Sengketa-sengketa dalam Pembiayaan Personal Murabahah

107 memiliki kemampuan untuk membayar tepat waktu, tetapi ia tidak melakukannya, maka bank syariah telah mengadopsi konsep “denda” untuk dijatuhkan kepada nasabah. Dengan demikian, dalam praktek, bank syariah secara efektif telah menghilangkan semua resiko dalam pelaksanaan murabahah.

C. Sengketa-sengketa dalam Pembiayaan Personal Murabahah

Dalam rangka pengamanan terhadap sengketa yang kemungkinan terjadi dalam pembiayaan murabahah, Bank Sumut Syariah Cabang Medan mengambil langkah-langkah untuk mengategorikan pembiayaan murabahah berdasarkan kelancarannya. Sesuai dengan maksud penggunaannya maka Bank Sumut Syariah menyusun empat kriteria dalam mengelompokan pembiayaan murabahah sesuai kolektibilitasnya, yaitu : a. Sandi 1, adalah pembiayaan lancar. b. Sandi 2, adalah pembiayaan dalam perhatian khusus, yaitu menunggak 1 hari sampai 90 hari. c. Sandi 3, adalah pembiayaan kurang lancar, yaitu menunggak 91 hari sampai 180 hari. d. Sandi 4, adalah pembiayaan diragukan, yaitu menunggak 181 hari sampai 270 hari. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 108 e. Sandi 5, adalah pembiayaan macet, yaitu menunggak lebih dari 270 hari. 79 Atas dasar beberapa pertimbangan tersebut, dalam pembahasan sebelumnya maka pengajuan pembiayaan di Bank Sumut Syariah Cabang Medan yang menggunakan skim murabahah dikenakan kewajiban memberikan jaminanagunan. Berdasarkan kenyataan di atas, menunjukkan bahwa jaminan mutlak diperlukan untuk memberikan kepastian bahwa dana tersebut dapat dikembalikan, atau setidaknya bank tidak akan mengalami kerugian yang begitu besar, jika misalnya ternyata hanya dapat mengeksekusi jaminan yang telah diberikan, karena debitur bertindak semaunya atau asal-asalan dalam menjalankan usaha bisnisnya. Dalam sebuah akad atau perjanjian, tidak lepas dari potensi munculnya suatu sengketa dikemudian hari. Hal ini dikarenakan adanya salah satu pihak yang melanggar dari isi akad atau perjanjian yang telah disepakati. Dalam setiap jenis usaha selalu terdapat kemungkinan terjadinya sengketa dalam pelaksanaannya, demikian pula pada Pembiayaan Murabahah. Adapun kemungkinan daripada sengketa-sengketa yang terdapat dalam skim pembiayaan murabahah pada Bank Sumut Syariah antara lain : a. Default atau kelalaian, nasabah tidak membayar angsuran. b. Fluktualisasi harga komparatif. Ini terjadi bila suatu harga di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual bel tersebut. 79 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30267KEPDIR, tanggal 27 Februari 1998. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 109 c. Penolakan nasabah : Barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena beberapa sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan, sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda dengan yang ia pesan. Bila bank telah mendatangi kontrak pembelian dengan penjualan, barang tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai kendala untuk menjualnya kepada pihak lainnya. d. Dijual karena ba’i al-murabahah bersifat jual beli dengan utang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah dapat melakukan apapun terhadap asset miliknya, hal itu akan menimbulkan default yang besar Selain itu juga terdapat kemungkinan sengketa lain dalam Pembiayaan Murabahah di Bank Sumut selain hal yang disebut diatas : 1. Nasabah mengalami kerugian yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya kerugian yang ditimbulkan karena perkembangan usaha nasabah tidak menguntungkan. 2. Karakter atau watak nasabah yang tidak baik, misalnya kurang bertanggung jawab, sehingga mempengaruhi terlaksananya perjanjian skim pembiayaan dari murabahah tersebut. 3. Kondisi nasabah, hal ini meliputi dari penilaian Account Officer dalam melakukan bank checking untuk mengetahui kondisi nasabah, apabila tergolong bermasalah maka harus segera direkomendasikan penolakannya kepada Komite Penyaluran Dana. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 110 4. Dan tidak terpenuhinya seluruh aspek yuridis dan syariah yang berkaitan pada nasabah.

D. Penyelesaian Sengketa