Responsiveness, perawat tidak mengkaji kembali saat pasien masuk keruang rawat inap. Selain itu, survey awal Juli 2015 Asuhan keperawatan yang diberikan pada
10 pasien 95 baik, setelah wawancara dan pengisian kuesioner oleh 10 pasien rawat inap kelas III diruang interna RSUD. Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota
Gorontalo didapatkan 8 paien puas dan 2 pasien tidak puas. Untuk mengatasi hal tersebut diatas sehingga perlu peningkatan penerapan
asuhan keperawatan khususnya Dengan berkembangnya ilmu keperawatan terutama dalam hal manejemen maka peneliti dalam hal ini mencari Hubungan
Penerapan Asuhan Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Interna Rumah Sakit Prof. Dr. H Aloei Saboe Kota Gorontalo.
1.2 Identifikasi Masalah
Survey awal Juli 2015 Asuhan keperawatan yang diberikan pada 10 pasien 95 baik, setelah wawancara dan pengisian kuesioner oleh 10 pasien rawat inap
kelas III diruang interna RSUD. Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo didapatkan 8 paien puas dan 2 pasien tidak puas.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada “Hubungan Asuhan Keperawatan dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Interna Rumah Sakit Prof. Dr. H Aloei Saboe Kota Gorontalo?”.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Penerapan Asuhan Keperawatan dengan
Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD. Prof DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 1.4.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi penerapan Asuhan Keperawatan di Ruang Interna
Prof. Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
3
2. Untuk mengetahui Tingkat Kepuasan pasien di Ruang Interna RSUD. Prof.
Dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo. 3.
Menganalisa hubungan penerapan asuhan keperawatan dengan tingkat kepuasan pasien di Ruang Interna RSUD. Prof. Dr. H Aloei Saboe Kota
Gorontalo.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.5.1 Institusi Pendidikan
Dapat memberikan informasi tambahan dalam mengembangkan teori-teori manajemen keperawatan.
1.5.2 Peneliti Dapat menjadi bahan untuk berfikir kritis bagi peneliti.
1.5.3 RSUD Prof. dr. Aloei Saboe Kota Gorontalo Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk dijadikan acuan
secara konseptual terkait kesinambungan asuhan keperawatan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Praktik Keperawatan dan Asuhan Keperawatan
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan baik didalam maupun diluar negeri sesuai dengan peraturan perundang- undangan Permenkes, 2010.
Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat
keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia Hasil Lokakarya keperawatan nasional, 1983 dalam Asmadi, 2008.
Keperawatan mengandung arti yang sama pada defenisi ini yaitu model pelayanan professional dalam memenuhi keutuhan dasar yang diberikan kepada
individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimalbentuk pemenuhan kebutuhan
dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan
sakit oleh individu Nursalam, 2008. Jadi perawat merupakan seseoarang yang telah lulus pendidikan perawat
dan memiliki kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan kerpawatan berdasarkan bidang keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan
secara holistic dan professional untuk individu sehat maupun sakit, perawat berkewajiban memenuhi kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual
Asmadi, 2008. Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawatan professional
melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif dengan pasien dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggug jawabnya Asmadi, 2008. Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan
5
menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab kepeawatan Asmadi, 2008. Metodologi proses keperawatan merupakan metodologi penyelesaian
masalah kesehatan pasien secara ilmiah berdasar pengetahuan ilmiah serta menggunakan teknologi kesehatan dan keperawatan, yang meliputi beberapa
tahapan Asmadi, 2008. Proses keperawatan adalah suatu penilaian masalah yang dinamis dalam
usaha memperbaiki atau memelihara pasienklien sampai ke taraf optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu pemenuhan
kebutuhan khusus pasienklien Menurut DepKes RI JICA 1982 dalam Hariyanto, 2007.
Proses keperawatan adalah teknik pemecahan masalah yang meliputi :Pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan evaluasi. Secara umum penerapan
asuhan keperawatan melalui pendekatan Asuhan keperawatan ini direncanakan yang bertujuan untuk membuat kerangka konsep berdasarkan kebutuhan dari
pasienklien, keluarga dan masyarakat. Selain itu dengan membuat proses keperawatan, seorang perawat akan dapat menyelesaiakan suatu masalah secara
sistematis dan logis sehingga menghasilkan pelayanan yang berkualitas Carpenito Moyet, 2007 dalam Haryanto, 2007.
2.1.1 Sifat-sifat Proses Keperawatan Proses Keperawatan memiliki sifat sebagai berikut :
a. Dinamis, artinya setiap langkah dalam proses keperawatan dapat kita
perbarui jika situasi yang kita hadapi berubah. Hal ini memungkinkan sebab proses keprawatan diterapkan dengan memerhatikan kebutuhan keparawatan
yang unik – tidak semua pasieklien megalami perkembangan yang sama. b.
