2. Diagnosa potensialresiko Terdiri dari dua 2 bagian
PE Problem + etiologi Atau
PR Probllem + Faktor yang berhubungan Contoh : Resiko terjadinyaa infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
memasukan alat kesehatan kedalam tubuh manusia seperti pemasanagan infuse, Mahyer et al, 2010
Ciri – ciri diagnosis keperawatan yang baik sebagai berikut : a. Menggambarkan tanggapan individu ketidaktahuan, ketidakmauan, dan
ketidakmampuan terhadap proses, kondisi, dan situasi penyakit. b. Berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, menurut hirarki kebutuhan
Maslow Gambar 2.4. c. Berubah sesuai proses respon pasien terhadap peyakit. Oleh karena itu,
perjalanan proses keperawatan tersebut berbentuk spiral Gambar .5 d. Berisi petunjuksaran bagi asuhan keperawatan yang profesional dan mandiri.
e. Tidak menggunakan sistem klasifikasi medis kedokteran, Zaidin, 2002. Diagnosa keperawatan yang baik yang berorientasi pada kebutuhan dasar
Maslow pada gambar 4. dibawah ini.
Gambar 4. Hirarki kebutuhan Maslow Zaidin, 2002.
C. Penyusunan rencana asuhan keperawatan
17
Harga Diri
Rasa Aman Biologis
Aktualisasi Diri
Kasih Sayang
Perencanaan keperawatan adalah perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasienklien berdasarkan analisiss pengkajian
agar masalah kesehatan dan keperawatan pasien dapat diatasi Zaidin, 2002. Tiga komponen utama yang harus ada dalam sebuah rencana asuhan
keperawatan adalah sebagai berikut: Diagnosis keperawatan atau masalah yang diprioritaskan; Kriteria hasil, yaitu apa hasil yang diharapkan tersebut; Intervensi,
yaitu apa yag harus dilakukan untuk mencapai tujuan atau kriteria hasil Mahyar et al, 2010.
Penyusunan rencana asuhan keperawatan harus menentukan dan memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Menetapkan Prioritas Masalah Untuk memulai memprioritaskan masalah, pertama kali anda harus
mengidentifikasi masalah yang paling penting Urgent. Masalah yang paling penting ini biasanya yang memerlukan tindakan medis segera. Setelah itu, anda
melihat tujuan yang ingin dicapai saat klien pulang nanti. Hal ini perlu diperlukan untuk memutuskan apa yang harus dilakukan pertama kali dari keseluruhan
asuhann keperawatan Mahyar et al, 2010. Prinsip dasar memprioritaskan masalah yaitu: Menggunakan hirarki
Maslow; Mengidentifikasi prioritas utama dari masalah yang mempunyai kontribusi terhadap masalah yang lain, misalnya; Tn. S mengalami nyeri sendi
sehingga tidak dapat melakukan pergerakan dengan baik. Masalah ini menjadi prioritas karena dapat menimbulkan masalah lain, yaitu pergerakan.
Berikut ini adalah adalah tahap prioritas masalah menurut Maslow : 1 Prioritas ke – 1
Masalah mengancam kehidupan , yaitu kebutuhan fisiologis. Contohnnya: kebutuhan fisiologis masalah pernapasan, sirkulasi, nutrisi,
hidrasi dan kecukupan cairan, eliminasi, pegaturan suhu dan kenyamanan fisik.
2 Prioritas ke – 2 Masalah yag megganggu kamanan dan kenyamanan misalnya lingkungan,
bahaya, takut.
18
3 Prioritas ke – 3 Masalah yang berhubungan dengan cinta dan mencintai.
Contohnya adalah isolasi sosial dan kehilangan orang yang dicintai. 4 Prioritas ke – 4
Masalah yang mempengaruhi harga diri, misalnya; ketidakmampuan mencuci rambut sendiri dan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari –hari secara
normal. Masalah yang menggaggu pencapaian tujuan pribadi, misalnya aktualisasi diri.
2. Merumuskan Tujuan dan Kriteria Hasil Menetapkan kriteria hasil sangat penting, karena hasil dapat menjadi
tonggak pengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan menjadi arahan untuk pelaksanan intervensi, serta menjadi faktor pemicu dan kerangka
waktu untuk mencapai tujuan Mahyar et al, 2010. Standard dan fokus yang dalam perumusan kriteria hasil adalah : Berfokus
pada bagian – bagian dari diagnosis keperawatan; Diformulasikan sebagai tujuan yang dapat diukur; Merupakan satu hal yang saling menguntungkanbai klien dan
perawat ; Harus realistis dan sesuai dengan kemampuan serta kondisi klien; Dapat dicapai dengan sumber yang tersedia Mahyar et al, 2010.
