20
2.1.2 Kebijakan Deviden
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Secara definisi kebijakan deviden adalah
kebijakan untuk menentukan berapa laba yang harus dibayarkan deviden kepada pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam kembali laba ditahan.
Deviden adalah pendapatan bagi pemegang saham yang dibayarkan setiap akhir periode sesuai dengan persentasenya. Persentase dari laba yang akan dibagikan
sebagai deviden kepada pemegang saham disebut sebagai Deviden Payout Ratio DPR.
Riyanto 2001 mendefinisikan kebijakan dividen sebagai “politik” yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan earning antara
penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan laba ditahan.
Menurut Sundjaja dan Barlian 2003 kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen antara lain:
1. Apakah laba yang diperoleh seharusnya dibagikan atau tidak.
2. Apakah laba dibagikan dengan konsekuensi harus mengeluarkan saham
baru. Dari beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen
adalah kebijakan pembagian pendapatan yang harus diikuti dengan keputusan dividen dibagikanditahan.
Universitas Sumatera Utara
21
2.1.2.1 Teori-Teori Kebijakan Deviden
Ada banyak teori yang menjelaskan tentang deviden. Hartono, 2011 mengemukakan beberapa teori tentang deviden, yaitu :
A. Dividend Irrelevance Theory Dividen Tidak Relevan
Teori ini memandang bahwa kebijakan deviden tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan maupun terhadap biaya modalnya.
B. Teori bird in the hand
“Satu burung di tangan lebih berharga dari seribu burung di udara”. Teori ini berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun apabila rasio
pembayaran deviden dinaikkan, sehingga sesungguhnya investor jauh lebih menghargai pendapatan yang diharapkan dari deviden daripada pendapatan yang
diharapkan dari keuntungan modal, dengan kata lain investor lebih menyukai deviden kas daripada laba ditahan.
C. Teori Preferensi Pajak
Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak yang beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah dari pada yang
tinggi, yaitu: -
Keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dari pada pendapatan dividen.
Universitas Sumatera Utara
22
- Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual,
sehingga ada efek nilai waktu -
Jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal yang terutang.
Karena keuntungan-keuntungan pajak ini, sebagian investor lebih suka perusahaan yang menahan sebagian besar laba perusahaan dan akan mau
membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian dividennya lebih rendah daripada untuk perusahaan sejenis yang pembagian dividennya tinggi.
Meskipun tiga konsep tersebut dianggap sebagai teori-teori utama mengenai kebijakan dividen, perkembangan ilmu keuangan modern memunculkan
pendekatan baru yang lebih relevan dan lebih mampu menjelaskan kebijakan dividen dalam dunia bisnis praktis, yaitu signalling theory. Pengumuman dividen
diyakini mempunyai informasi dan membawa sinyal tentang laba bersih saat ini dan potensi perusahaan di masa mendatang.
2.1.2.2 Prosedur Pembagian Deviden
Pengumuman pembagian deviden merupakan hal yang dinanti-natikan oleh pemegang saham, khususnya pemegang saham jangka panjang long term
investing seperti investor besar, pemilik perusahaan, pengelola reksadana, atau investor profesional yang tidak terlalu dipengaruhi oleh naik turunnya harga
saham. Mereka menganggap bahwa pembagian deviden merupakan bentuk komitmen terbaik perusahaan kepada pemegang saham yang loyal. Pembagian
deviden setidaknya memberikan kepastian kepada pemegang saham, bahwa
Universitas Sumatera Utara
23
investasi uang dan waktu yang telah mereka korbankan selama ini kepada perusahaan telah berada di jalan yang benar. Setidaknya lebih menguntungkan
bila dibandingkan dengan mereka meletakkan kekayaan mereka di instrumen investasi lain seperti deposito, surat utang obligasi, properti atau emas.
Pada umumnya prosedur pengumuman saham dimulai dari keputusan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS tentang kebijakan pembagian deviden,
diikuti dengan pengumuman resmi pembagian deviden, pencatatan pegang saham yang berhak menerima deviden, dan pembayaran deviden.
1. Tanggal pengumuman deviden
announcement date Tanggal pengumuman dividen merupakan tanggal resmi pengumuman oleh
emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan.
2. Tanggal cum deviden Cum-dIvidend date
Adalah tanggal terakhir perdagangan saham dimana pemegang saham masih berhak atas deviden periode berjalan. Biasanya dengan jangka
waktu empat hari sebelum tanggal pencatatan pemegang saham. Misalnya, tanggal 19 Juli 2013 adalah tanggal terakhir pemegang saham berhak atas
deviden kas PT. ABC sebesar Rp. 40lembar. Tuan A membeli saham PT. ABC pada tanggal 18 Juli 2013 sebanyak 100.000 lembar. Atas
Pembelian tersebut Tuan A tetap berhak atas deviden kas sebesar Rp. 4.000.000,- dipotong pajak meskipun Tuan A segera menjual sahamnya
pada tanggal 19 Juli 2013. 3.
Tanggal ex-dividend ex-dividend date
Universitas Sumatera Utara
24
Adalah tanggal pada saat hak atas deviden periode berjalan dilepaskan dari sahamnya. Biasanya dengan jangka waktu 3 tiga hari kerja sebelum
tanggal pencatatan pemegang saham atau 1 satu hari kerja setelah tanggal cum dividend date.
4. Tanggal pencatatan pemegang saham holder of record date
Adalah tanggal dimana seorang harus terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan publik atau emiten, sehingga ia mempunyai hak memperoleh
deviden yang diperuntukkan bagi pemegang saham
. 5.
Tanggal pembayaran deviden dividend payment
Tanggal pembayaran adalah tanggal dimana Deviden kas benar-benar
dibayarkan kepada investor.
2.1.3 Saham