Analisis Univariat HASIL PENELITIAN

4.1.4. Upaya Kesehatan Lingkungan

Gambaran upaya kesehatan lingkungan di Desa Sibuntuon Partur hanya terdiri atas penyehatan lingkungan permukiman, sedangkan penyehatan tempat pengelolaan makanan dan penyehatan tempat-tempat umum belum ada. Hal tersebut disebabkan belum adanya sumber daya manusia yang betul-betul memahami tatalaksana penyehatan lingkungan tempat pengelolaan makanan dan tempat-tempat umum Profil Puskesmas Sigompul, 2010.

4.1.5. Kepemilikan Jamban

Masyarakat Desa Sibuntuon Partur yang memiliki jamban secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Kepemilikan Jamban No Desa Jumlah KK 1. 2. Memiliki Tidak memiliki 130 96 57,2 42,8 Jumlah 226 100 Sumber: Profil Puskesmas Sigompul Tahun 2010

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen dalam penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi: pendidikan, penghasilan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap.

4.2.1. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas. Berdasarkan hasil penelitian Universitas Sumatera Utara pada 145 kepala keluarga, dapat digambarkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan, penghasilan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap.

4.2.2. Deskripsi Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi mencakup pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan sikap responden, yaitu sebagai berikut:

4.2.2.1. Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 39 responden 26,9 tidak tamat SD, sebanyak 54 responden 37,2 tamat SD, sebanyak 17 responden 11,7 tamat SMP, sebanyak 19 responden 13,1 tamat SMA dan 16 responden 11,0 akademiPerguruan Tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah F 1. 2. 3. 4. 5. Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA AkademiPerguruan Tinggi 39 54 17 19 16 26,9 37,2 11,8 13,1 11,0 Jumlah 145 100 Tingkat pendidikan responden dikelompokkan dalam 3 tiga kategori, yaitu pendidikan rendah tidak tamat SDtamat SD, pendidikan sedang SMPSMA, dan pendidikan tinggi D3Sarjana. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan responden terbanyak adalah kategori pendidikan rendah yaitu 103 Universitas Sumatera Utara responden 71,0 dan paling sedikit berada dalam kategori tinggi yaitu tamat akademisarjana sebanyak 16 responden 11,0. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan No Kategori Pendidikan Jumlah F 1. 2. 3. Rendah Sedang Tinggi 103 26 16 71,0 18,0 11,0 Jumlah 145 100 4.2.2.2. Pekerjaan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden pada umumnya bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 116 responden 80,0. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Kategori Pekerjaan Jumlah F 1. 2. 3. 4. 5. Petani Wiraswasta Pegawai Swasta PNS IRT 116 11 5 9 4 80,0 7,6 3,4 6,2 2,8 Jumlah 145 100 Pekerjaan responden dikelompokkan dalam 2 dua kategori, yaitu tidak bekerja termasuk IRT dan bekerja Petani, wiraswasta, pegawai swasta, dan PNS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah Universitas Sumatera Utara kategori bekerja yaitu sebanyak 141 responden atau 97,2. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan No Kategori Pekerjaan Jumlah F 1. 2. Tidak bekerja Termasuk IRT Bekerja 4 141 2,8 97,2 Jumlah 145 100 4.2.2.3. Penghasilan Penghasilan keluarga dihitung dari seluruh penghasilan anggota keluarga baik itu dari pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan. Berdasarkan penghasilan keluarga diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 92 orang 63,4 masih memiliki penghasilan di bawah UMK Rp 1.100.000,-bulan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan No Tingkat Penghasilan Jumlah F 1. 2. UMK ≥ UMK 92 53 63,4 36,6 Jumlah 145 100 4.2.2.4. Pengetahuan Hasil penelitian mengenai pengertian jamban menunjukkan bahwa sebanyak 145 responden 100 menjawab tahu. Tidak ada responden yang menjawab tidak tahu. Distribusi pengetahuan responden tentang lubang tempat kotoran masuk seharusnya tertutup adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak Universitas Sumatera Utara 89 responden 61,4. Responden yang menjawab tahu sebanyak 56 responden 38,6. Hasil distribusi pengetahuan responden bahwa jamban harus memiliki septic tank adalah responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 74 responden 51,0. Sebanyak 71 responden 49,0 menjawab tidak tahu. Distribusi pengetahuan responden mengenai kecacingan adalah salah satu penyakit yang dapat ditularkan oleh kotoran manusia, responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 126 responden 86,9. Responden yang menjawab tidak tahu sebanyak 19 responden 13,1. Hasil distribusi pengetahuan responden manfaat jamban adalah untuk melindungi dari penyebaran kuman, responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 145 responden 100. Tidak ada responden yang menjawab tidak tahu. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai air sumur yang dekat jamban dapat tercemar oleh tinja orang yang BAB sembarangan adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 107 responden 73,8. Responden menjawab tahu sebanyak 38 responden 26,2. Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai jarak penampungan tinja terhadap sumur 10 m adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 145 responden 100. Tidak ada responden yang menjawab tahu. Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi pengetahuan responden mengenai perilaku BAB dapat dilihat pada Tabel 4.13. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Pengetahuan tentang Jamban No Pengetahuan F 1 Jamban adalah suatu fasilitas pembuangan tinja manusia Tahu 145 100 Tidak tahu Total 145 100 2 Lubang tempat kotoran masuk seharusnya tertutup Tahu 56 38,6 Tidak tahu 89 61,4 Total 145 100 3 Jamban seharusnya memiliki septic tank Tahu 74 51,0 Tidak tahu 71 49,0 Total 145 100 4 Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang dapat ditularkan oleh kotoran manusia Tahu 126 86,9 Tidak tahu 19 13,1 Total 145 100 5 Manfaat jamban adalah melindungi masyarakat dari penyebaran kuman Tahu 145 100 Tidak Tahu 0,0 Total 145 100 6 Air sumur yang dekat jamban dapat tercemar oleh tinja orang yang BAB sembarangan Tahu Tidak Tahu 38 107 26,2 73,8 Total 145 100 7 Jarak penampungan tinja dengan sumur seharusnya 10 m. Tahu Tidak Tahu 145 100 Total 145 100 Berdasarkan tabulasi distribusi variabel pengetahuan responden di atas, setelah dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa pengetahuan responden tentang jamban terbanyak berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 82 responden Universitas Sumatera Utara 56,6 dan paling sedikit responden berada dalam kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 63 responden 43,4. Secara lebih terinci terlihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Responden tentang Perilaku BAB No Kategori Pengetahuan F Persentase 1 Buruk 0,0 2 Sedang 82 56,6 3 Baik 63 43,4 Jumlah 145 100 4.2.2.5. Sikap Hasil penelitian mengenai sikap responden untuk BAB di jamban, sebagian besar responden yaitu 143 orang 98,6 menyatakan setuju. Responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 2 responden 1,4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan setuju semua anggota keluarga harus BAB di jamban, yaitu 109 orang 75,2. Responden menyatakan tidak setuju sebanyak 36 responden 24,8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menjawab setuju untuk memberitahu di mana anggota keluarga BAB yaitu sebanyak 91 responden 62,8. Responden menjawab tidak setuju sebanyak 54 responden 37,2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan setuju sebanyak 123 responden 84,8 bahwa BAB di sembarang tempat merugikan kesehatan. Responden menjawab tidak setuju sebanyak 22 responden 15,2. Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak menyatakan tidak setuju bahwa jarak jamban harus 10 m dari sumur yaitu sebanyak 127 responden 87,6 Universitas Sumatera Utara menyatakan tidak setuju. Responden menjawab setuju sebanyak 18 responden12,4. Distribusi responden terbanyak menyatakan setuju bahwa jamban harus selalu dijaga kebersihannya yaitu sebanyak 145 orang 100. Tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan setuju untuk mau mendengarkan jika petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang perilaku BAB yaitu sebanyak 113 responden 77,9 dan sebanyak 32 responden 221 menjawab tidak setuju. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Sikap tentang Perilaku BAB No Sikap Responden F 1 BAB di jamban a. Tidak setuju b. Setuju 2 143 1,4 98,6 Jumlah 145 100 2 Semua anggota keluarga harus BAB di jamban a. Tidak Setuju b. Setuju 36 109 24,8 75,2 Jumlah 145 100 3 Memberitahu di mana seharusnya anggota keluarga BAB a. Tidak setuju b. Setuju 54 91 37,2 62,8 Jumlah 145 100 4 BAB di sembarang tempat merugikan kesehatan a. Tidak Setuju b. Setuju 22 123 15,2 84,8 Jumlah 145 100 5 Jarak penampungan tinja 10 m dari sumur a.Tidak Setuju b. Setuju 127 18 87,6 12,4 Jumlah 145 100 6 Jamban harus selalu dijaga kebersihannya a. Tidak Setuju b. Setuju 145 100 Jumlah 145 100 7 Mau mendengarkan jika petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang perilaku BAB a. Tidak Setuju b. Setuju 32 113 22,1 77,9 Jumlah 145 100 Berdasarkan tabulasi distribusi sikap responden di atas, setelah dilakukan pengolahan data dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap responden tentang perilaku BAB berada pada kategori baik yaitu sebanyak 114 responden 78,6 dan yang paling sedikit berada dalam kategori buruk yaitu sebanyak 3 responden 2,1. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap tentang Perilaku BAB di jamban No Sikap F 1. 2. 3. Buruk Sedang Baik 3 28 114 2,1 19,3 78,6 Jumlah 145 100 4.2.3. Deskripsi Faktor Pendukung Kondisi Jamban Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki jamban yang mencemari sumber air minum yaitu sebanyak 106 responden 73,1. Responden yang memiliki jamban yang tidak mencemari sumber air minum yaitu sebanyak 16 responden 11,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki jamban yang digunakan berbau yaitu sebanyak 97 responden 66,9. Responden yang memiliki jamban tidak berbau yaitu sebanyak 25 responden 17,2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki jamban yang tidak luas dan mencemari tanah yaitu sebanyak 62 responden 42,8. Responden yang memiliki jamban yang luas dan tidak mencemari air tanah yaitu sebanyak 60 responden 41,4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki atap pelindung jamban yang digunakan yaitu sebanyak 85 responden 58,6. Responden yang tidak memiliki atap pelindung jamban yaitu sebanyak 37 responden 25,5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak tidak memiliki dinding jamban yang digunakan kedap air yaitu sebanyak 90 responden 62,1. Universitas Sumatera Utara Responden yang memiliki dinding jamban kedap air yaitu sebanyak 32 responden 22,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memilki penerangan yang cukup pada jamban yang digunakan yaitu sebanyak 81 responden 55,9. Responden yang memiliki penerangan yang cukup pada jamban yang digunakan sebanyak 41 responden 28,3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak jamban dalam ruangan memilki ventilasi yang cukup pada jamban yang digunakan yaitu sebanyak 72 responden 49,7. Responden yang tidak memiliki ventilasi yang cukup pada jamban yang digunakan yaitu sebanyak 50 responden 34,5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memilki jamban yang selalu tersedia air yaitu sebanyak 75 responden 51,7. Responden yang tidak selalu tersedia air pada jamban yaitu sebanyak 47 responden 32,4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memilki jamban yang dapat dijamah oleh serangga atau tikus yaitu sebanyak 64 responden 44,1 dan sebanyak 58 responden 40,0 memiliki jamban yang tidak dapat dijamah oleh serangga atau tikus. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Jamban No Kondisi Jamban F 1 Jamban yang digunakan tidak mencemari sumber air minum a. Ya b. Tidak 16 106 11,0 73,1 Jumlah 122 84,1 2 Jamban yang digunakan tidak berbau a. Ya b. Tidak 25 97 17,2 66,9 Jumlah 122 84,1 3 Jamban yang digunakan cukup luas sehingga tidak mencemari tanah a. Ya b. Tidak 60 62 41,4 42,8 Jumlah 122 84,1 4 Jamban yang digunakan memiliki atap pelindung a. Ya b. Tidak 85 37 58,6 25,5 Jumlah 122 84,1 5 Jamban yang digunakan memiliki dinding yang kedap air a. Ya b. Tidak 32 90 22,1 62,1 Jumlah 122 84,1 6 Jamban yang digunakan memiliki penerangan yang cukup a. Ya b. Tidak 81 41 55,9 28,3 Jumlah 122 84,1 7 Jamban yang digunakan dalam ruangan harus memiliki ventilasi yang cukup a. Ya b. Tidak 72 50 49,7 34,5 Jumlah 122 84,1 8 Jamban yang digunakan selalu tersedia air a. Ya b. Tidak 75 47 51,7 32,4 Jumlah 122 84,1 9 Jamban yang digunakan tidak dapat dijamah oleh serangga atau tikus a. Ya b. Tidak 58 64 40,0 44,1 Jumlah 122 84,1 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar kondisi jamban responden berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 48 responden 33,1 dan paling sedikit berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 36 responden 24,8. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kondisi Jamban No Kondisi jamban F 1. 2. 3. Buruk Sedang Baik 48 38 36 33,1 26,2 24,8 Jumlah 122 84,1

