki 0.71 2.28 0.63 1.95 10 Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 0.66 1.89 0.45 1.75 11 Kertas, barang dari cetakan 0.68 2.44 0.63 2.14 12 Pupuk, kimia, barang dari karet 0.79 2.56 0.72 2.20 13 Semenbarang galian bukan logam 0.68 2.20 0.64 1.99 14 Logam dasar besi dan baja 0.48 1.92 0.38 1.61 15 Alat angkutan, mesin, dan peralatannya 0.68 2.43 0.49 1.81 16 Industri manufaktur lainnya 0.69 2.37 0.61 1.98 17 Listrik, gas, air bersih 0.43 1.78 0.34 1.50 18 Konstruksi 0.47 1.92 0.51 1.87 19 Perdagangan, hotel, restoran 0.34 1.58 0.31 1.47 20 Transportasi 0.30 1.65 0.16 1.26 21 Komunikasi 0.06 1.10 0.09 1.12 22 Lembaga keuangan 0.19 1.35 0.21 1.34 23 Jasa-jasa 0.15 1.30 0.13 1.22 Sumber: Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah

6.2.3. Daya Penyebaran dan Derajat Kepekaan Indeks Daya Penyebaran IDP

Sektor dengan daya penyebaran tinggi memberikan indikasi bahwa sektor tersebut memiliki keterkaitan kebelakang yang cukup kuat dibanding sektor lainnya, dan bila IDP1 maka sektor tersebut memiliki daya penyebaran diatas rata-rata dibanding daya penyebaran sektor keseluruhan. Indeks daya penyebaran juga dikenal dengan backward power of dispersion. Nilai IDP paling tinggi pada tahun 2000 adalah sektor pupuk, kimia, dan barang dari karet yaitu sebesar 1.47. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan 1 unit output sektor tersebut akan menyebabkan naiknya output sektor-sektor lain termasuk sektornya sendiri secara keseluruhan sebesar 1.47 unit atau dengan kata lain bahwa sumbangan relatif sektor pupuk, kimia, dan barang dari karet dalam memenuhi permintaan akhir keseluruhan sektor perekonomian sebesar 1.47 unit satuan. Pada tahun 2004 daya penyebaran sektor ini tetap paling besar meskipun dibandingkan tahun 2000 nilainya menurun menjadi 1.38. Tabel 30 . Nilai IDP dan IDK di Jawa Timur Tahun 2000 dan 2004 2000 2004 No Sektor IDP IDK IDP IDK 1 Pertanian 0.69 0.75 0.72 0.96 2 Perkebunan 0.74 0.78 0.71 0.77 3 Peternakan 0.79 0.99 0.74 0.96 4 Kehutanan 0.60 1.00 1.07 1.03 5 Perikanan 0.69 0.63 0.90 0.72 6 Pertambangan migas 1.24 0.74 1.16 0.65 7 Pertambangan non migas 0.68 0.80 0.70 0.89 8 Makanan, minuman, tembakau 1.02 0.91 1.19 1.12 9 Textil, barang dari kulit, alas kaki 1.31 0.77 1.22 0.73 10 Barang dari kayu dan hasil hutan lainnya 1.09 0.75 1.10 0.77 11 Kertas, barang dari cetakan 1.40 1.07 1.34 1.20 12 Pupuk, kimia, barang dari karet 1.47 1.73 1.38 1.41 13 Semenbarang galian bukan logam 1.26 0.80 1.25 0.97 14 Logam dasar besi dan baja 1.10 1.61 1.01 1.26 15 Alat angkutan, mesin, dan peralatannya 1.40 0.90 1.14 0.68 16 Industri manufaktur lainnya 1.36 1.60 1.24 0.86 17 Listrik, gas, air bersih 1.02 0.93 0.94 1.01 18 Konstruksi 1.11 0.58 1.17 0.63 19 Perdagangan, hotel, restoran 0.91 1.74 0.92 2.38 20 Transportasi 0.95 1.63 0.79 1.21 21 Komunikasi 0.63 0.70 0.70 0.79 22 Lembaga keuangan 0.78 0.85 0.84 0.97 23 Jasa-jasa 0.75 0.74 0.76 1.04 Sumber: Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah Tabel 30 menunjukkan bahwa hampir semua sektor-sektor industri manufaktur mengalami penurunan nilai IDP, kecuali industri makanan, minuman, dan tembakau dari 1.02 menjadi 1.16 pada tahun 2004, dan industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya dari 1.09 menjadi 1.10. Nilai IDP sektor industri manufaktur pada tahun 2000 hingga 2004 yang mengalami penurunan tersebut menunjukkan sektor industri manufaktur mengalami daya dorong yang semakin melemah. 