12
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dicerminkan dengan aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Tidak dapat dipungkiri
pasar modal kini telah memainkan peranan penting dalam perekonomian negara maju maupun negara berkembang. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar modal
sebagai media yang mampu menawarkan solusi bagi permasalahan permodalan yang sering dihadapi dalam rangka pembangunan nasional. Pihak yang kelebihan
dana dan pihak yang kekurangan dana dapat dipertemukan di dalam pasar modal. Selain itu pasar modal juga memiliki fungsi yang dapat memberikan kesempatan
bagi perusahaan atau investor yang terlibat didalamnya untuk mendapatkan imbalan. Beberapa instrumen yang tersedia di pasar modal adalah saham, obligasi
dan waran. Saham sebagai salah satu instrumen pasar modal merupakan instrumen
yang paling aktif dan banyak diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Menurut data Bursa Efek Indonesia, Total Kapitalisasi Pasar Saham di Bursa Efek
Indonesia BEI per 28 Juni 2013 telah mencapai Rp 4.734.418.233.389.050. Jumlah ini tiga kali lebih besar dari APBN tahun 2012 yang hanya sebesar
Rp 1.548, 3 triliun.
Berinvestasi di pasar saham yang dilakukan secara terukur dan perencanaan yang matang disertai dengan analisis resiko yang baik memberi
Universitas Sumatera Utara
13
beberapa keuntungan bagi investor. Bagi investor yang memandang investasi yang dilakukan sebagai sumber pendapatan dapat memperoleh keutungan gain
atas selisih harga jual dan harga beli. Sementara investor jangka panjang yang lebih berfokus kepada pertumbuhan investasi memperoleh dua keuntungan yaitu
hak atas deviden dan keuntungan gain atas fluktuasi harga saham. Galih 2010 menyatakan pergerakan harga saham yang fluktuatif di pasar
modal lebih dominan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain informasi dari luar perusahaan eksternal dan informasi dari dalam perusahaan internal.
Harga komoditas dunia seperti emas dan minyak, kondisi ekonomi makro negara lain atau global, dan kodisi pasar modal global termasuk dalam fator eksternal
yang mempengaruhi fluktuasi harga saham, sedangkan rilis laporan keuangan, pengumuman pembagian dividen dan stock split pemecahan saham merupakan
contoh faktor internal. Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada
pemegang saham dalam jumlah sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki. Menurut Tangkilisan dan Hassel 2003:227, “ Deviden adalah bagian dari laba
bersih yang dibagikan kepada para pemegang saham pemilik modal sendiri, equity.”
Terdapat dua macam bentuk dividen yaitu dividen kas dan dividen bentuk saham. Deviden kas umumnya lebih disukai oleh pemegang saham karena uang
tunai yang langsung masuk ke rekening investor sehingga Rapat Umum Pemegang Saham RUPS lebih sering memutuskan metode tunai atas pembagian
deviden.
