1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tonggak penting dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia adalah beroperasinya perbankan syariah yang manakala sejak
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan memungkinkan bagi
bank-bank konvensional menjalankan dual banking system atau bank konvensional tersebut dapat mendirikan divisi syariah. Dengan adanya undang-
undang tersebut bank-bank konvensional mulai melirik dan membuka unit-unit usaha syariah.Tak heran jika perkembangan perbankan syariah mulai pesat di
Indonesia. Sebelumnya pada bank maupun unit syariah hanya boleh melayani calon nasabah di kantor cabang syariah atau kantor cabang pembantu.
Namun sejak office-channeling yang didasari Peraturan Bank Indonesia No. 83PBI2006 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional
Menjadi Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah Dan Pembukaan Kantor Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah Oleh Bank Umum Konvensional dan berlaku efektif Mei 2007 pelayanan jasa financing, seperti pembukuan rekening, setoran, transfer,
kliring, dan tarik tunai bisa dilakukan di cabang bank umum yang memiliki unit syariah. Bank Islam Islamic bank adalah bank yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Saat ini banyak istilah yang diberikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19 untuk menyebut entitas bank Islam selain istilah bank Islam itu sendiri, yakni
bank tanpa bunga interest-free bank, bank tanpa riba lariba bank, dan bank syariah shari’a bank. Sebagaimana akan dibahas kemudian, di Indonesia secara
teknis yuridis penyebutan bank Islam mempergunakan istilah resmi “bank syariah”, atau yang secara lengkap disebut “bank berdasarkan prinsip syariah”.
Konsep teoritis mengenai Bank Islam muncul pertama kali pada tahun 1940-an, dengan gagasan mengenai perbankan yang berdasarkan bagi hasil. Berkenaan
dengan ini dapat disebutkan pemikiran-pemikiran dari penulis antara lain Anwar Qureshi 1946, Naiem Siddiqi 1948 dan Mahmud Ahmad 1952. Uraian yang
lebih terperinci mengenai gagasan pendahuluan mengenai perbankan Islam ditulis oleh ulama besar Pakistan, yakni Abul A’la Al-Mawdudi 1961 serta Muhammad
Hamidullah 1944-1962 . Rintisan praktek perbankan Islam di Indonesia dimulai
pada awal periode 1980-an, melalui diskusi-diskusi bertemakan bank Islam sebagai pilar ekonomi Islam.
1
Pertumbuhan bank syariah di Indonesia sendiri diawali dengan dikeluarkannya Undang–Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
kemudian disempurnakan oleh Undang–Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
memberikan peluang yang lebih luas bagi bank syariah untuk menyelenggarakan kegiatan usaha, termasuk pemberian kesempatan kepada bank umum
konvensional untuk membuka kantor cabang yang khusus melaksanakan kegiatan
1
Umar Farouk. Sejarah Perbankan Syariah, www.wikidot.umarfarouk.com, diakses 3 Juni 2012.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20 berdasarkan prinsip syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi
bank syariah. Mencermati perkembangan bank syariah di Indonesia tersebut sekilas
memang cukup membanggakan. Namun apabila di bandingkan dengan bank konvensional perkembangan bank syariah hingga saat ini masih kurang
menggembirakan.
2
Disamping itu, praktek perbankan syariah saat ini masih di dominasi oleh produk murabahah. Hal ini dapat di buktikan dari beberapa hasil
survei, ternyata bank-bank syariah pada umumnya banyak menerapkan murabahah sebagai metode pembiayaan mereka yang utama, meliputi kurang
lebih 75 tujuh puluh lima persen dari total kekayaan mereka.
3
Bank syariah menawarkan altenatif sistem yang lebih rasional dan aplicable untuk penanggulangan masalah kemiskinan. Sistem perbankan
dimaksud tidak lagi mengandalkan rangsangan dengan fixed return didalam mengerahkan dana masyarakat, tetapi mampu memberikan rangsangan yang
mengandung unsur kebersamaan, keterbukaan dan keadilan. Tentang murabahah, maka tidak akan dapat dilepaskan dengan sistem jual
beli yang dalam fiqh biasa disebut secara etimologis dapat diartikan dengan tukar menukar atau menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain atau mengeluarkan
benda yang dimiliki dengan suatu pengganti.
4
Lafadz al-bai dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata asy-syira beli.
2
Abdullah Saeed, Islamic banking and Interest, A Study of Prohibitation of Riba and its Contemporary Interpretation, Leiden : E.J. Brill, 1996, hlm. 77.
3
Anita Rahmawaty, Ekonomi Syari’ah: Tinjauan Kritis Produk Murabahah dalam Perbankan Syari’ah di Indonesia, Jurnal Ekonomi Islam Vol. I, No.2, Desember 2007.
4
Hukum Islam, Ekonomi Syariah: “Tinjauan Kritis Produk Murabahah dalam Perbankan Syariah di Indonesia”, Jurnal Hukum Islam, Vol. V No.3 Juli 1996.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21 Dengan demikian dengan al-bai. Ditinjau dari segi harga, al-bai’dapat
dikategorikan menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah murabahah. Jual beli dalam terminologi fiqh disebut dengan al-bai yang kata al-bai berarti jual, tetapi
sekaligus juga berarti beli. Secara konseptual, murabahah sebagai salah satu bentuk jual beli, sangat banyak dibicarakan oleh kalangan ulama fiqh dan secara
operasional dia merupakan salah satu produk perbankan Islam di antara produk- produk yang lain.
Pelaksanaan pemberian pembiayaan murabahah pada bank syariah khususnya pada Bank Sumut harus dilandasi prinsip kehati-hatian prudential
banking regulation serta berdasarkan syariah Islam. Bank syariah dalam pembiayaan murabahah bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli,
tetapi bank dapat memberikan kuasa pada pembeli dengan prinsip wakalah dimana pembeli dapat memilih barang yang dinginkannya.
Resiko pembiayaan dalam murabahah dapat di perkecil dengan menggunakan analisa sebagai salah satu rambu-rambu kesehatan bank prudential
standard. Prinsip analisa pembiayaan harus berdasarkan 5 lima C character, capacity, capital, collateral, and condition of economy, dan dalam bank syariah
hal ini harus memperhatikan unsur amanah, kepercayaan, dan kejujuran nasabah.
5
Dengan mempertimbangkan kinerja yang telah diukir oleh perbankan syariah dan melihat semakin maraknya pertumbuhan bank syariah di tanah air
maka PT. Bank Sumut mengangap perlu untuk turut memberikan layanan perbankan yang berbasis syariah kepada masyarakat. Sesuai dengan Surat Edaran
5
Tan Kamello, Karakter Hukum Perdata dalam Fungsi Perbankan Melalui Hubungan Antar Bank dengan Nasabah, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam bidang Ilmu
Hukum Perdatapada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 2006.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22 Bank Indonesia Nomor 6142DPIPPRZMDN tanggal 18 Oktober 2004 PT.
Bank Sumut resmi membuka dua Kantor Cabang Syariah di Medan dan Padang Sidempuan.
Di dalam bank syariah khususnya pada Bank Sumut pemberian pembiayaan di wujudkan dalam 3 tiga tahap: wawancara sebagi tahap awal,
kemudian hasil wawancara itu di analisa kembali melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan prospek usaha dari
calon nasabah pemohon pembiayaan murabahah. Hal ini diamanatkan dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis dalam bentuk skripsi dengan judul “MURABAHAH SEBAGAI BENTUK
PEMBIAYAAAN PERSONAL PADA BANK SYARIAH STUDI KASUS BANK SUMUT SYARIAH”.
B. Perumusan Masalah