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 MMT TE X BK H KB C PK K S GNL LD B AM P IM L Sektor ID P Th. 2000 Th. 2004 Rasio peningkatan industri manufaktur yang lebih besar dari satu adalah industri makanan, minuman, dan tembakau dengan rasio 1.17, dan industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya meskipun rasionya 1.01, yang berarti kedua sektor tersebut memiliki pengaruh keterkaitan kebelakang terhadap sektor lainnya semakin kuat. Akan tetapi jika dilihat dari rasio seluruh sektor industri manufaktur memiliki nilai yang mendekati satu, atau berarti pengaruhnya masih bisa dikatakan tetap. Tabel 31. Nilai, dan Rasio IDP Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur IDP Sektor 1 Th. 2000 2 Th. 2004 3 Rasio 32 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT 1.02 1.19 1.17 Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki ITEX 1.31 1.22 0.93 Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya IBKH 1.09 1.10 1.01 Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC 1.40 1.34 0.96 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK 1.47 1.38 0.94 Industri Semen dan Barang Galian Non Logam ISGNL 1.26 1.25 0.99 Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB 1.10 1.01 0.91 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya IAMP 1.40 1.14 0.81 Industri Manufaktur Lainnya IML 1.36 1.24 0.90 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah Gambar 12. IDP Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur 80 Indeks Derajat Kepekaan IDK Indeks derajat kepekaan merupakan kekuatan relatif permintaan akhir suatu sektor dalam mendorong pertumbuhan produksi total seluruh sektor perekonomian, yang menunjukkan nilai ketergantungan suatu sektor terhadap sektor lain, dengan kata lain sektor yang memiliki nilai IDK tinggi maka sektor tersebut memiliki ketergantungankepekaan yang tinggi dengan sektor lain atau disebut juga forward power of dispersion . 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 IMMT ITE X IB K H IK B C IP K K IS G N L IL D B IA M P IM L Sektor ID K T h. 2000 T h. 2004 Sektor dengan nilai IDK terbesar pada tahun 2000 adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran dari 1.74 menjadi 2.38. IDK 2.38 dapat diartikan bahwa kekuatan relatif sektor perdagangan, hotel, dan restoran dalam mendorong pertumbuhan produksi total seluruh sektor perekonomian sebesar 2.38 unit satuan. Pada posisi kedua adalah sektor industri manufaktur yaitu industri pupuk, kimia, dan barang dari karet dengan nilai 1.73 menjadi 1.41 pada tahun 2004. Penurunan nilai IDK sektor industri manufaktur ini bukan hanya pada industri pupuk, kimia, dan barang dari karet saja, tapi juga pada industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki, industri logam dasar besi dan baja, industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya, serta industri manufaktur lainnya. Sedangkan sektor industri manufaktur yang meningkat adalah industri makanan, minuman, dan tembakau, industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya, dan industri kertas dan barang dari cetakan, serta industri semen dan barang galian non logam. Gambar 13. IDK Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur Tabel 32. Nilai, dan Rasio IDK Sektor Industri Manufaktur Tahun 2000 dan 2004 di Jawa Timur IDK Sektor 1 Th. 2000 2 Th. 2004 3 Rasio 32 Industri Makanan, Minuman, dan Tembakau IMMT 0.91 1.12 1.23 Industri Tekstil, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki ITEX 0.77 0.73 0.94 Industri Barang dari Kayu dan Hasil Hutan Lainnya IBKH 0.75 0.77 1.02 Industri Kertas dan Barang dari Cetakan IKBC 1.07 1.20 1.13 Industri Pupuk, Kimia, dan Barang dari Karet IPKK 1.73 1.41 0.82 Industri Semen dan Barang Galian Non Logam ISGNL 0.80 0.97 1.21 Industri Logam Dasar Besi dan Baja ILDB 1.61 1.26 0.78 Industri Alat Angkutan, Mesin, dan Peralatannya IAMP 0.90 0.68 0.76 Industri Manufaktur Lainnya IML 1.60 0.86 0.54 Sumber : Tabel Input-Output Jawa Timur Th.2004 – Diolah Penurunan nilai IDK paling drastis adalah industri manufaktur lainnya dengan rasio 0.54, dan nilai rasio terkecil kedua adalah industri alat angkutan, mesin, dan peralatannya, terkecil ketiga industri logam dasar besi dan baja, keempat industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, dan kelima industri tekstil, barang dari kulit, dan alas kaki.

6.3. Analisis Pengganda