Instrumentasi Alat Bahan Spektrofotometri Serapan Atom SSA

berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Inilah asas yang mendasari Spektroskopi Serapan Atom SSA Vogel, 1994.

2.5.1. Instrumentasi

Gambar 2.1. menunjukkan dalam bentuk bagan komponen- komponen dari sebuah spektrofotometer absorpsi atom dasar. Gambar 2.1. Skema bagan alat Spektrofotometer Serapan Atom Untuk spektroskopi nyala suatu persyaratan penting adalah bahwa nyala yang dipakai hendaknya menghasilkan temperatur lebih dari 2000 K Vogel, 1984. Dengan sistem pengabut-pembakar, tabung kapiler akan menarik sampel dari dalam suatu wadah dan memecahkannya menjadi tetes-tetes halus aerosol . Temperatur yang dapat dicapai bergantung pada gas yang digunakan; nilai kira-kira antara lain adalah gas batubara-udara 1800 o C, gas alam-udara 1700 o C, asetilena-udara 2200 o C, asetilena-dinitrogen oksida, 3000 o C Underwood, 2002. Dalam SSA, fungsi monokromator adalah untuk memisahkan radiasi resonansi dari semua garis yang tak diserap yang dipancarkan oleh sumber radiasi.

2.5.2. Gangguan

Absorpsi atom jelas sekali bebasnya dari gangguan. Perangkat tingkat- tingkat energi elektronik untuk sebuah atom adalah spesifik untuk unsur itu. Ini berarti tidak ada dua unsur yang memperagakan garis-garis resonansi yang sama panjang gelombangnya Underwood, 2002. Lampu katoda berongga Ato misa si Monokromato Detektor Pembacaan Sampel Universitas Sumatera Utara

2.5.2.1. Gangguan spektral

Gangguan spektral terjadi karena tumpang tindih antara frekuensi-frekuensi garis resonansi yang terpilih dengan garis-garis yang dipancarkan oleh unsur lain. Hal ini timbul karena dalam prakteknya suatu garis yang terpilih memang mempunyai lebar pita yang terhingga. Dengan metode emisi nyala, gangguan spektral lebih mungkin terjadi apabila emisi garis unsur yang akan ditetapkan itu dan emisi garis yang disebabkan zat-zat pengganggu berdekatan panjang gelombangnya. Hal ini menyebabkan kurangnya kepekaan dan jeleknya ketelitian analisis.

2.5.2.2. Gangguan kimia

1. Adanya pembentukan senyawa stabil ; menyebabkan tidak sempurnanya disosiasi zat yang akan dianalisis di dalam nyala, yang tak dapat berdisosiasi menjadi atom-atom penyusunnya. 2. Pengionan atom gas berkeadaan dasar dalam nyala; akan mengurangi intensitas emisi garis spektral atom dalam spektroskopi emisi nyala. Temperatur tinggi asetilena-udara atau asetilena-dinitrogen oksida dapat mengakibatkan pengionan dari unsur-unsur seperti logam alkali dan kalsium, strontium, maupun barium Vogel,1984. 3. Efek- efek matriks; disosiasi menjadi atom-atom pada suatu temperatur tertentu bergantung sekali pada komposisi keseluruhan dari sampel.Misalnya suatu larutan kalsium klorida dikabutkan dan dilarutkan partikel-partikel halus CaCl 2 padat akan berdisosiasi menghasilkan atom Ca dengan lebih mudah daripada Ca 3 PO 4 2 Underwood,2002. 4. Absorpsi molekular; misalnya dalam suatu nyala asetilena-udara natrium klorida berkonsentrasi tinggi akan menyerap radiasi berpanjang gelombang sekitar 231,9 nm yang merupakan panjang gelombang garis resonansi zink, sehingga NaCl akan menyebabkan gangguan dalam penetapan zink dalam kondisi ini Vogel, 1984. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1.Alat dan bahan

3.1.1. Alat

Nama Alat Spesifikasi Merek Spektrofotometer Serapan Atom AA-6300 Shimadzu Alat-alat gelas - Pyrex Neraca analitis Presisi 0.0001 g Mettler Toredo Hotplate stirrer - Fisons Oven 600 o C Fisher Termometer 360 o C Fisher Kertas saring No.42 Whatman Botol akuades - - Plastik dan karet - - Cawan krusibel - - Stirrer - - Universitas Sumatera Utara

3.2.2. Bahan

Nama Bahan Spesifikasi Merek HF - E.Merck HNO 3 p.a.65 E.Merck Akuades - - Abu terbang - - Larutan Induk logam Kobalt Co p.a. 1000mgL E.Merck Larutan Induk logam Nikel Ni p.a. 1000mgL E.Merck

3.2. Prosedur penelitian

3.2.1. Sampling

Abu terbang dari dua lokasi dikumpulkan dengan menggunakan Electrostatic Precipitator ESP. Jarak antara cerobong dengan tumpukan abu terbang adalah 14 m. Sampel diambil secara purposif lalu diayak dengan ayakan 100Mesh. Selanjutnya hasil ayakan tersebut dilebur dalam oven pada suhu 600 o C selama 1 jam Lindahl,1998.

3.2.2. Pembuatan Larutan Standar Kobalt 100mgL

Sebanyak 10mL larutan induk kobalt 1000mgL dimasukkan ke dalam labu takar 100mL lalu diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Cu Pada Makanan Cokelat Secara Spektrofotometri Serapan Atom

3 123 42

Penetapan Kadar Kalsium Secara Spektrofotometri Serapan Atom dan Fosfor Secara Spektrofotometri Sinar Tampak pada Ikan Teri (Stolephorus spp.)

25 151 105

Analisis Kadar Unsur Besi (Fe), Nikel (Ni) Dan Magnesium (Mg) Pada Air Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

6 87 62

Analisis Kadar Kemurnian Gliserin Dengan Metode Natrium Meta Periodat Dan Kadar Unsur Besi ( Fe ) Dan Zinkum ( Zn ) Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (AAS)

28 154 58

Pengaruh Penambahan Arang Aktif Tempurung Kelapa Dan Arang Aktif Batubara Terhadap Logam Besi (Fe) Dan Nikel (Ni) Pada Air Sumur Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

3 69 68

Analisis Logam Berat Cadmium (Cd), Cuprum (Cu), Cromium (Cr), Ferrum (Fe), Nikel (Ni), Zinkum (Zn) Pada Sedimen Muara Sungai Asahan Di Tanjung Balai Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 89 98

Penentuan Kadar Logam Cadmium(Cd), Tembaga (Cu), Crom (Cr), Besi (Fe), Nikel (Ni), dan Zinkum (Zn) dari beberapa Jenis Kerang Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA)

5 52 92

Penentuan Kadar Logam Kadmium Cd ) Dan Logam Zinkum ( Zn ) Dalam Black Liquor Pada Industri Pulp Proses Kraft Dari Toba Pulp Lestari Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom ( Ssa)

4 71 53

Analisis Kadar Unsur Nikel (Ni), Kadmium (Cd) Dan Magnesium (Mg) Dalam Air Minum Kemasan Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)

5 65 81

Penggunaan Membran Kitosan Untuk Menurunkan Kadar Logam Krom (Cr) Dan Nikel (Ni) Dalam Limbah Cair Industri Pelapisan Logam

1 44 85