Siklus, sifat proses keperawatan ini artinya berjalan menurut alur siklus tertentu: pengkajian, penetapan diagnosa, perencanaan, implementasi dan
evaluasi. Tahap pertama mendahului tahap kedua, tahap kedua mendahului tahap ketiga begitu seterusnya. Jika hasil evaluasi menunjukan bahwa tujuan
6
belum tercapai, tentu kita harus mencari tahu penyebabnya, ini berarti kita harus kembali ke tahap awal proses yakni pengkajian. Begitu seterusnya.
Jadi, siklus terbaru hanya akan dimulai jika siklus terdahulu berakhir dengan evaluasi.
c. Saling ketergantungan, artinya masing – masing tahapan pada proses
keperawatan saling bergantung satu sama lain. Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses; tahap diagnosis merupakan kelanjutan dari
pengkajian; dan perencanaan dibuat berdasarkan diagnosis yang telah ditetapkan. Begitu seterusnya. Jika data yang dikumpulkan selama
pengkajian tidak lengkap, proses analisis data dan penetapa diagnosis keperawatan dapat terhambat. Hal ini tentunya akan dapat berdampak pula
pada intervensi dan implementasi tindakan keperawatan. d.
Fleksibilitas, artinya urutan pelaksanaan proses keperawatan dapat berubah sewaktu-waktu, sesuai dengan situasi dan kondisi klien. Misalnya, saat klien
datang ke rumah sakit dalam keadaan gawat, hal pertama yang kita lakukan tentu melaksanakan intervensi untuk menolong jiwa klien. Setelah hasil
evaluasi menunjukan bahwa kondisi klien mulai stabil, kita dapat melakukan pengkajian guna melengkapi data keperawatan. Sifat ini dapat
digunakan dalam segala situasi dan kondisi, juga disemua temoat layanan kesehatan Asmadi, 2008.
2.1.2 Komponen Proses Keperawatan Model ilmu keprawatan dari adaptasi Roy memberikan pedoman kepada
perawat dalam mengembangkan asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, unsur proses keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,
intervensi dan evaluasi seperti yang digambarkan berikut ini :
7
Gambar 1. Diagram hubungan antara tahap proses keperawatan Nursalam, 2001.
Komponen dalam siklus keperawatan mengikuti tahapan yang logis dan lebih dari satu komponen dicakup dalam satu waktu. diagram dibawah ini
menggambarkan keterkaitan disetiap langkah dalam siklus proses keperawatan.
Gambar 2. Tahap-tahap proses keperawatan Mahyer,2010.
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam berfikir kritis dan pengambilan keputusan yang menghasilkan diagnosis keperawatan Judith Nancy, 2008.
Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien. Pengkajian saat klien masuk istansi layanan kesehatan data yag
diperoleh sangat berguna untuk menentukan tahap selanjutnya dalam proses keperawatan data yang salah atau kurang tepat dapat mengakibatkan kesalahan
dalam penetapan diagnosis yang tentunya akan berdampak pada langkah selanjutnya Asmadi, 2008.
Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang peilaku klien sebagai suatu system adaptif yang berhubungan dengan masing – masing model
adaptasi: fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan. Oleh karena itu, pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu pengkajian klien
8 Perencanaan
Pengkajian Diagnosis
Intervensi
Evaluasi Pelaksanaan
Implementasi Evaluasi
Perencanaan Pengkajian
Diagnosa
terhadap masing – masing model adaptasi secara sistematik dan holistik. Pelaksanaan pengkajian dan pencatatan pada empat model adaptif tersebut akan
memberikan gambaran keadaan klien kepada tim kesehatan lainnya Nusalam, 2008.
Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola peruabahan perilaku klien tentang ketidakefektifan respons perawat menganalisa pola perubahan
perilaku klien tentang ketidakefektifan respons atau respons adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respon
maladaptif, perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual, dan residual
yang berdampak terhadap klien. Proses ini bertujuan untuk mengklarifikasi penyebab dari masalah dan mengidentifikasi faktor kontekstual dan residual yang
sesuai. Menurut Marlinez, faktor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi genetik: jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok,
konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, dan pola interaksi sosial; mekanisme koping, dan gaya; stress fisik dan emosi; budaya; serta lingkungan fisik.
Nursalam, 2008. Disimpulkan Kegiatan utama dalam tahap pengkajian adalah pengumpulan
data, pengelompokan data dan analisis data guna perumusan diagnosis keperawatan. Pengumpulan data merupakan aktifitas perawat dalam pegumpulan
informasi yang sistemik tentang klien. Pengumpulan data ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan data yang penting dan akurat tentang klien.
Dalam melakukan pengumpulan data ada bebarapa hal yang harus diketahui oleh perawat diantaranya:
a Tujuan pengumpulan data .
b Informasi atau data yang diperlukan
c Sumber – sumber yang digunakan untuk memperoleh data.
d Bagaimana sumber – sumber tersebut dapat memberikan informasi yanag
baik. e
Bagaimana mengorganisasi dan menggunakan informasi yang telah dikumpulkan. Asmadi, 2008.