Universitas Sumatera Utara
14
Informasi tentang naik turunnya deviden merupakan suatu informasi yang sangat penting bagi investor. Hal ini disebabkan, dalam kondisi di mana investor
dihadapkan pada ketidakpastian yang tinggi terhadap hasil kerja investasinya, maka informasi naik-turunnya dividen tunai dapat dijadikan indikator untuk
memperkirakan prospek keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Pemikiran ini timbul karena manajemen pada umumnya tidak akan mengambil
risiko dengan membayar dividen yang tinggi pada suatu waktu tertentu bila menurut estimasi mereka perusahaan tidak mampu mempertahankannya di masa
yang akan datang. Adanya kenaikan dividen dapat ditafsirkan sebagai tanda optimis pihak
manajemen sehubungan dengan keuntungan perusahaan di masa yang akan datang. Demikian pula penurunan dividen dapat ditafsirkan sebagai penurunan
keuntungan di masa yang akan datang. Pembagian dividen kepada pemegang saham juga menyebabkan posisi kas suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini
mengakibatkan leverage rasio antara hutang terhadap ekuitas akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah para pelaku pasar akan berpikiran negatif
terhadap perusahaan. Dalam teori Efficiency Market Hypothesis, harga saham bereaksi terhadap
informasi yang ada Ang, 1997, termasuk didalamnya adalah informasi tentang pembagian dividen. Informasi tentang pembagian dividen dipercaya akan dapat
mempengaruhi perilaku harga saham di bursa akibat aksi investor yang menginginkan keuntungan dari kejadian tersebut. Dari beberapa penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa return saham bereaksi terhadap
Universitas Sumatera Utara
15
pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan Sularso, 2003. Reaksi tersebut umumnya terjadi pada hari-hari di sekitar tanggal
pengumuman pembagian deviden declaration date, dan hari bursa di mana pemegang saham tidak lagi memiliki hak atas pembagian deviden ex-deviden
date. Sularso 2003 menyatakan, bahwa pada saat ex-dividend date investor
pada umumnya memprediksikan bahwa pembagian dividen akan berdampak pada turunnya harga saham yang didasarkan pada pemikiran yang logis bahwa calon
investor telah kehilangan hak atas deviden sehingga investor akan menunda untuk membeli saham sehingga kepemilikan saham akan menjadi terbatas bagi investor
tertentu saja. Turunnya permintaan saham tersebut akan mengakibatkan harga saham bergerak turun menuju ke harga saham baru yang dinilai wajar oleh pasar,
harga saham yang baru tersebut kemungkinan besar akan menarik kembali minat para investor untuk membelinya trading.
Sularso 2003 menyimpulkan bahwa pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga saham ditunjukkan dengan masih diperolehnya
abnormal return pada sekitar tanggal ex-dividend date. Prasetiono 2000 menyimpulkan bahwa peristiwa pengumuman dividen tidak menimbulkan rata-
rata abnormal return saham secara signifikan yang berbeda antara kelompok dividen naik dan kelompok dividen turun. Sementara penelitian Kartini 2001
menunjukkan bahwa pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman perubahan pembayaran dividen baik dividen yang meningkat maupun dividen
yang menurun.
Universitas Sumatera Utara
16
Penelitian lain yang berkaitan dengan pengujian reaksi pasar atas ex- dividend date dan pengujian reaksi pasar terhadap pengumuman perubahan
pembayaran deviden telah banyak dilakukan baik di Amerika maupun di Indonesia. Campbell and Beranek’s 1995 dalam Galih 2010 menyatakan
bahwa pembagian dividen tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date. Pemikiran ini disebabkan karena
investor telah kehilangan hak atas return dari dividen dan melihat prospek ke depan perusahaan yang membagi dividen. Apabila pembayaran dividen semakin
besar, secara keseluruhan posisi modal akan menurun. Hal ini terlihat dari munculnya hubungan yang berbanding terbalik antara dividen dengan modal
sendiri. Semakin besar dividen yang dibayar akan mengurangi besarnya laba ditahan, sehingga posisi modal perusahaan akan turun. Hal ini membuat investor
berpikiran negatif dan buru-buru melepas sahamnya sehingga harga saham perusahaan tersebut pada saat ex-dividend date mengalami penurunan. Kartini
2001 menunjukkan bahwa pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman perubahan pembayaran dividen baik dividen yang meningkat
maupun dividen yang menurun. Berdasarkan hasil tersebut memberikan suatu gambaran adanya pengaruh
yang berbeda-beda yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen pada waktu ex- dividend date, penulis ingin menguji apakah teori tersebut berlaku juga bagi
Badan Usaha Milik Negara BUMN yang telah terdaftar go public di Bursa Efek Indonesia. Penulis beralasan BUMN sebagai adalah salah satu sumber
penyumbang pendapatan negara dalam APBN yang sering membagikan deviden
Universitas Sumatera Utara
17
kepada pemegang sahamnya, memiliki nilai kapitalisasi saham yang besar, serta harga saham yang relatif stabil. Sehingga judul penelitian ini adalah : “Analisis
Perbedaan Harga dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Ex- dividend Date. Studi Kasus pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.”
1.2 Perumusan Masalah