3.5. Nordic Body Map
Nordic Body Map merupakan alat yang dapat mengetahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan mulai dari Tidak Sakit TS,
Agak Sakit AS, Sakit S dan Sangat Sakit SS Tarwaka; 2004
7
Gambar 3.1. Nordic Body Map
Keterangan gambar:
1 = Sakit kaku dibagian leher bagian bawah 2 = Sakit di bahu kiri
3 = Sakit di bahu kanan . Dengan
melihat dan menganalisis peta tubuh seperti pada Gambar 3.1 maka dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan oleh pekerja.
7
Tarwaka, Dkk. 2004. “Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas”. Surakarta : Uniba Press
Universitas Sumatera Utara
4 = Sakit lengan atas kiri 5 = Sakit di punggung
6 = Sakit lengan atas kanan 7 = Sakit pada pinggang
8 = Sakit pada bokong 9 = Sakit pada pantat
10 = Sakit pada siku kiri 11 = Sakit pada siku kanan
12 = Sakit pada lengan bawah kiri 13 = Sakit pada lengan bawah kanan
14 = Sakit pada pergelangan tangan kiri 15 = Sakit pada pergelangan tangan kanan
16 = Sakit pada tangan kiri 17 = Sakit pada tangan kanan
18 = Sakit pada paha kiri 19 = Sakit pada paha kanan
20 = Sakit pada lutut kiri 21 = Sakit pada lutut kanan
22 = Sakit pada betis kiri 23 = Sakit pada betis kanan
24 = Sakit pada pergelangan kaki kiri 25 = Sakit pada pergelangan kaki kanan
26 = Sakit pada kaki kiri
Universitas Sumatera Utara
27 = Sakit pada kaki kanan Cara ini merupakan cara yang cukup sederhana dan mengandung nilai
ubjektivitas yang tinggi. Untuk menekankan bias yang terjadi, maka sebaiknya pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas kerja.
3.6. Kaitan Ergonomi dengan Postur Kerja
8
Ilmu yang mempelajari interaksi antara lingkungan kerja dan manusia atau sebaliknya disebut dengan ergonomi. Dengan menerapkan ergonomi yang baik,
diharapkan seorang pekerja dapat bekerja secara efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien, sehingga produktivitas kerjanya dapat meningkat. Dari pengertian
ergonomi tersebut dapat dilihat bahwa ergonomi mempelajari manusia dan apabila ada kesalahan tentang gerakan ataupun fasilitas yang digunakan manusia maka
akan dapat diperbaiki dengan menggunakan ilmu ergonomi, misalnya : apabila postur kerja seorang pekerja salah atau tidak benar maka dapat dievaluasi dan
diperbaiki dengan menggunakan metode OWAS, REBA, RULA maupun QEC yang dipelajari dalam ilmu ergonomi. Pertimbangan ergonomi yang berkaitan
dengan postur kerja dapat membantu mendapatkan postur kerja yang nyaman bagi pekerja baik itu postur kerja yang berdiri, duduk maupun postur kerja lainnya
sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan menjamin kesehatan fisik pekerja.
8
Stanton,Neville,dkk.2005.Handbook of Human Faktors and Ergonomics Metods.New York: CRC Press
Universitas Sumatera Utara
3.7. Antropometri