9
Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaaan fisik serta diagnostik.
a Wawancara Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data secara
lagsung antara perawat dan pasien. Disini perawat pewawancara mendpatkan respons langsung dari klien melaui tatap muka dan pertanyaan yang diajukan.
Data wawancara adalah semua ungkapan klien, tenaga kesehatan atau orang lain yang berkepentingan termasuk keluarga, teman dan orang terdekat klien Asmadi,
2008. Pernyataan yang diungkapkan kalien harus dicatat sebagai kutipan langsung
tanpa menabahkan interpretasi. Misalnya, klien mengatakan “saya takut penyakit yang saya alami ini tidak bisa sembuh”. Hal yang perlu ditanyakan pada klien
antara lain biodata, keluhan utama, juga riwayat kesehatan klien dan keluarga sekarang dan masa lalu. Untuk membantu klien menyampaikan keluhannya ada
baiknya perawat menggunakan “analisis gejala” PQRST. Penjabaran PQRST sebagai berikut :
P – Provocative.Palliative. Apa penyebab keluhan tersebut ? faktor apa saja yang memperberaat atau mengurangi keluhan?
Q - QualityQuantity. Bagaimana keluhan tersebut dirasakan, apakah terlihat atau terdengar ? seberapa sering keluhan tersebut dirasakan?
R – Regionradiaation. Dimana keluhan tersebut dirasakan ? apakah menyebar? S – Severity sclae. Apakah keluhan tersebut mengganggu aktifitas ? jika dibuat
skala, seberapa parahkah keluhan tersebut dirasakan? T – Timimg. Kapan keluhan tersebut mulai muncul? Apakah keluhan tersebut
munculnya secara tiba-tiba atau bertahap? Kemampuan utama yang harus dimilki perawat saat melakukan interview
adalah komunikasi dan hubungan saling percaya. Tanpa kemampuaan tersebut perawat tidak mungkin mendapatkan data yang akurat. Innterview yang dilakukan
oleh perawat tentu disini tentunya berbeda dengan interogasi yang dilakukan oleh
10
aparat keamanan dalam memperoleh data. Karenanya setiap perawat harus terus meningkatkan kemampuan dirinya dalam melakukan interview Asmadi, 2008.
b Observasipengamatan Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan visual
dengan menggunakan panca indra. Kemampuan melakukan observvasi merupakan keterampilan tingkat tinggi yang memerlukan banyak latihan. Unsur
terpenting dalaam observasi adalah mempertahankan objektifitas penilaian. Mencatat hasil observasi secara khusus tentang apa yang dilihat, dirasa, didengar,
dicium dan dikecap akan lebih akurat dibandingkan mencatat interpretasi seseorang tentang hal tersebut. Contoh data hasil observasi antara lain rambut
kotor, kulit sianosis, dan konjungtiva anemis Asmadi, 2008. Pengamatan pasien dialkukan baik terhadap fisik, perilaku dan sikap dalam
rangka menegakan diagnosis keperawatan. Hasil pengamatan dicatat dalam format proses keperawatan.
c Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik adalah upaya menegakan diagnosis keperawatan dengan
cara sebagai berikut: 1. Inspeksi, yakni melihat bagian tubuh pasien yang sakit lihat tabel 1.
2. Palpasi, yaitu suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba bagian tubuh yang sakit.
3. Auskultasi, yaitu suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi bagian tubuh tertentu dan biasanya menggunakan
stetoskop, misalnya mendengar denyut jantung, bising usus dan suara paru. 4. Perkusi, suatu pemerikaan yang dilakukan dengan cara mengetukan jari
telunjukkepalan tanganalat hammer pada tangan yang lain diatas bagian tubuhyang diperiksa Zaidin, 2002.