Keefektifan suatu asuhan keperawatan yang diberikan haruslah berfokus pada klien. Uapaya seperti ini dikenal dengan istilah “tujuan berfokus pada klien“.
Tujuan berfokus pad klien mengandung arti perubahan kegiatan apa yang kita inginkan terjadi pada klien dan kapan kita mengharapkan perubahan atau kejadian
itu dicapai Mahyar et al, 2010. Berikut ini adalah prinsip – prinsip yang digunakan dalam membuat kriteria
hasil : a. Berorientasi pada klien
Dalam membuat kriteria yang berfokus pada klien, harus memperhatikan hal – hal berikut ini : Kondisi fisik klien, berupa prognosis secara keseluruhan;
Lamanya klien dirawat dirumah sakit yang diharapkan,dan; Tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Efektifitas dari pemberian asuhan keperawatan perlu
difokuskan pada klien. Hal ini biasa disebut kriteria hasil berfokus pada klien.
19
Tabel 2. Kata Kerja untuk Kriteria Hasil
Sumber : Mahyar et al, 2010
b. Mempunyai Makna Tunggal Setiap pernyataan kriteria hasil harus bersifat spesifik dan hanya memiliki
satu makna. Jika mempunyai makna lebih dari satu makna, maka sebaiknya dibuat menjadi dua kriteria hasil. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kebingungan saat melakukan evaluasi. c. Dapat Diukur
Penilaian perilaku dapat dilakuka dengan menilai apakah perilaku terjadi atau tidak, sehingga dapat diukur atau ditimbang.
d. Mempunyai batasan waktu Batasan waktu yang ditetapkan akan mengindikasikan kapan evaluasi akan
dilakukan. e. Saling Menguntungkan
Klien maupun perawat harus berpartisipsi secara aktif dalam menetapkan kriteria hasil. Peran perawat dalam proses ini adalah memberikan saran pada klien
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. f. Realistis dan dapat
dicapai Seindah – indahnya rumusan kriteria hasil yang dibuat tidak akan menjadi
kriteria hasil yang baik jika tidak dapat tercapai. 3. Jenis Tujuan dalam Rencana Keperawatan
20
Kognitif Afektif
Psikometer
Mengajarkan Megekspresikan
Mendemonstrasikan Mendiskusikan
Membagikan Mempraktikan
Mengidentifikasi Mendengarkan
Memperlihatkan Menyebutkan
Mengomunikasikan Berjalan
Menggambarkan Berhubungan
Memberikan Memasukan
Tujuan yang harus dicapai saat pasien pulang merupakan kesimpulan dari semua masalah pasien yang dirumuskan dalam rencana asuhan keperawatan
Gambar 5.
Gambar 5. Hubugan antar Tujuan dan Asuhan Keperawatan Mahyar et al, 2010.
Skema diatas menunjukan bahwa hubungan antar rencana asuhan keperawatan dan tujuan itu terbagi atas 3 jenis, yaitu : pulang tanpa ada
keterbatasan; pulang dengan keterbatasan dan meninggal dengan damai dan bermartabat Mahyar et al, 2010 .
a. Tujuan Jangka Panjag Tujuan jangka panjang ditujukan untuk mengatsi masalah yang
teridentifikasi dalam diagnosis keperawatan. Contoh diagnosa keperawatan perubahan integrita kulit berhubungan dengan
iritasi – iritasi terhadap deterjen. Tujuan jangka panjang dalam waktu satu minggu kulit akan terbebas dari kemerahan.
b. Tujuan jangka pendek Tujuan jangka pendek difokuskan pada etiologi yang diidentifikasi dalam
rumusan diagnosis keperawatan.
21 Tujuan saat klien
pulang discharge goal Keseluruhan Rencana Asuhan
Keperawatan
Etiologi Masalah
Berhubungan dengan
Diagnosis keperawatan
Tujuan jangka pendek Berhubungan dengan
Tujuan jangka panjang
Contoh : diagnose keperawtan perubahan dalam pemeliharan kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang rotasi lokasi penyuntikan
insulin. Tujuan jangka pendek :
1 Setelah pendidikan kesehatan yang pertama klien mampu menyebutkan alasan mengapa lokasi tempat penyuntikan insulin harus dirotasi.
2 Setelah pendidikan kesehatan yang kedua, klien mampu mengidentifikasi 5 lokasi yang dapat dijadikan tempat penyuntikan.
3 Setelah pendidikan kesehatan yang ketiga, klien menyatkan akan melakukan rotasi tempat penyuntikan minimal pada 3 bagian tubuh.
Lihat kembali kriteria hasil yang telah dibuat. Siapa yang bertanggung jawab mencapai tujuan tersebut ? bila perawat yang bertanggung gugat, maka
harus mulai melakukan intervensi secara komprehensif Mahyar et al, 2010 .
D. IntervensiImplemntasi Keperawatan