94
BAB IV MURABAHAH SEBAGAI PEMBIAYAAN PERSONAL
PADA BANK SUMUT SYARIAH CABANG MEDAN
A. Transaksi Murabahah Sebagai Pembiayaan Personal
Bank syariah pada dasarnya melakukan kegiatan usaha yang sama dengan bank konvensional yaitu melakukan penghimpunan dan penyaluran dana
masyarakat disamping penyediaan jasa keuangan lainnya. Perbedaannya adalah seluruh kegiatan usaha bank syariah dan unit usaha syariah didasarkan pada
prinsip syariah. Implikasinya, disamping harus selalu sesuai dengan prinsip hukum Islam juga adalah karena dalam prinsip syariah memiliki berbagai variasi
akad yang akan menimbulkan variasi produk yang lebih banyak dibandingkan produk bank konvensional Pasal 19 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008.
Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, maka setiap pihak dilarang untuk melakukan kegiatan penghimpunan dana berdasarkan prinsip syariah tanpa izin
Bank Indonesia Pasal 22 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008. Sedangkan di sisi lain, kegiatan penyaluran dana berdasarkan prinsip syariah harus dilakukan
secara berhati-hati melalui penilaian secara seksama, agar bank syariah dan UUS Unit Usaha Syariah memiliki keyakinan atas kemauan dan kemampuan nasabah
dalam menyelesaikan kewajibannya sesuai akad serta keyakinan atas ke sesuaian dengan prinsip syariah Pasal 23.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
95 Bank Sumut dahulu bernama Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara
yang didirikan dengan Akte Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas dengan nama BPDSU. Sahamnya dimiliki oleh pemerintah Daerah
tingkat II se-Sumatera Utara. Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999 bentuk badan dirubah
kembali menjadi perseroan terbatas dengan nama Bank Sumut. Bank Sumut merupakan bank non devisa yang berada di jalan Imam Bonjol No. 18 Medan.
Dengan semakin menggeliatnya pertumbuhan perbankan syariah di tanah air dan mempertimbangkan prospek layanan nasabah berbasis syariah yang belum
tergarap di Sumatera Utara, maka sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Medan Nomor : 6142DPIPPrzMdn tanggal 18 Oktober 2004 PT.Bank Sumut
melebarkan sayapnya dengan membuka Unit Usaha Syariah. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT.Bank Sumut Nomor 364DIRDPP – PPSK2004 dan Surat
Keputusan Direksi PT.Bank Sumut Nomor 365DIRDPP – PPSK2004 tanggal 28 Oktober 2004 Bank Sumut Syariah Cabang Medan dan Cabang Padang
Sidempuan resmi beroperasi. Adapupun visi dari Bank Sumut yakni menjadi bank andalan untuk
membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka
peningkatan taraf hidup rakyat dan misi daripada Bank Sumut yakni mengelola dana pemerintah dan masyarakat secara profesional.
Berbeda dengan bank konvensional, dalam mekanisme pembiayaan murabahah di bank syariah khususnya PT. Bank Sumut Syariah Cabang Medan,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
96 nasabah dapat mengetahui total harga barang sebelumnya, dimana hal ini tidak
akan diketahui dalam pembiayaan berbasis bunga. Dalam murabahah, faktor- faktor yang tampaknya mempengaruhi besarnya mark-up adalah kebutuhan bank
syariah untuk memperoleh keuntungan riil, inflasi, suku bunga berjalan, kebijakan moneter, dan marketibilitas barang–barang murabahah serta tingkat laba yang
diharapkan dari barang-barang itu. Dengan demikian, mark-up dalam murabahah bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah dari suku bunga.
Menurut lampiran Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sumut Nomor 506DIRDUSy-SPSK2004 tanggal 4 November 2004 transaksi pembiayaan
murabahah adalah sebagai berikut:
78
1. Bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga
jual adalah harga beli bank dari produsen pabriktoko ditambah keuntungan mark-up. Kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu
pembayaran. 2.
Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam perbankan, murabahah lazimnya
dilakukan dengan cara pembayaran cicilan bitsaman ajil. 3.
Dalam transakasi ini,bila sudah ada barang diserahkan segera kepada nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.
