Hasil pengukuran instrumen pada perlakuan rumput laut

saat pengukuran dan hasil pengukuran terjadi adanya derau. Disamping itu juga terlihat dari perlakuan semi vakum yang telah mendukung dalam mereduksi proses pengeringan rumput laut. Suhu mempunyai pengaruh penting ketika dalam proses pengeringan. Jika bahan rumput laut dicoba pada suhu yang makin besar maka kandungan air akan tetap, sehingga aktivasi air bahan akan ikut meningkat seiring dengan kenaikan suhu, terlihat pada grafik suhu Gambar 30. Gambar 30. Grafik pengukuran parameter suhu oleh sensor 2 hasil uji coba skala lapang dari klsifikasi perlakuan. Pada grafik di atas terlihat adanya pergerakan suhu untuk ketiga perlakuan, mengalami perbedaan yang signifikan. Peningkatan untuk nilai parameter suhu pada perlakuan terbuka, diduga mengalami salah satu bentuk dari proses isoterm sorpsi . Artinya penurunan kadar air suatu bahan yang disimpan dalam suatu ruang dengan RH rendah dan suhu tinggi disebut desorpsi. Berbeda untuk nilai parameter suhu dari kedua perlakuan lainnya mengalami penurunan, hal ini terjadi dikarenakan perlakuan semi vakum dan vakum mengalami suatu proses adsorpsi, sehingga sedikit kemungkinan adanya pengaruh dari faktor lingkungan luar.

4.1.4. Hasil uji kadar air rumput laut pada laboratorium

Bahan contoh rumput laut kering yang disimpan dalam plastik kedap udara dimana hasil proses pengeringan pada skala lapang akan di uji coba dengan salah satu metode pengovenen di laboratorium. Dalam penentuan nilai kadar air rumput laut bertujuan untuk memperoleh nilai kadar air sebenarnya. Hasil nilai kadar air rumput laut di laboratorium,ditunjukan pada Tabel 4. Interaksi antara parameter kelembaban dan ketiga perlakuan pengeringan bahan telah memberikan pengaruh terhadap kadar air bahan rumput laut. Tabel 4. Nilai perbandingan kadar air laboratorium dan kelembaban pada instrumen dengan perlakuan pengeringan rumput laut. Pada Tabel di atas nilai kelembaban relatif RH pada instrumen diperoleh saat kelembaban instrumen menuju titik kesetimbangan dalam artian nilai RH dari media tertutup seimbang dengan nilai RH di lingkungan terbuka. Adapun nilai kadar air laboratorium diperoleh dari metode pengovenan dan dibandingkan terhadap nilai RH dari instrumen. Ternyata adanya nilai derau error yang terjadi pada RH instrumen. Nilai derau error yang terlihat di perlakuan terbuka yaitu 57,23, dan 69,89, pada perlakuan semi vakum yaitu 62,22, 65,70, dan 65,74, sedangkan untuk perlakuan vakum yaitu 60,40, dan 58,63. Hal ini menunjukan kestabilan dalam pengukuran oleh instrumen masih belum cukup Waktu Label Kadar Air Alat RH 2 Kadar Air Alat RH 2 Kadar Air Alat RH 2 T = 0 A 86.22 74.02 84.99 70.65 86.61 70.40 T = 1 B 82.74 62.16 89.08 62.22 86.00 60.40 T = 2 C 78.32 57.23 82.74 65.70 83.24 58.63 T = 3 D 69.99 69.59 82.27 69.29 74.86 70.89 T = 4 E 46.66 65.05 55.86 65.12 53.36 61.73 T = 5 F 34.44 60.64 59.30 60.46 41.70 61.04 T = 6 G 18.33 61.85 42.43 61.90 39.78 61.71 T = 7 H 16.61 69.89 41.48 65.74 29.06 67.76 Terbuka Semi Vakum Vakum PERLAKUAN memuaskan. Setelah melihat keadaan ini ada kemungkinan untuk bisa mencari kedekatan antara RH instrumen terhadap nilai kadar air sebenarnya. Sehingga pencarian suatu persamaan dari kedua korelasi antara RH dan kadar air memicu untuk memperbaiki nilai derau error parameter RH yang diperoleh instrumen.

4.2. Pembahasan

Hasil rancang bangun instrumen pendeteksi kadar air rumput laut berbasis mikrokontroler memiliki kelebihan dan kekurangan bila dilihat dari segi desain instrumen. Dimana kelebihan instrumen terlihat pada ukuran yang sederhana dan mudah penggunaannya, efisien dari segi biaya dan instrumen mempergunakan sensor berbasis semikonduktor dengan keakuratan cukup baik. Instrumen ini di desain dengan ukuran kecil sehingga mudah dibawa, dengan tujuan agar para petani rumput laut berada di lapang bisa mengetahui secara langsung akan nilai kadar air rumput laut kering. Bila membahas dari segi kekurangan instrumen banyak hal yang perlu ditambahkan, diantaranya bahan dasar casing instrumen masih bisa terpengaruh faktor luar, kesulitan akan alat pembanding, dan perlu untuk pengkalibrasian ulang pada sensor RH. Penggunaan dari sensor RH kapasitif ini sensor memiliki keunggulan dalam pengukuran dengan nilai rentang dari 0 hingga 100, bila perubahan konstanta di elektrik hampir proposional terhadap RH pada lingkungan. Sensor bisa terjadi suatu perubahan kapasitansi 0,2 hingga 0,5 pF untuk setiap perubahan 1 RH. Pencarian korelasi antara kadar air bahan terhadap kelembaban relatif RH, perlu diperhatikan akan pengaruh sifat-sifat fisik misalnya pengeringan, dan faktor lingkungan luar yang mempengaruhi kedua parameter dalam pengukuran.