Uji coba instrumen skala lapangan

oleh alat. Media perantara telah membuktikan adanya suatu pengaruh terhadap parameter kelembaban dan suhu, sebagai contoh untuk grafik pengukuran skala lapang ditunjukan pada Gambar 27. Gambar 27. Grafik pengukuran parameter RH oleh sensor 1 dan 2 hasil uji coba skala lapang. Setelah instrumen melakukan pengukuran RH terhadap rumput laut kering dari medium yang berbeda, maka hasil pengukuran mengalami fluktuasi. Hal ini dapat diduga bahwa dengan semakin besar nilai RH maka kadar air dari rumput laut mengalami peningkatan. Keadaan tersebut diduga karena RH lingkungan lebih tinggi dari bahan dan lingkungan terus menyerap air dari bahan. Adapun adanya pengaruh dari lingkungan luar misalnya kondisi angin, cuaca selama pengukuran maka nilai dari parameter RH terjadi fluktuasi. Oleh karena itu hubungan antara kadar air dan RH tidak lepas dari peranan suhu lingkungan. Menurut Henderson dan Perry 1976, bahwa hasil pertanian baik sebelum dan sesudah menyerap air dari udara atau sebaliknya melepaskan sebagian air yang di kandungnya ke udara. Suatu bahan yang disimpan akan menyerap air jika apabila berada di lingkungan yang mempunyai RH tinggi dan sebaliknya akan melepas air apabila RH rendah, karena adanya proses kesetimbangan antara kadar air yang terkandung dalam bahan dan kadar air yang berada di udara sekitarnya, maka untuk menuju proses kesetimbangan dibutuhkan waktu. Berikut ini yang merupakan salah satu contoh pengukuran suhu pada instrumen dalam uji coba skala lapang, yang terlihat pada Gambar 28. Gambar 28. Grafik pengukuran parameter suhu oleh sensor 1 dan 2 hasil uji coba skala lapang. Hasil pengukuran suhu oleh instrumen pada uji coba skala lapang terlihat adanya faktor suhu lingkungan yang mempengaruhi proses pengeringan rumput laut asin. Sehingga dari grafik di atas garis suhu 2 terlihat mengikuti trend yang terjadi pada suhu 1, dikarenakan bahan contoh masih terpengaruh dari faktor lingkungan luar. Setelah melihat kembali petunjuk dari buku panduan ilmiah, dimana seharusnya bahan pangan yang disimpan dalam media yang tertutup akan menyerap air bila lingkungan mempunyai RH tinggi dan suhu rendah, maka untuk proses ini mencapai kadar air keseimbangan melalui proses adsopsi. Hal ini pun sesuai dengan apa yang dikemukakan Henderson and Perry 1976 di atas.

4.1.3. Hasil pengukuran instrumen pada perlakuan rumput laut

Hasil pengukuran parameter oleh intrumen untuk perlakuan pengeringan rumput laut, dapat dilihat pada Gambar 29. Setelah melakukan pengukuran dari ketiga perlakuan pengeringan rumput laut, terlihat nilai parameter RH dan suhu mengalami fluktuasi dimana garis RH2 semi vakum termasuk katagori hasil yang lebih baik. Perbedaan nilai parameter untuk ketiga perlakuan, ada kemungkinan yang terjadi rumput laut masih dipengaruhi oleh faktor lingkungan luar. Dimana perlakuan ini dibuat bertujuan untuk membantu mereduksi adanya faktor-faktor luar terhadap rumput laut saat proses pengeringan secara terbuka, maka dibuat suatu perlakuan berbeda-beda. Gambar 29. Grafik pengukuran parameter RH oleh sensor 2 hasil uji coba skala lapang dari klsifikasi perlakuan. Bila ditinjau kembali pada grafik Gambar 29 untuk perlakuan terbuka cenderung memiliki nilai RH lebih tinggi dibandingkan kedua perlakuan lainnya. Ada kemungkinan yang terjadi untuk perlakuan secara terbuka, bahwa bahan masih terdapat material luar atau adanya organisme yang menempel pada contoh bahan rumput laut. Sehingga dapat mengganggu konduktifitas dari sensor RH saat pengukuran dan hasil pengukuran terjadi adanya derau. Disamping itu juga terlihat dari perlakuan semi vakum yang telah mendukung dalam mereduksi proses pengeringan rumput laut. Suhu mempunyai pengaruh penting ketika dalam proses pengeringan. Jika bahan rumput laut dicoba pada suhu yang makin besar maka kandungan air akan tetap, sehingga aktivasi air bahan akan ikut meningkat seiring dengan kenaikan suhu, terlihat pada grafik suhu Gambar 30. Gambar 30. Grafik pengukuran parameter suhu oleh sensor 2 hasil uji coba skala lapang dari klsifikasi perlakuan. Pada grafik di atas terlihat adanya pergerakan suhu untuk ketiga perlakuan, mengalami perbedaan yang signifikan. Peningkatan untuk nilai parameter suhu pada perlakuan terbuka, diduga mengalami salah satu bentuk dari proses isoterm sorpsi . Artinya penurunan kadar air suatu bahan yang disimpan dalam suatu ruang dengan RH rendah dan suhu tinggi disebut desorpsi. Berbeda untuk nilai parameter suhu dari kedua perlakuan lainnya mengalami penurunan, hal ini terjadi dikarenakan perlakuan semi vakum dan vakum mengalami suatu proses adsorpsi, sehingga sedikit kemungkinan adanya pengaruh dari faktor lingkungan luar.