11
Tabel 1. Sasaran Pengamatan Fisik
No Sasaran
Tanda- tanda Kemumgkinan
masalah
1. Mata
Kuning
Merah
Pucat
Ikterus Radang
Anemia
2. Hidung
Edema
Jaringan
Radang Polip
3. Mulut
Mulut kering
Gusi merah
Bengkak
Sariawan Gingivitis
Gigi berlubang
4. Tenggorokan
Merah
bemgkak
Faringitis tonsilitis
5. Leher
bengkak
Struma
6. Kulit
kering
keriput
pucat
biru
merah
Kurang cairan Kuraang darah
Sianosis Radang
Sumber: Mahyer, 2010
Hal – hal yang harus dilakukan pada tahap pemeriksaan fisik sebagai berikut:
1 Analisa Data Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan
berpikir rasional sesuai sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan Lagkah langkah dalam menganalisis data sebagai berikut :
2 Pengelompkan data a. FisiologisBiologis
a Riwayat kesehatan dan penyakit b Maslaah kesehatan saat ini
c Masalah gangguan fungsi sehari – hari. d Masalah risiko tinggi
e Pengaruh perkembanganm terhadap kehidupan. b. Data psikologis
a Perilaku b Pola emosional
12
c Konsep diri d Gambaran diri
e Penampilan intelektual f Tingkat pendidikan
c. Data sosial a Status ekonomi
b Kegiatan rekreasi c Bahasa dan komunikasi
d Pengaruh kebudayaan e Sumber – sumber masyarakat
f Faktor risiko lingkungan g Hubungan sosial
h Hubungan keluarga. i Pekerjaan
d. Data spiritual a Nilai – nilai norma
b Kepercayaan c Keyakinan
d Moral, Zaidin, 2002. 3 Tabulasi data
Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi sehingga mudah dibandingkan dengan standar, diinterpretasi daan ditentukan alternatif
permasalahnnya. 4 Perumusan masalah
Dari analisis data yang telah dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang harus diintervensi dengan asuhan
keperawatan masalah keperawatan tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis Lihat gambar 2.2 selanjutnya disusun diagnosis
keperawatan sesuai dengan prioritas
.
13
Masalah Kesehatan
Dapat diintervensi dengan askep masalah keperawatan
Buat rumusan masalah keperawatan
Susun urutan prioritas
Diagnosa Keperawatan Prioritas Gambar 3. Masalah keperawatan dan masalah medis Zaidin, 2002.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera Gambar 3. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan
menimbulkan komplikasi, misalnya turgor kulit yang jelek pada kasus diare. Segera mencakup waktu, misalnya pasien stroke yang tidak sadar, maka tindakan
harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau bahkan kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu :
1. Keadaan yang mengancam kehidupan 2. Keadaan yang mengancam kesehatan.
3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan. Menarik penentuan prioritas
+ - 1
2
14 Tidak Masalah
Medis
+ -
-
3 4
Gambar 4. Matrix penentuan prioritas
Keterangan : No. Kotak
Penting Segera
Hasil 1.
+ + Prioritas 1 2.
+ - Prioritas 2 3.
- + Prioritas 3 4.
- - Prioritas 4
B. Perumusan Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan tentang masalah ketidaktahuan danatau ketidakmauan pasienklien baik dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari maupun dalam penanggulangan masalah kesehatan tersebut berhubugan dengan penyebab etiologi danatau gejala Zaidin,2002.
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan objektif yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakan diagnosa
keperawatan. Diagnoasa keperawatan melibatkan proses berfikir kompleks tentang data yag dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medis, dan pemberi
pelayanan kesehatan yang lain Mahyar et al, 2010. Diagnosa keperawatan sebagai semacam keputusan klinik yang menncakup
respon klien, keluarga, dan komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan The North America Nursing
Diagnosa Association NANDA, 1992 dalam Mahyar et al, 2010. Selain itu diagnosa keperawatan adalah senior dalam mengidentifikasi
masalah dari tanda dan gejala yang ada dan merupakan pernyataan atau kesimpulan yang berfokus pada sifat dasar dari kondisi atau masalah Mahyar et
al, 2010. Dari beberapa defenisi yang telah diuraikan diatas maka diagnosis
keperawatan mengandung unsur – unsur Zaidin,2002 sebagai berikut.
15
a. Pernyataan yang singkat, tegas, jelas sitelas tentang keadaan kesehatan pasienklien.
b. Pasienklien meliputi individu, keluarga dan masyarakat baik yang sakit maupun yang sehat.
c. Masalah kesehatan yang dihadapi, yaitu : a Ketidaktahuan tentang bagaimana mengatasi kebutuhan hidupnya sehari –
hari berhubungan dengan kesehatanya danatau. b Ketidakmauankeengganan pasien untuk mengatasi masalah kebutuhan
hidupnya sehari berhubungan dengan kesehatannya. c Ketidakmampuan pasienklien memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari
berhubungan dengan kesehatan. d Berhubungan dengan masalah kesehatan yang dihadapinya baik etiologi
danatau gejala yang dirasakan pasien. Roy mendefenisikan tiga metode untuk menyusun diagnosis keperawatan
Menggunkan tipologi , Contoh diagnosis sesuai prioritas sebagai berikut. a Ketidakmampuan memenuhi oksigen, berhubugan dengan onstruksi jalan
napas etiologi yang ditandai oleh pernapasan stridor, dispnea, dan sianosis gejala.
b Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit masalah pemenuhan kebutuhaan berhubungan dengan diare dan muntah etiologi .
Perumusan diagnosis keperawatan Pengaturan dalam penulisan diagnosa :
1. Diagnosa aktual Terdiri dari tiga 3 bagian
PES Problem + Etiologi + Tanda dan gejala . Atau
PRS Problem + faktor yang berhubungan +tanda dan gejala
Menggunakan kata penghubung yaitu berhubungan dengan
Contoh : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kurang berhubungan dengan intake yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien mengatakan tidak
nafsu makan, porsi yang disiapkan tidak habis.
