67
Berdasarkan analisis tersebut, makian bereferen bagian tubuh memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-
insan]. Dengan mengabaikan komponen tambahannya, makna semua makian bereferen bagian tubuh dapat disusun dalam struktur berikut.
Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y. X merasakan hal yang buruk terhadap Y.
Y [.....] X menyebut bagian tubuh Y.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
4.2.3 Struktur Semantis Makian Bereferen Keadaan Fisik Seseorang
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, keadaan fisik seseorang cenderung menjadi ungkapan masyarakat BT untuk mengekspresikan
kemarahan dan kekecewaan. Ada orang yang dimaki karena memang memiliki keadaan fisik yang buruk, namun yang paling banyak dijumpai adalah hanya
sebagai hubungan kesalahan seseorang dengan keadaan fisik yang menggambarkan kesalahan orang tersebut. Makian bereferen keadaan fisik
tersebut adalah sebagai berikut.
22 Ganjang munsung ‘bibir yang maju’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Y mengatakan sesuatu secara berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
68
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Karena ini, Y tidak atau merasakan asesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, dan evaluator dengan makna asali sesuatu,
badantubuh, merasakan, dan buruk. Orang yang memaki dengan menyebut ganjang munsung
biasanya merasa dirugikan oleh perkataan orang yang dimaki sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena
Y’. Akan tetapi, ada juga orang yang dimaki memang memiliki keadaan fisik seperti ini. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali
sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, ganjang munsung memiliki
fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [- insan].
23 Telbeng bibir ‘bibir tebal menjuntai ke bawah’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Y mengatakan sesuatu yang tidak benar tentang X.
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Universitas Sumatera Utara
69
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, konsep logis, dan evaluator dengan makna asali
sesuatu, badantubuh, merasakan, tidak, benar, dan buruk. Orang yang memaki dengan menyebut telbeng bibir biasanya merasa dirugikan oleh perkataan orang
yang dimaki sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Akan tetapi, ada juga orang yang dimaki memang memiliki
keadaan fisik seperti ini. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau
merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, telbeng bibir
memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [- bernyawa], dan [-insan].
24 Pitung ‘buta’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Y tidak melihat sesuatu yang diinginkan.
Y menginginkan X mendapatkannya. X melihat sesuatu yang diinginkan oleh Y.
X mengatakan Z kepada Y. Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
Universitas Sumatera Utara
70
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, konsep logis, dan evaluator dengan makna asali
sesuatu, badantubuh, merasakan, melihat, tidak, dan buruk. Orang yang memaki dengan menyebut pitung biasanya merasa direpotkan oleh orang yang dimaki
sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali
sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, pitung memiliki fitur-fitur
semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
25 Na dungilon ‘gigi yang maju’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini.
X mengatakan Z kepada Y. Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, dan evaluator dengan makna asali sesuatu,
Universitas Sumatera Utara
71
badantubuh, merasakan, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Akan tetapi, ada juga orang yang
dimaki memang memiliki keadaan fisik seperti ini. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur
‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, na dungilon memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas],
[+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
26 Mokmok ‘gemuk’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Ketika X meminta Y melakukan sesuatu,
Y tidak dapat bergerak dengan cepat karena ini. Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini.
X mengatakan Z kepada Y. Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, gerakan, pewatas, konsep logis, dan evaluator dengan
makna asali sesuatu, badantubuh, merasakan, bergerak, tidak, dapat, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena
Y’. Orang yang memaki dengan menyebut mokmok biasanya merasa kesal karena
Universitas Sumatera Utara
72
orang yang dimaki tidak melakukan sesuatu seperti yang diinginkan sehingga dia memaki dengan menyebut keadaan fisik orang tersebut. Kadang-kadang orang
yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan
analisis tersebut, mokmok memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
27 Bakkilis on ‘kurus’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Y terlihat sangat kecil karena ini.
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, gerakan, pewatas, penjumlah, augmentor, konsep
logis, dan evaluator dengan makna asali sesuatu, badantubuh, merasakan, banyak, ini, sangat, tidak, dapat, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X
merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Orang yang memaki dengan menyebut bakkilis on
biasanya merasa kesal sehingga dia memaki dengan menyebut keadaan fisik orang tersebut. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau
Universitas Sumatera Utara
73
tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, bakkilis
on memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-
bernyawa], dan [-insan].
28 Bondil bollang mata ‘mata besar’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X merasa Y melihat X dengan membesarkan bagian tubuh ini.
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, pewatas, deskriptor, dan evaluator dengan makna asali
sesuatu, badantubuh, merasakan, melihat, besar, ini, dan buruk. Orang yang memaki dengan menyebut bondil bollang mata biasanya merasa tersinggung oleh
tatapan orang yang dimaki dan juga orang yang dimaki memang memiliki keadaan fisik seperti ini sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan
sesuatu yang buruk karena Y’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau
merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, bondil
Universitas Sumatera Utara
74
bollang mata memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal],
[+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
29 Ganjang ihur ‘pantat yang lebarbesar’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Y berada di sebelah X. X tidak dapat bergerak dengan baik karena Y.
