56
X merasa Y sama seperti Z. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan Y seperti ini.
4.2.2 Struktur Semantis Makian Bereferen Bagian Tubuh
Bagian tubuh manusia juga dapat dijadikan sebagai ungkapan untuk memaki seseorang. Dalam masyarakat BT, seseorang yang melakukan kesalahan
yang berhubungan dengan bagian tubuh seseorang sehingga menyebabkan orang lain rugi atau marah, bagian tubuh tersebut digunakan sebagai ungkapan
mengekspresikan kemarahan atau kekecewaan orang tersebut.
9 Ulu mi ‘kepalamu itu’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan sesuatu yang buruk terhadap Y. Y tidak mendengarkan perkataan X karena Y merasa lebih benar.
X mengatakan bagian tubuh Y. Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, evaluator, augmentor intensifier, dan konsep logis
dengan makna asali seseorang, sesuatu, badantubuh, mengatakan, merasakan, buruk, lebih, benar, dan tidak sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X
Universitas Sumatera Utara
57
mengatakan sesuatu pada Y dengan menyebut bagian tubuh’. Biasanya orang yang dimaki akan marah karena ulu ‘kepala’ adalah bagian dari tubuh manusia
yang paling tinggi kedudukannya. Apabila seseorang memaki dengan menyebut ulu,
maka ia merendahkan derajat orang yang dimaki sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan
analisis tersebut, ulu memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
10 Dila ‘lidah’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. X tahu bahwa Y telah melakukan hal yang buruk. Y mengatakan sesuatu yang
tidak benar tentang X. X mengatakan bagian tubuh Y dila.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, evaluator, ujaran dan konsep logis dengan makna asali
seseorang, sesuatu, badantubuh, mengatakan, merasakan, buruk, tidak, dan benar sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y dengan
mengatakan bagian tubuh’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali karena kesalahannya sehingga terbentuk pola struktur ‘Oleh
Universitas Sumatera Utara
58
karena itu, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, dila memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal],
[+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
11 Ngingi mi ‘gigimu itu’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. Bagian tubuh Y terlihat oleh X seperti memburuk-burukkan X.
X mengatakan bagian tubuh Y ngingi mi. Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, dan evaluator dengan makna asali seseorang, sesuatu,
badantubuh, mengatakan, merasakan, lihat, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y dengan mengatakan bagian tubuh’.
Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali karena kesalahannya sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau
merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, ngingi memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-
bernyawa], dan [-insan].
Universitas Sumatera Utara
59
12 Patmi ‘kakimu itu’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. Y melakukan hal yang buruk terhadap X.
Y menyentuh X dengan bagian tubuh ini X mengatakan bagian tubuh Y pat mi.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, evaluator, dan perkenaan dengan makna asali
seseorang, sesuatu, badantubuh, mengatakan, merasakan, buruk, dan sentuh sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y dengan
mengatakan bagian tubuh’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali karena kesalahannya sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena
ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, pat memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal],
[+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
13 Bujangheang ‘alat kelamin perempuan’. Pada waktu itu, X anak kecil mengatakan sesuatu pada Y anak kecil.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y perempuan. X mengatakan bagian tubuh Y
ibu Y bujangheang.
Universitas Sumatera Utara
60
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, dan evaluator dengan makna asali mengatakan,
merasakan, sesuatu, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y dengan mengatakan bagian tubuh’. Biasanya orang
yang dimaki akan marah karena bagian tubuh tersebut adalah bagian yang sangat vital dan tabu diucapkan dalam masyarakat BT, sehingga terbentuk pola struktur
‘Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, bujang memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal],
[+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
14 Pilat ‘alat kelamin laki-laki’ Pada waktu itu, X anak kecil mengatakan sesuatu pada Y anak kecil.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y laki-laki. X mengatakan bagian tubuh Y Ayah Y pilat
. Oleh karena itu, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, dan evaluator dengan makna asali mengatakan,
merasakan, sesuatu, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X
Universitas Sumatera Utara
61
mengatakan sesuatu pada Y dengan mengatakan bagian tubuh’. Biasanya orang yang dimaki akan marah karena bagian tubuh tersebut adalah bagian yang sangat
vital dan tabu diucapkan dalam masyarakat BT, sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis
tersebut, pilat memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
15 Mata mi ‘matamu itu’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. Y melakukan hal yang buruk terhadap X
Bagian tubuh Y melihat pada X dalam waktu yang lama. X mengatakan bagian tubuh Y mata mi.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, dan evaluator dengan makna asali seseorang, sesuatu,
badantubuh, mengatakan, merasakan, melihat, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y dengan mengatakan bagian badan’.
Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali karena kesalahannya sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau
merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, mata
Universitas Sumatera Utara
62
memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [- bernyawa], dan [-insan].
16 Baba mi ‘mulutmu itu’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. Y mengatakan hal yang tidak baik kepada X.
X mengatakan bagian tubuh Y baba mi. Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, evaluator, konsep logis, dan ujaran dengan makna
asali seseorang, sesuatu, badantubuh, mengatakan, merasakan, mengucapkan, tidak, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu
pada Y dengan mengatakan bagian tubuh. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali karena kesalahannya sehingga terbentuk pola
struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, baba memiliki fitur-fitur semantik, yakni:
[+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
Universitas Sumatera Utara
63
17 Utok ‘otak’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. Y melakukan kesalahan tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar.
X mengatakan bagian tubuh Y utok. Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, evaluator, ujaran, dan konsep logis dengan makna
asali seseorang, sesuatu, badantubuh, merasakan, benar, tidak, dapat, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y dengan
mengatakan bagian tubuh’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali karena kesalahannya sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena
ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, utok memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal],
[+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
18 Ihur mi ‘pantatmu itu’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. Y melakukan sesuatu yang buruk terhadap X.
Bagian tubuh Y bergerak mendekati X.
Universitas Sumatera Utara
64
X mengatakan bagian tubuh Y ihur mi. Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, tindakan, gerakan, dan evaluator dengan makna asali
seseorang, sesuatu, badantubuh, mengatakan, bergerak, melakukan merasakan, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y
dengan mengatakan bagian badan’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali karena kesalahannya sehingga terbentuk pola
struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, ihur memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas],
[+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
19 Butuha mi ‘perutmu itu’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. Perbuatan Y tidak sama seperti keberadaan Y yang sebenarnya.
X mengatakan bagian tubuh Y butuha mi. Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
Universitas Sumatera Utara
65
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, dan evaluator dengan makna asali seseorang, sesuatu,
badantubuh, mengatakan, merasakan, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y dengan mengatakan bagian tubuh’.
Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk
terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, butuha memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
20 Lubang ni te ‘dubur’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. X tidak dapat mendengar dengan baik hal yang dikatakan Y karena
Y sangat banyak mengatakan sesuatu dengan tidak baik. X mengatakan bagian tubuh Y lubang ni te.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, evaluator, dan konsep logis dengan makna asali
seseorang, sesuatu, badantubuh, mengatakan, mendengar, merasakan, tidak, baik, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y
dengan mengatakan bagian tubuh. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah
Universitas Sumatera Utara
66
atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, lubang
ni te memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-
bernyawa], dan [-insan].
21 Pinggolmi ‘telingamu itu’ Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y.
X merasakan hal yang buruk terhadap Y. Y mendengarkan perkataan X dengan seseorang.
X tahu bahwa Y mendengarkan X. X menyebut bagian tubuh Y pinggolmi.
Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang buruk terhadap X. X mengatakan sesuatu seperti ini.
Makian dalam BBT tersebut dibentuk oleh kombinasi komponen semantik substantif, predikat mental, dan evaluator dengan makna asali seseorang, sesuatu,
badantubuh, mengatakan, mendengar, merasakan, dan buruk sehingga dapat dibentuk pola struktur ‘X mengatakan sesuatu pada Y dengan mengatakan bagian
tubuh’. Kadang-kadang orang yang dimaki akan marah atau tidak sama sekali sehingga terbentuk pola struktur ‘Karena ini, Y tidak atau merasakan sesuatu yang
buruk terhadap X’. Berdasarkan analisis tersebut, pinggol memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-insan].
Universitas Sumatera Utara
67
Berdasarkan analisis tersebut, makian bereferen bagian tubuh memiliki fitur-fitur semantik, yakni: [+entitas], [+temporal], [+konkret], [-bernyawa], dan [-
insan]. Dengan mengabaikan komponen tambahannya, makna semua makian bereferen bagian tubuh dapat disusun dalam struktur berikut.
Pada waktu itu, X mengatakan sesuatu pada Y. X merasakan hal yang buruk terhadap Y.
Y [.....] X menyebut bagian tubuh Y.
X mengatakan sesuatu seperti ini.
4.2.3 Struktur Semantis Makian Bereferen Keadaan Fisik Seseorang