Latar Belakang skripsi (Autosaved)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan dibidang kesehatan di Indonesia bertujuan untuk mencapai masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan keadaan yang sehat baik secara jasmani maupun secara rohani. Berdasarkan hal tersebut pemerintah berupaya membangun pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau dan dapat dimanfaatkan oleh semua lapisan masyarakat baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas, tanpa membedakan status sosial ekonomi seseorang untuk memperoleh pelayanan kesehatan secara adil dan merata Depkes RI, 2008 dalam Ida Ayu, 2014. Pelayanan kesehatan di rumah sakit terdiri dari pelayanan rawat inap dan pelayanan rawat jalan. Rawat inap merupakan pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap DepKes RI, 2003 dalam Melisa, 2014. Salah satu unsur yang sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit adalah tenaga kesehatan dan yang memiliki peran paling besar adalah perawat, hal ini disebabkan profesi perawat memiliki proporsi yang relatif besar yaitu hampir melebihi 50 dari seluruh Sumber Daya Manusia SDM Rumah Sakit. Kerja dan tugasnya lebih banyak dibanding tenaga lain, karena sifat dan fungsi tenaga ini adalah mendukung pelayanan medik berupa pelayanan keperawatan yang dikenal dengan asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, ImplementasiIntervensi dan evaluasi, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup 1 wewenang serta tanggung jawab kepeawatan Asmadi, 2008. Apabila asuhan keperawatan menjadi rendah maka dapat memicu ketidakpuasan pasien dan terus demikian berulang secara terus menerus Suriyani, 2013. Kepuasan adalah perasaan senang ketika sesuatu yang yang diharapkan telah terpenuhi. kepuasan merupakan perasaan senang yang dirasakan seseorang setelah membandingkan antara hasil suatu produk dengan harapannya. Kepuasan merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan, salah satunya yaitu kepuasan pasien Kotler, 2002. Kepuasan pasien sebagai perasaan senang karena jasa pelayanan yang diterima sesuai dengan harapan. Pada Nursalam, 2014 untuk menilai kepuasan ada beberapa indikator yaitu Reability Keandalan kemampuan yang andal, Assurance jaminan kepastian pelayanan, Tangible Kenyataan bukti fisik, Empathy Empati perhatian dan Responsiveness tanggug jawabdaya tanggap mengarahkan serta menjelaskan dan membujuk Supriyanto, 2010 dalam Desimawaty, 2013. Tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan di Putra Specialist Hospital Melaka. Didapatkan tingkat kepuasan pasien pada faktor Tangible adalah sangat puas, pada faktor Reability adalah puas, pada faktor Responsiveness adalah puas, pada faktor Assurance adalah sangat puas, dan pada faktor Empathy adalah sangat puas, tetapi dari beberapa faktor tersebut masih ada pasien yang merasa kurang puas dengan pelayanan yang diberikan, Hasil penelitian Melisa Ulva, 2014. Adapun responden dengan persepsi jaminan baik cenderung menyatakan puas 55,8, sedangkan responden persepsi jaminan tidak baik cenderung menyatakan tidak puas 64,4 dengan layanan Kesehatan di rawat inap kelas III di RSUD Wangaya Kota Denpasar Hasil penelitian Ida Ayu, 2014. Pendidikan keperawatan di jenjang apapun dari masa perkuliahan awal hingga akhir semester tidak lepas dari pembelajaran asuhan keperawatan yang menuntut mahasiswa harus menguasai seluruh proses keperawatan degan baik, namun masih ada pelayanan keperawatan yang masih kurang sehingga pasien merasa tidak puas dari segi Reliability Ketepatan waktu perawat saat dibutuhkan. Assurance perawat tidak memberi salam dan senyum pada pasien dan segi 2 Responsiveness, perawat tidak mengkaji kembali saat pasien masuk keruang rawat inap. Selain itu, survey awal Juli 2015 Asuhan keperawatan yang diberikan pada 10 pasien 95 baik, setelah wawancara dan pengisian kuesioner oleh 10 pasien rawat inap kelas III diruang interna RSUD. Prof. DR. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo didapatkan 8 paien puas dan 2 pasien tidak puas. Untuk mengatasi hal tersebut diatas sehingga perlu peningkatan penerapan asuhan keperawatan khususnya Dengan berkembangnya ilmu keperawatan terutama dalam hal manejemen maka peneliti dalam hal ini mencari Hubungan Penerapan Asuhan Keperawatan dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Interna Rumah Sakit Prof. Dr. H Aloei Saboe Kota Gorontalo.

1.2 Identifikasi Masalah