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, ruang, gerakan, dan evaluator dengan makna asali
sesuatu, badantubuh, merasakan, sebelah, bergerak, dan buruk. Orang yang memaki dengan menyebut ganjang ihur biasanya merasa dirugikan oleh keadaan
fisik orang yang dimaki sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah
atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut,
ganjang ihur memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal],
[+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
Universitas Sumatera Utara
75
30 Joppok ‘pendek’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Y tidak dapat menyentuh sesuatu yang ada di atas.
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, konsep logis, perkenaan, ruang, dan evaluator dengan
makna asali sesuatu, badantubuh, merasakan, tidak, dapat, menyentu, di atas, dan buruk. Orang yang memaki dengan menyebut joppok biasanya merasa dirugikan
oleh keadaan fisik orang yang dimaki sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Kadang-kadang orang yang dimaki
akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis
tersebut, joppok memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
31 Pekkat ‘pincang’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
Universitas Sumatera Utara
76
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Saat X menginginkan Y bergerak ke lain tempat,
Y tidak dapat bergerak dengan cepat. Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini.
X mengatakan Z kepada Y. Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini. Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik
substantif, predikat mental, konsep logis, dan evaluator dengan makna asali sesuatu, badantubuh, merasakan, tidak, dapat, dan buruk. Orang yang memaki
dengan menyebut pekkat biasanya merasa dirugikan oleh tindakan orang yang dimaki dan ada juga seseorang yang dimaki memang memiliki keadaan fisik
seperti ini sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali
sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, pekkat memiliki fitur-fitur
semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
32 Tukkik ‘telinga yang mengeluarkan cairan berbau busuk’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X memanggil Y lebih dari satu kali tetapi Y tidak mendengar X dari jauh.
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
77
X mengatakan Z kepada Y. Oleh karena itu, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini. Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik
substantif, predikat mental, ruang, penjumlah, augmentor intensifier, dan evaluator dengan makna asali sesuatu, badantubuh, merasakan, dengar, jauh,
lebih, satu, dan buruk. Orang yang memaki dengan menyebut tukkik biasanya merasa dirugikan oleh orang yang dimaki sehingga dapat dibentuk pola struktur
‘X merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Akan tetapi, ada juga orang yang dimaki memang memiliki keadaan fisik seperti ini. Kadang-kadang orang yang
dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan
analisis tersebut, tukkik memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
33 Pellong ‘juling’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Y tidak dapat melihat dengan benar.
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
78
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, konsep logis, dan evaluator dengan makna asali
sesuatu, badantubuh, merasakan, tidak, dapat, benar, dan buruk. Orang yang memaki dengan menyebut pellong biasanya merasa dirugikan oleh perkataan
orang yang dimaki sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Akan tetapi, ada juga orang yang dimaki memang memiliki
keadaan fisik seperti ini. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau
merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, pellong memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-
bernyawa], dan [-insan].
35 Pijom ‘tuli’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X memanggil Y lebih dari satu kali tetapi Y tidak mendengar X dari dekat.
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
79
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, ruang, penjumlah, augmentor intensifier, dan
evaluator dengan makna asali sesuatu, badantubuh, merasakan, mendengar, dekat, satu, lebih, dan buruk. Orang yang memaki dengan menyebut pijom
biasanya merasa kesal oleh orang yang dimaki sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan sesuatu yang buruk karena Y’. Kadang-kadang orang yang
dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan
analisis tersebut, pijom memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
36 Bolak tanggurung ‘punggung yang lebar’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. X tidak dapat melihat sesuatu yang terjadi karena Y.
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, peristiwa, dan evaluator dengan makna asali sesuatu,
badantubuh, merasakan, terjadi, dan buruk. Orang yang memaki dengan
Universitas Sumatera Utara
80
menyebut bolak tanggurung biasanya merasa dirugikan oleh keadaan fisik punggung orang yang dimaki sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X merasakan
sesuatu yang buruk karena Y’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau
merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, bolak tanggurung
memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
Berdasarkan analisis tersebut, makian bereferen keadaan fisik seseorang memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-
bernyawa], dan [-insan]. Dengan mengabaikan komponen tambahannya, makna semua makian bereferen keadaan fisik seseorang dapat disusun dalam struktur
berikut. Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. [.....]
Bagian tubuh Y terlihat buruk seperti ini. X mengatakan Z kepada Y.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
81
4.2.4 Struktur Semantis Makian Bereferen Keadaan Mental Seseorang