16
2. Diagnosa potensialresiko Terdiri dari dua 2 bagian
PE Problem + etiologi Atau
PR Probllem + Faktor yang berhubungan Contoh : Resiko terjadinyaa infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
memasukan alat kesehatan kedalam tubuh manusia seperti pemasanagan infuse, Mahyer et al, 2010
Ciri – ciri diagnosis keperawatan yang baik sebagai berikut : a. Menggambarkan tanggapan individu ketidaktahuan, ketidakmauan, dan
ketidakmampuan terhadap proses, kondisi, dan situasi penyakit. b. Berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, menurut hirarki kebutuhan
Maslow Gambar 2.4. c. Berubah sesuai proses respon pasien terhadap peyakit. Oleh karena itu,
perjalanan proses keperawatan tersebut berbentuk spiral Gambar .5 d. Berisi petunjuksaran bagi asuhan keperawatan yang profesional dan mandiri.
e. Tidak menggunakan sistem klasifikasi medis kedokteran, Zaidin, 2002. Diagnosa keperawatan yang baik yang berorientasi pada kebutuhan dasar
Maslow pada gambar 4. dibawah ini.
Gambar 4. Hirarki kebutuhan Maslow Zaidin, 2002.
C. Penyusunan rencana asuhan keperawatan
17
Harga Diri
Rasa Aman Biologis
Aktualisasi Diri
Kasih Sayang
Perencanaan keperawatan adalah perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasienklien berdasarkan analisiss pengkajian
agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi Zaidin, 2002. Tiga komponen utama yang harus ada dalam sebuah rencana asuhan
keperawatan adalah sebagai berikut: Diagnosis keperawatan atau masalah yang diprioritaskan; Kriteria hasil, yaitu apa hasil yang diharapkan tersebut; Intervensi,
yaitu apa yag harus dilakukan untuk mencapai tujuan atau kriteria hasil Mahyar et al, 2010.
Penyusunan rencana asuhan keperawatan harus menentukan dan memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Menetapkan Prioritas Masalah Untuk memulai memprioritaskan masalah, pertama kali anda harus
mengidentifikasi masalah yang paling penting Urgent. Masalah yang paling penting ini biasanya yang memerlukan tindakan medis segera. Setelah itu, anda
melihat tujuan yang ingin dicapai saat klien pulang nanti. Hal ini perlu diperlukan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan pertama kali dari keseluruhan
asuhann keperawatan Mahyar et al, 2010. Prinsip dasar memprioritaskan masalah yaitu: Menggunakan hirarki
Maslow; Mengidentifikasi prioritas utama dari masalah yang mempunyai kontribusi terhadap masalah yang lain, misalnya; Tn. S mengalami nyeri sendi
sehingga tidak dapat melakukan pergerakan dengan baik. Masalah ini menjadi prioritas karena dapat menimbulkan masalah lain, yaitu pergerakan.
Berikut ini adalah adalah tahap prioritas masalah menurut Maslow : 1 Prioritas ke – 1
Masalah mengancam kehidupan , yaitu kebutuhan fisiologis. Contohnnya: kebutuhan fisiologis masalah pernapasan, sirkulasi, nutrisi,
hidrasi dan kecukupan cairan, eliminasi, pegaturan suhu dan kenyamanan fisik.
2 Prioritas ke – 2 Masalah yag megganggu kamanan dan kenyamanan misalnya lingkungan,
bahaya, takut.
18
3 Prioritas ke – 3 Masalah yang berhubungan dengan cinta dan mencintai.
Contohnya adalah isolasi sosial dan kehilangan orang yang dicintai. 4 Prioritas ke – 4
Masalah yang mempengaruhi harga diri, misalnya; ketidakmampuan mencuci rambut sendiri dan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari –hari secara
normal. Masalah yang menggaggu pencapaian tujuan pribadi, misalnya aktualisasi diri.
2. Merumuskan Tujuan dan Kriteria Hasil Menetapkan kriteria hasil sangat penting, karena hasil dapat menjadi
tonggak pengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan menjadi arahan untuk pelaksanan intervensi, serta menjadi faktor pemicu dan kerangka
waktu untuk mencapai tujuan Mahyar et al, 2010. Standard dan fokus yang dalam perumusan kriteria hasil adalah : Berfokus
pada bagian – bagian dari diagnosis keperawatan; Diformulasikan sebagai tujuan yang dapat diukur; Merupakan satu hal yang saling menguntungkanbai klien dan
perawat ; Harus realistis dan sesuai dengan kemampuan serta kondisi klien; Dapat dicapai dengan sumber yang tersedia Mahyar et al, 2010.
Keefektifan suatu asuhan keperawatan yang diberikan haruslah berfokus pada klien. Uapaya seperti ini dikenal dengan istilah “tujuan berfokus pada klien“.
