Pengkajian Praktik Keperawatan dan Asuhan Keperawatan

Gambar 1. Diagram hubungan antara tahap proses keperawatan Nursalam, 2001. Komponen dalam siklus keperawatan mengikuti tahapan yang logis dan lebih dari satu komponen dicakup dalam satu waktu. diagram dibawah ini menggambarkan keterkaitan disetiap langkah dalam siklus proses keperawatan. Gambar 2. Tahap-tahap proses keperawatan Mahyer,2010.

A. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dalam berfikir kritis dan pengambilan keputusan yang menghasilkan diagnosis keperawatan Judith Nancy, 2008. Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien. Pengkajian saat klien masuk istansi layanan kesehatan data yag diperoleh sangat berguna untuk menentukan tahap selanjutnya dalam proses keperawatan data yang salah atau kurang tepat dapat mengakibatkan kesalahan dalam penetapan diagnosis yang tentunya akan berdampak pada langkah selanjutnya Asmadi, 2008. Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang peilaku klien sebagai suatu system adaptif yang berhubungan dengan masing – masing model adaptasi: fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan. Oleh karena itu, pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu pengkajian klien 8 Perencanaan Pengkajian Diagnosis Intervensi Evaluasi Pelaksanaan Implementasi Evaluasi Perencanaan Pengkajian Diagnosa terhadap masing – masing model adaptasi secara sistematik dan holistik. Pelaksanaan pengkajian dan pencatatan pada empat model adaptif tersebut akan memberikan gambaran keadaan klien kepada tim kesehatan lainnya Nusalam, 2008. Setelah pengkajian pertama, perawat menganalisa pola peruabahan perilaku klien tentang ketidakefektifan respons perawat menganalisa pola perubahan perilaku klien tentang ketidakefektifan respons atau respons adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respon maladaptif, perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, kontekstual, dan residual yang berdampak terhadap klien. Proses ini bertujuan untuk mengklarifikasi penyebab dari masalah dan mengidentifikasi faktor kontekstual dan residual yang sesuai. Menurut Marlinez, faktor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi genetik: jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, dan pola interaksi sosial; mekanisme koping, dan gaya; stress fisik dan emosi; budaya; serta lingkungan fisik. Nursalam, 2008. Disimpulkan Kegiatan utama dalam tahap pengkajian adalah pengumpulan data, pengelompokan data dan analisis data guna perumusan diagnosis keperawatan. Pengumpulan data merupakan aktifitas perawat dalam pegumpulan informasi yang sistemik tentang klien. Pengumpulan data ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan data yang penting dan akurat tentang klien. Dalam melakukan pengumpulan data ada bebarapa hal yang harus diketahui oleh perawat diantaranya: a Tujuan pengumpulan data . b Informasi atau data yang diperlukan c Sumber – sumber yang digunakan untuk memperoleh data. d Bagaimana sumber – sumber tersebut dapat memberikan informasi yanag baik. e Bagaimana mengorganisasi dan menggunakan informasi yang telah dikumpulkan. Asmadi, 2008. 9 Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, observasi, dan pemeriksaaan fisik serta diagnostik. a Wawancara Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data secara lagsung antara perawat dan pasien. Disini perawat pewawancara mendpatkan respons langsung dari klien melaui tatap muka dan pertanyaan yang diajukan. Data wawancara adalah semua ungkapan klien, tenaga kesehatan atau orang lain yang berkepentingan termasuk keluarga, teman dan orang terdekat klien Asmadi, 2008. Pernyataan yang diungkapkan kalien harus dicatat sebagai kutipan langsung tanpa menabahkan interpretasi. Misalnya, klien mengatakan “saya takut penyakit yang saya alami ini tidak bisa sembuh”. Hal yang perlu ditanyakan pada klien antara lain biodata, keluhan utama, juga riwayat kesehatan klien dan keluarga sekarang dan masa lalu. Untuk membantu klien menyampaikan keluhannya ada baiknya perawat menggunakan “analisis gejala” PQRST. Penjabaran PQRST sebagai berikut : P – Provocative.Palliative. Apa penyebab keluhan tersebut ? faktor apa saja yang memperberaat atau mengurangi keluhan? Q - QualityQuantity. Bagaimana keluhan tersebut dirasakan, apakah terlihat atau terdengar ? seberapa sering keluhan tersebut dirasakan? R – Regionradiaation. Dimana keluhan tersebut dirasakan ? apakah menyebar? S – Severity sclae. Apakah keluhan tersebut mengganggu aktifitas ? jika dibuat skala, seberapa parahkah keluhan tersebut dirasakan? T – Timimg. Kapan keluhan tersebut mulai muncul? Apakah keluhan tersebut munculnya secara tiba-tiba atau