Untuk menghasilkan informasi pembiayaan, khususnya pembiayaan murabahah dengan cepat, tepat, dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan,
78
Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sumut Nomor 506DIRDUSy-SPSK2004 tanggal 4 November 2004 tentang Transaksi Pembiayaan Murabahah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
97 maka diperlukan kerjasama yang baik disetiap fungsi atau unit-unit yang
berhubungan dengan pembiayaan umumnya dan pembiayaan murabahah khususnya. Dalam sistem transaksi pembiayaan muarabahah meliputi kerangka
dari prosedur– prosedur yang saling berhubungan dan telah disusun sesuai dengan skema pembiayaan yang menyeluruh terintegrasi, dalam pelaksanaan kegiatan
pembiayaan murabahah tersebut. Adapun berdasarkan uraian diatas, syarat–syarat umum dalam pelaksanaan transaksi pembiayaan murabahah yaitu :
1. Individu
a. Warga Negara Indonesia WNI berumur sekurang-kurangnya 21 dua puluh
satu tahun maksimal 60 enam puluh tahun pada saat jatuh tempo pembiayaan.
b. Berakal sehat
c. Tidak dalam keadaan pailit
d. Memenuhi The Six C’s of Financing yaitu wewenang competence of
borrow, watak character, kemampuan capacity, modalharta capital, jaminan collateral dan perkembangan ekonomi dan sector usaha
condition of economy and sector of business. 2.
Perusahaan a.
Badan hukum yang tidak bertentangan dengan syariah dan lebih disukai bila pemohon mempunyai rekening di Bank Sumut Syariah.
b. Memenuhi The Six C’s of Financing dan syarat lainnya seperti pada
pemohon individu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
98 Prosedur–prosedur dari transaksi pembiayaan murabahah adalah sebagai
berikut: 1.
Prosedur Aplikasi Pembiayaan Murabahah Merupakan langkah yang harus ditempuh oleh calon nasabah yang dimulai dari
usulan pembiayaan murabahah sampai pada proses untuk mendapatkan persetujuan pembiayaan murabahah. Langkah-langkah tersebut adalah :
a Account Officer melakukan interview awal dengan calon nasabah yang
mengajukan permohonan pembiayaan untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan nasabah dan untuk memperoleh gambaran umum
mengenai kemampuan keuangan calon nasabah. b
Calon nasabah mengajukan Surat Permohonan Fasilitas Murabahah selanjutnya ditulis dengan SPFM yang dibuat langsung oleh calon nasabah
disertakan dengan dokumen-dokumen lain yang diperlikan sebagai syarat permohonan pembiayaan murabahah kepada Account Officer.
Dokumen–dokumen yang dimaksud adalah : 1
Data Keuangan 2
Fotocopy KTP 3
Fotocopy NPWP, SIUP, SKITU 4
Fotocopy dokumen jaminan 5
Fotocopy Kartu Keluarga 6
Rencana Kerja Pemohon 7
Dan dokumen lain yang dibutuhkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
99 c
Account Officer menerima SPFM dan dokumen aplikasi murabahah serta memeriksa kelengkapannya.
d Apabila dari interview awal, SPFM dan dokumen lainnya telah lengkap
calon nasabah layak untuk memperoleh pembiayaan. e
Apabila pengajuan dokumen pemohon telah disetujui maka Seksi Operasional mempersiapkan akad-akad yang diperlukan.
2. Prosedur Realisasi Pembiayaan Murabahah
Merupakan proses pencairan dana atas permohonan pembiayaan yang telah disetujui oleh komite penyaluran dana.
a Untuk permohonan pembiayaan yang disetujui, Account Officer
memberikan formulir murabahah kepada nasabah, kemudian meminta dokumen asli jaminan dan diserahkan kepada kontrol intern untuk
dilakukan pengecekan atas kebenaran dokumen jaminan tersebut. b
Jika dokumen jaminan benar, administrasi pembiayaan akan mengeluarkan surat tanda terima jaminan rangkap dua yang akan
ditandatangani oleh Pemimpin Cabang dan nasabah. c
Account Officer juga menerima kembali memorandum, SPFM dan dokumen aplikasi murabahah dari Komite Penyaluran dana untuk
kemudian diserahkan ke administrasi pembiayaan. d
Administrasi pembiayaan menerima seluruh berkas tersebut termasuk formulir fasilitas murabahah yang telah diisi nasabah dan disimpan dalam
file
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
100 e
Setelah seluruh administrasi selesai dilaksanakan, dilakukan pengikatan akad murabahah yang kemudian ditandatangani oleh direksi.
f Account Officer memberikan fiat dropping atas Memorandum Realisasi
Penyaluran Dana MRPD ke bagian administrasi pembiayaan untuk dilakukan dropingpencairan.
g Pencairan akan dilakukan atau diberikan sesuai dengan jumlah yang
disetujui dalam memorandum analisa pembiayaan murabahah. 3.