Tujuan berfokus pad klien mengandung arti perubahan kegiatan apa yang kita inginkan terjadi pada klien dan kapan kita mengharapkan perubahan atau kejadian
itu dicapai Mahyar et al, 2010. Berikut ini adalah prinsip – prinsip yang digunakan dalam membuat kriteria
hasil : a. Berorientasi pada klien
Dalam membuat kriteria yang berfokus pada klien, harus memperhatikan hal – hal berikut ini : Kondisi fisik klien, berupa prognosis secara keseluruhan;
Lamanya klien dirawat dirumah sakit yang diharapkan,dan; Tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Efektifitas dari pemberian asuhan keperawatan perlu
difokuskan pada klien. Hal ini biasa disebut kriteria hasil berfokus pada klien.
19
Tabel 2. Kata Kerja untuk Kriteria Hasil
Sumber : Mahyar et al, 2010
b. Mempunyai Makna Tunggal Setiap pernyataan kriteria hasil harus bersifat spesifik dan hanya memiliki
satu makna. Jika mempunyai makna lebih dari satu makna, maka sebaiknya dibuat menjadi dua kriteria hasil. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kebingungan saat melakukan evaluasi. c. Dapat Diukur
Penilaian perilaku dapat dilakuka dengan menilai apakah perilaku terjadi atau tidak, sehingga dapat diukur atau ditimbang.
d. Mempunyai batasan waktu Batasan waktu yang ditetapkan akan mengindikasikan kapan evaluasi akan
dilakukan. e. Saling Menguntungkan
Klien maupun perawat harus berpartisipsi secara aktif dalam menetapkan kriteria hasil. Peran perawat dalam proses ini adalah memberikan saran pada klien
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. f. Realistis dan dapat
dicapai Seindah – indahnya rumusan kriteria hasil yang dibuat tidak akan menjadi
kriteria hasil yang baik jika tidak dapat tercapai. 3. Jenis Tujuan dalam Rencana Keperawatan
20
Kognitif Afektif
Psikometer
Mengajarkan Megekspresikan
Mendemonstrasikan Mendiskusikan
Membagikan Mempraktikan
Mengidentifikasi Mendengarkan
Memperlihatkan Menyebutkan
Mengomunikasikan Berjalan
Menggambarkan Berhubungan
Memberikan Memasukan
Tujuan yang harus dicapai saat pasien pulang merupakan kesimpulan dari semua masalah pasien yang dirumuskan dalam rencana asuhan keperawatan
Gambar 5.
Gambar 5. Hubugan antar Tujuan dan Asuhan Keperawatan Mahyar et al, 2010.
Skema diatas menunjukan bahwa hubungan antar rencana asuhan keperawatan dan tujuan itu terbagi atas 3 jenis, yaitu : pulang tanpa ada
keterbatasan; pulang dengan keterbatasan dan meninggal dengan damai dan bermartabat Mahyar et al, 2010 .
a. Tujuan Jangka Panjag Tujuan jangka panjang ditujukan untuk mengatsi masalah yang
teridentifikasi dalam diagnosis keperawatan. Contoh diagnosa keperawatan perubahan integrita kulit berhubungan dengan
iritasi – iritasi terhadap deterjen. Tujuan jangka panjang dalam waktu satu minggu kulit akan terbebas dari kemerahan.
b. Tujuan jangka pendek Tujuan jangka pendek difokuskan pada etiologi yang diidentifikasi dalam
rumusan diagnosis keperawatan.
21 Tujuan saat klien
pulang discharge goal Keseluruhan Rencana Asuhan
Keperawatan
Etiologi Masalah
Berhubungan dengan
Diagnosis keperawatan
Tujuan jangka pendek Berhubungan dengan
Tujuan jangka panjang
Contoh : diagnose keperawtan perubahan dalam pemeliharan kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang rotasi lokasi penyuntikan
insulin. Tujuan jangka pendek :
1 Setelah pendidikan kesehatan yang pertama klien mampu menyebutkan alasan mengapa lokasi tempat penyuntikan insulin harus dirotasi.
2 Setelah pendidikan kesehatan yang kedua, klien mampu mengidentifikasi 5 lokasi yang dapat dijadikan tempat penyuntikan.
3 Setelah pendidikan kesehatan yang ketiga, klien menyatkan akan melakukan rotasi tempat penyuntikan minimal pada 3 bagian tubuh.
Lihat kembali kriteria hasil yang telah dibuat. Siapa yang bertanggung jawab mencapai tujuan tersebut ? bila perawat yang bertanggung gugat, maka
harus mulai melakukan intervensi secara komprehensif Mahyar et al, 2010 .
D. IntervensiImplemntasi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal yang
mencakup aspek peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan dengan mengikutsertakan pasien dan keluarga Nursalam, 2014.