4.2.4. Deskripsi Faktor Pendorong

Berdasarkan hasil penelitian tentang peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan tentang perilaku BAB, bahwa responden terbanyak tidak pernah mendapat penyuluhan dari peran penyuluh yaitu sebanyak 117 responden 80,7. Responden yang pernah mendapat penyuluhan adalah sebanyak 28 responden 19,3. Berdasarkan hasil penelitian tentang peran penyuluh dalam mengunjungi rumah responden dan melihat kondisi jamban responden, bahwa responden terbanyak tidak pernah dikunjungi petugas kesehatan untuk melihat kondisi jamban mereka yaitu sebanyak 95 orang 65,5 dan sebanyak 50 responden 34,5 pernah dikunjungi peran penyuluh untuk melihat kondisi jambannya. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.19. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong Peran Penyuluh Kesehatan No Peran Penyuluh Kesehatan F Persentase 1. Pernah mendapat penyuluhan tentang perilaku BAB a. Pernah b. Tidak pernah 28 117 19,3 80,7 Jumlah 145 100 2 Pernah dikunjungi petugas kesehatan untuk melihat kondisi jamban a. Pernah b. Tidak pernah 50 95 34,5 65,5 Jumlah 145 100 Berdasarkan tabulasi distribusi peran penyuluh di atas, setelah dilakukan pengolahan data dapat diketahui bahwa sebagian besar peran penyuluh tentang perilaku BAB berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 87 responden 60 dan yang paling sedikit berada pada kategori baik yaitu sebanyak 17 responden 11,7. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.20. Tabel 4.20. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peran Penyuluh Kesehatan No Peran Penyuluh F 1. 2. 3. Buruk Sedang Baik 87 41 17 60,0 28,3 11,7 Jumlah 145 100

4.2.5. Deskripsi Perilaku Responden

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 122 orang 84,1 memiliki jamban. Responden yang tidak memiliki jamban sebanyak 23 responden 15,9. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak yang tidak selalu menggunakan jamban saat BAB yaitu sebanyak 100 responden 69,0. Responden yang selalu menggunakan jamban saat BAB sebanyak 45 responden 31,0. Distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa responden terbanyak menyarankan kepada keluarga untuk selalu BAB di jamban yaitu sebanyak 74 responden 51,0. Responden yang tidak menyarankan kepada keluarga untuk selalu BAB di jamban sebanyak 71 responden 49,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak tidak melarang tetangga yang BAB sembarangan yaitu sebanyak 141 responden 97,2. Responden yang melarang tetangga yang BAB sembarangan sebanyak 4 responden 2,8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menggunakan air yang cukup saat BAB yaitu sebanyak 93 responden 64,1. Responden yang tidak menggunakan air yang cukup sebanyak 52 responden 35,9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak tidak mencuci tangan setelah BAB yaitu sebanyak 136 responden 93,8 dan sebanyak 9 responden 6,2 mencuci tangan setelah BAB. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.21. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Perilaku BAB No Pertanyaan F 1 Apakah ibubapak memiliki jamban? Tidak Ya 23 122 15,9 84,1 Jumlah 145 100 2 Apakah setiap BAB keluarga ibubapak selalu menggunakan jamban? Tidak Ya 100 45 68,3 31,0 Jumlah 145 100 3 Apakah bapakibu menyarankan kepada keluarga untuk selalu BAB di jamban? Tidak Ya 71 74 49,0 51,0 Jumlah 145 100 4 Apakah ibubapak melarang tetangga yang BAB sembarangan? Tidak Ya 141 4 97,2 2,8 Jumlah 145 100 5 Apakah saat BAB keluarga ibubapak selalu menggunakan air yang cukup? Tidak Ya 52 93 35,9 64,1 Jumlah 145 100 6 Apakah keluarga ibubapak mencuci tangan setelah BAB? Tidak Ya 136 9 93,8 6,2 Jumlah 145 100 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar perilaku BAB responden berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 58 responden 40,0. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.22. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.22. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Perilaku BAB No Perilaku BAB F 1. 2. 3. Buruk Sedang Baik 58 52 35 40.0 35,9 24,1 Jumlah 145 100

4.3. Hasil Uji Statistik Bivariat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Pada Ibu Hamil Peserta Jampersal Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

3 57 107

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong dan Pendukung terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan

1 49 94

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Pendorong Remaja Pengguna Situs Internet dan Televisi terhadap Perilaku Seksual di SMA Methodist 4 Medan

1 71 130

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong Dan Pendukung Terhadap Perilaku Ibu Menyusui Pasca Operasi Caesar Di Rumah Sakit Umum Kabanjahe

4 37 90

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Ibu Bayi (Umur 9-11 Bulan) Terhadap Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sawang Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2010

1 40 134

Pengaruh Faktor Pemudah, Pendukung dan Pendorong terhadap Tindakan Kepala Keluarga dalam Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Kinangkong Kecamatan Lau Baleng Kabupaten Karo Tahun 2010

3 37 126

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung Dan Pendorong Terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan Oleh Ibu Di Wilayah Kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010

2 32 94

Gambaran Faktor Perilaku Tidak Aman pada Pekerja PT. Krakatau Engineering Area Cook Over Plant (COP) Proyek Blast Furnace PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk Tahun 2015

0 20 258

Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Kuta Selatan.

0 1 12

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PENDUKUNG, DAN PENDORONG PADA IBU HAMIL PESERTA JAMPERSAL TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL K4 DI KELURAHAN LABUHAN DELI KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2012 SKRIPSI

0 0 13