bertahap? Kemampuan utama yang harus dimilki perawat saat melakukan interview adalah komunikasi dan hubungan saling percaya. Tanpa kemampuaan tersebut perawat tidak mungkin mendapatkan data yang akurat. Innterview yang dilakukan oleh perawat tentu disini tentunya berbeda dengan interogasi yang dilakukan oleh 10 aparat keamanan dalam memperoleh data. Karenanya setiap perawat harus terus meningkatkan kemampuan dirinya dalam melakukan interview Asmadi, 2008. b Observasipengamatan Observasi merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan visual dengan menggunakan panca indra. Kemampuan melakukan observvasi merupakan keterampilan tingkat tinggi yang memerlukan banyak latihan. Unsur terpenting dalaam observasi adalah mempertahankan objektifitas penilaian. Mencatat hasil observasi secara khusus tentang apa yang dilihat, dirasa, didengar, dicium dan dikecap akan lebih akurat dibandingkan mencatat interpretasi seseorang tentang hal tersebut. Contoh data hasil observasi antara lain rambut kotor, kulit sianosis, dan konjungtiva anemis Asmadi, 2008. Pengamatan pasien dialkukan baik terhadap fisik, perilaku dan sikap dalam rangka menegakan diagnosis keperawatan. Hasil pengamatan dicatat dalam format proses keperawatan. c Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik adalah upaya menegakan diagnosis keperawatan dengan cara sebagai berikut: 1. Inspeksi, yakni melihat bagian tubuh pasien yang sakit lihat tabel 1. 2. Palpasi, yaitu suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba bagian tubuh yang sakit. 3. Auskultasi, yaitu suatu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan bunyi bagian tubuh tertentu dan biasanya menggunakan stetoskop, misalnya mendengar denyut jantung, bising usus dan suara paru. 4. Perkusi, suatu pemerikaan yang dilakukan dengan cara mengetukan jari telunjukkepalan tanganalat hammer pada tangan yang lain diatas bagian tubuhyang diperiksa Zaidin, 2002. 11 Tabel 1. Sasaran Pengamatan Fisik No Sasaran Tanda- tanda Kemumgkinan masalah 1. Mata  Kuning  Merah  Pucat Ikterus Radang Anemia 2. Hidung  Edema  Jaringan Radang Polip 3. Mulut  Mulut kering  Gusi merah  Bengkak Sariawan Gingivitis Gigi berlubang 4. Tenggorokan  Merah  bemgkak Faringitis tonsilitis 5. Leher  bengkak Struma 6. Kulit  kering  keriput  pucat  biru  merah Kurang cairan Kuraang darah Sianosis Radang Sumber: Mahyer, 2010 Hal – hal yang harus dilakukan pada tahap pemeriksaan fisik sebagai berikut: 1 Analisa Data Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan Lagkah langkah dalam menganalisis data sebagai berikut : 2 Pengelompkan data a. FisiologisBiologis a Riwayat kesehatan dan penyakit b Maslaah kesehatan saat ini c Masalah gangguan fungsi sehari – hari. d Masalah risiko tinggi e Pengaruh perkembanganm terhadap kehidupan. b. Data psikologis a Perilaku b Pola emosional 12 c Konsep diri d Gambaran diri e Penampilan intelektual f Tingkat pendidikan c. Data sosial a Status ekonomi b Kegiatan rekreasi c Bahasa dan komunikasi d Pengaruh kebudayaan e Sumber – sumber masyarakat f Faktor risiko lingkungan g Hubungan sosial h Hubungan keluarga. i Pekerjaan d. Data spiritual a Nilai – nilai norma b Kepercayaan c Keyakinan d Moral, Zaidin, 2002. 3 Tabulasi data Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasi sehingga mudah dibandingkan dengan standar, diinterpretasi daan ditentukan alternatif permasalahnnya. 4 Perumusan masalah Dari analisis data yang telah dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang harus diintervensi dengan asuhan keperawatan masalah keperawatan tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis Lihat gambar 2.2 selanjutnya disusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritas . 13 Masalah Kesehatan Dapat diintervensi dengan askep masalah keperawatan Buat rumusan masalah keperawatan Susun urutan prioritas Diagnosa Keperawatan Prioritas Gambar 3. Masalah keperawatan dan masalah medis Zaidin, 2002. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera Gambar 3. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, misalnya turgor kulit yang jelek pada kasus diare. Segera mencakup waktu, misalnya pasien stroke yang tidak sadar, maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau bahkan kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : 1. Keadaan yang mengancam kehidupan 2. Keadaan yang mengancam kesehatan. 3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan. Menarik penentuan prioritas + - 1 2 14 Tidak Masalah Medis + - - 3 4 Gambar 4. Matrix penentuan prioritas Keterangan : No. Kotak Penting Segera Hasil 1. + + Prioritas 1 2. + - Prioritas 2 3. - + Prioritas 3 4. - - Prioritas 4

B. Perumusan Diagnosis Keperawatan