Intervensi keperawatan adalah aktifitas yang dilakukan oleh perawat untuk mempnitor status kesehatan; meminimalkan resiko; mengatasi atau mengontrol
masalah; membantu aktifitas sehari – hari seperti mandi, menyikat gigi, mencuci rambut dan lain – lain dan meningkatkan kesehatan secara optimal dan mandiri
Mahyar et al, 2010. Intervensi keperawatan berorientasi pada 15 komponen dasar keperawatan
yang dikembangkan dengan prosedur teknis nersan. Kriteria meliputi : 1.
Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan; 2.
Mengamati bio – psiko – sosio – spiritual pasien; 3.
Menjelaskan setiap tindakan keperawatan kepada pasienkeluarga; 4.
Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 5.
Menggunakan sumber daya yang ada;
22
6. Menunjukan sikap sabar dan ramah dalam berinteraksi dengan pasien
keluarga; 7.
Mencuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan keperawatan; 8.
Menerapkan prinsip-prinsip aseptic dan antiseptic; 9.
Menerapkan etika keperawatan; 10.
Menerapkan prinsip aman , nyaman, ekonomis, privacy, dan mengutamakan keselamatan pasien;
11. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasrkan respons pasien;
12. Merujuk dengan segera terhadap maslah yang mengancam keselamatan
pasien ; 13.
Mencatat semua tindakan yang telah dilaksnakan; 14.
Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan; 15.
Melaksanakan tindakan keperawatan pada prosedur teknis yang telah ditentukan;
16. Prosedur keperawatan umum maupun khusus dilaksankan sesuai dengan
prosedur yang telah disusun Nursalam, 2014. Berikut ini adalah dua kategori intervensi keperawatan:
1. Intervensi keperawatan langsung yaitu kegiatan yang dilakukan langsung
berinteraksi dengan pasien. Seperti membantu klien turun dari tempat tidur dan memberikan pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus.
2. Intervensi keperawatan tidak langsung yaitu kegiatan yang dilakukan tanpa
langsung berhadapan dengan klien, misalnya memonitor hasil laboratorium atau memindahkan klien dari satu ruangan ke ruangan lain Mahyar et al ,
2010 . a.
Jenis Intervensi keperawatan 1.
Pengkajian : monitor status kesehatan klien Pengkajian harus dilaksanakan secara spesifik untuk mendeteksi,
memonitor, dan mengevaluasi masalah tertentu atau respons klien terhadap intervensi. Pengkajian dilakukan setiap langkah dari intervensi keperawatan.
Pengkajian dilakukan sebelum, selama dan sesudah melakukan tindakan. 2.
Pengajaran
23
Pengajaran dialakukan secara spesifik untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang masalah tertentu, atau merupakan bagian dari intervensi.
Berikut ini petunjuk melakukan pengajaran : a Kaji kesiapan dan pengetahuan klien untuk mengembangkan rencana
pengajaran . b Pastikan pengajaran dilaksanakan dalam situasi yang tenang dan
lingkungan yang kondusif untuk melakukan intervensi. c Identifikasi metode belajar secara aktif stimulasi, permainan, dan
audiovisual. d Gunakan bahasa dan istilah yang mudah dipahami oleh klien.
e Tetapkan kriteria keberhasilan dan proses belajar. f Anjurkan klien untuk mengajukan tetang apa yang telah diajarkan.
g Beri waktu belajar yang longgar, sehingga tidak terlalu banyak informasi yang diberikan pada satu kali pertemuan.
h Beri waktu untuk berdiskusi. i Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam proses pembelajaran.
3. Konseling
Konseling akan membantu klien merubah gaya hidup dan membantu mereka membuat keputusan yang tepat. Konseling juga penting untuk
mengeksplorasi motivasi klien dan menawarkan dukungan dengan mnggunakan teknik berkomunikasi secara terapiutik.
4. Konsultasi
Intervensi keperawatan juga melibatkan konsultsi ke tim kesehatan lainnya dokter, fisioterapi, bagian farmasi. Cntoh : klien kesulitan menelan pil,
maka anda bisa melakukan konsultasi dengan ahli farmasi. Apakah mungkin mengubah bentuk obat yang diberikan.
b. Rumusan intervensi keperawatan
Untuk dapat membuat rumusan intervensi keperawatan Nursing Oreder harus menjawab pertanyaan dibawah ini :
1. Apa yang harus dilakukan untuk meminimalkan penyebab masalah. 2. Apa yang dapat dilakukan untuk meminimalka masalah.
24
3. Bagaimana saya merangkai atau mengaitkan setiap intervensi untuk mencapai tujuan atau kriteria hasil yang spesifik.
c. Petunjuk untuk membuat rumusan intervensi: 1 Tetapkan data dasar, yaitu data focus yang berupa tanda dan gejala dari
masalah. Periksa intruski pengobatan yang berhubungan dengan intervensi
keperawatan dan kaitannya dengan masalah keperawatan obat – obat diet, aktivitas, pemeriksaan diagnostik.