Prosedur Pembinaan dan Monitoring Pembiayaan Murabahah Prosedur ini meliputi informasi yang diperoleh Account officer khususnya
dan unit-unit terkait lainnya, yang mencakup pemerikasaan jumlah saldo pemenuhan kewajiban nasabah. Langkah-langkah dari prosedur transaksi
pembiayaan murabahah ini : a
Jika nasabah melakukan pembayaran pokok modal dan penyetoran keuntungan Bank yang telah disepakati, nasabah mendatangi bagian
teller dan mengisi slip penyetoran rangkap dua untuk kemudian menyetorkan ke rekening nasabah yang bersangkutan.
b Teller menerima slip setoran dari nasabah dan memeriksa apakah slip
setoran telah ditandatangani oleh nasabah. c
Meminta nasabah untuk menyetorkan uangnya dan mencocokkan dengan jumlah yang tertera pada slip lalu memberi cap kode teller pada
slip setoran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
101 d
Teller menyerahkan buku tabungan dan slip rangkap kedua setelah divalidasi kepada nasabah, rangkap pertama untuk teller dan diarsipkan
sesuai tanggal transaksi. e
Teller menvalidasi slip penyetoran pembiayaan murabahah secara overbooking dari rekening tabungan nasabah ke rekening pembiayaan
murabahah nasabah tersebut. f
Seksi Accounting akan melakukan penjurnalan terhadap transaksi diatas. g
Secara komputerisasi Account Officer dapat melihat pada layar komputer apakah nasabah telah melakukan pembayaran cicilan atau
belum. h
Secara periodic Account Officer menghubungi nasabah untuk mengingatkan nasabah akan kewajibannya dan lakukan kunjungan ke
lokasi usaha nasabah. i
Account Officer melakukan evaluasi atas perkembangan usaha yang dibiayai berdasarkan data-data yang diperoleh dari riwayat pembayaran
nasabah. j
Apabila dalam evaluasi terdapat indikasi adanya masalah dalam pelaksanaan kegiatan nasabah, maka Account Officer dapat melakukan
koordinasi dengan pihak-pihak terkait lainnya, dan mengusulkan tindakan-tindakan yang dapat diambil untuk memperbaikimemecahkan
masalah. 4.
Prosedur Penutupan Fasilitas Pembiayaan Murabahah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
102 Merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh nasabah pada saat
akhir murabahah untuk mengambil kembali dokumen jaminan yang disyaratkan. Langkah-langkah pengambilan dokumen jaminan tersebut adalah
sebagai berikut: a
Nasabah membawa surat pengambilan jaminan yang ditujukan kepada Account Officer.
b Account Officer melakukan pemeriksaan melalui data yang ada pada
komputer untuk melihat kebenaran apakah nasabah telah benar-benar melunasi sejumlah pembiayaan.
c Jika benar telah melunasi seluruh pokok pembiayaan, maka
diberitahukan kepada bagian administrasi pembiayaan untuk membuat tanda terima pengeluaran jaminan rangkap dua.
d Surat tanda terima pengeluaran jaminan disampaikan ke Unit Kontrol
Intern untuk mendapatkan persetujuan pelepasan jaminan. e
Unit Kontrol Intern menerima tanda terima pelepasan jaminan sebagi bukti persetujuan akan pelepasan jaminan kemudian ditandatangani oleh
Pemimpin Cabang. f
Account Officer menerima tanda terima pelepasan jaminan tersebut, kemudian ditandatanganinya dan minta pada bagian administrasi
pembiayaan dokumen jaminan yang akan dilepaskan. g
Account Officer menerima dokumen jaminan dan menyerahkan kepada nasabah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103 h
Nasabah menerima dokumen yang dijaminkannya dan ditandatangani nasabah, rangkap satu diserahkan ke administrasi pembiayaan dan
rangkap dua diserahkan kepada nasabah. i
Tanda terima pelepasan jaminan diarsipkan oleh administrasi pembiayaan. Tanda terima ini berfungsi sebagai bukti bahwa dokumen jaminan telah
diambil nasabah. Atas dasar beberapa pertimbangan tersebut, maka pengajuan pembiayaan
di Bank Sumut Syariah Cabang Medan yang menggunakan skim murabahah dikenakan kewajiban memberikan jaminanagunan. Kenyataan diatas,
menunjukkan bahwa jaminan mutlak diperlukan untuk memberikan kepastian bahwa dana tersebut dapat dikembalikan, atau setidaknya bank tidak akan
mengalami kerugian yang begitu besar, jika misalnya ternyata hanya dapat mengeksekusi jaminan yang telah diberikan, karena debitur bertindak semaunya
atau asal-asalan dalam menjalankan usaha bisnisnya.
B. Kendala-kendala Yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Pembiayaan Personal Murabahah