2 Jika mnggunakan standar asuhan keperawatan critical pathwayprotocol, maka gunakan sebagai kerangka berpikir dan lakukan modifikasi sesuai dengan
kondisi klien. 3 Identifikasi program pemantauan masalah yang potensial, yaitu:
a. Apa yang akan dipantau b. Seberapa sering masalah tersbut dipantau
c. Seberapa sering masalah tersebut dicatat. 4 Identifikasi intervensi pencegahan
5 Yakinkan bahwa intervensi telah sejalan dengan terpai yang lain. 6 Pertimbangkan pilihan klien semaksimal mungkin
7 Lakukan intervensi pendidikan kesehatan 8 Konsultasi dengan profesi lain
9 Yakinkan intervensi spesifik dengan kata krja yang jelas. d. Melaksanakan instruksi medis dengan aman dan efektif :
Setelah tim medis membuat program pengobatan, maka selanjutnya adalah tugas perawat untuk melaksanakannya. Program pengobatan tersebut tentu saja
dialaksanakan dengan keilmuan dan keterampilan yang dimiliki perawat. Dalam melaksanakan program pengobatan tersebut secara aman dan efektif, perawat
bertanggung jawab secara mandiri. Sebelum melaksanakan pemberian obat, perawat harus terlebih dahulu mengetahui hal – hal berikut ini :
1 Tindakan apa yang akan dilakukan ? 2 Mengapa tindakan tersebut dilakukan ?
3 Bagaimana tindakan tersebut dilakukan ?
25
4 Kapan dan seberapa sering tindakan tersebut dilakukan? 5 Seberapa banyak program pengobatan yang ada? Berapa lama dan dengan
cara yang bagaimana intervensi tersebut dilakukan? Jika hal – hal tersebut belum jelas maka anda harus meyakinkannya dulu
dengan melakukan klarifikasi Mahyar et al ,2010.
E. Penilaian Evaluasi
Penilaian evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedomanrencana proses tersebut . sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara
tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari – hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya fase
pengkajian dan diagnose lihat gambar 6
. I.
Pengkajian
II. Tujuan
IV. Perbandingan
III.Kriteria
26
Menentukan kemampuan dan kebutuhan perawat
Menentukan kemampuan dan kebutuhan pasien
Mengidentifikasi tujuan keperawatan
Mengidentifikasi Kebutuhan pasien
Membandingkan tindakan perawat
dengan kriteria Membandingkan
tindakan pada pasien dengan kriteria
Mengembangkan kriteria hasil akhir
Mengembangkan kriteria proses
Gambar 6. Model proses evaluasi Zaidin, 2002.
Pelaksanaan evaluasi Perawat melaksanakan evaluasi sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Menurut evalusi dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk menilai perkembangan pasien setelah tindakan keperawatan. Kriteria
meliputi : 1. Setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi;
2. Evaluasi hasil mengguanakan indikator perubahan fisiologis dan tingkah laku pasien;
3. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan untuk diambil tindakan selanjutnya;
4. Evaluasi melibatkan klien dan tim kesehatan lainnya. 5. Evaluasi dilakukan dengan standar tujuan yang ingin dicapai dan standar
praktik keperawatan . Komponen evaluasi mencakup aspek Kognitif, afektif, prikomotor,
prubahan biologis Nursalam, 2014.
2.1 Standar Praktik Keperawatan
Standar Praktik keperawatan adalah meliputi : 1 Standar 1, pengumpulan data tentang status kesehatan pasien atau klien
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan data dapat diperoleh dari komunikasi dan dicatat.
2 Standar 2, diagnose keperawatan meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan data status kesehatan.
3 Standar 3, rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibat berdasarkan diagnose keperawatan.
4 Standar 4, rencana asuahan keperawatan me;iputi prioritas dan pendekatan tindakan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan.
27
5 Standar 5, tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien atau pasien untuk berpartisipasi dalam peningkatan, pemeliharaan dan
pemulihan. 6 Standar 6, tindakan memberi kesempatan klien atau pasien untuk
mengoptimalkan kemampuan untuk hidup sehat. 7 Standar 7, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuanditentukan
oleh klien atau pasien dan perawat. 8 Standar 8, ada atau tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan
ditentukan oleh klien atau pasien dan perawat menurut DepKes RI, 1996.
Standar asuhan keperawatan dirumah sakit baik pemerinath maupun swasta disusun sebagai berikut :
Standar 1, falsafah keperawatan Standar 2, tujuan asuhan keperawatan
Standar 3, pengkajian keperawatan Standar 4, diagnosa keperawatan
Standar 5, perencanaan keperawatan Standar 6, intervensi keperawatan
Standar 7, evaluasi keperawatan Standar 8, catatan asuahan keperawatan.
2.2 Konsep Dasar Kepuasan Pasien