4.1.4. Upaya Kesehatan Lingkungan
Gambaran upaya kesehatan lingkungan di Desa Sibuntuon Partur hanya terdiri atas penyehatan lingkungan permukiman, sedangkan penyehatan tempat pengelolaan
makanan dan penyehatan tempat-tempat umum belum ada. Hal tersebut disebabkan belum adanya sumber daya manusia yang betul-betul memahami tatalaksana
penyehatan lingkungan tempat pengelolaan makanan dan tempat-tempat umum Profil Puskesmas Sigompul, 2010.
4.1.5. Kepemilikan Jamban
Masyarakat Desa Sibuntuon Partur yang memiliki jamban secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Kepemilikan Jamban No
Desa Jumlah KK
1. 2.
Memiliki Tidak memiliki
130 96
57,2 42,8
Jumlah 226
100
Sumber: Profil Puskesmas Sigompul Tahun 2010
4.2. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel
independen dalam penelitian. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi:
pendidikan, penghasilan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap.
4.2.1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas. Berdasarkan hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
pada 145 kepala keluarga, dapat digambarkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan, penghasilan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap.
4.2.2. Deskripsi Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi mencakup pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan sikap responden, yaitu sebagai berikut:
4.2.2.1. Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 39 responden 26,9 tidak tamat SD, sebanyak 54 responden 37,2 tamat SD, sebanyak 17
responden 11,7 tamat SMP, sebanyak 19 responden 13,1 tamat SMA dan 16 responden 11,0 akademiPerguruan Tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel
4.8.
Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No
Tingkat Pendidikan Jumlah
F 1.
2. 3.
4. 5.
Tidak tamat SD Tamat SD
Tamat SMP Tamat SMA
AkademiPerguruan Tinggi 39
54 17
19 16
26,9 37,2
11,8 13,1
11,0
Jumlah 145
100
Tingkat pendidikan responden dikelompokkan dalam 3 tiga kategori, yaitu pendidikan rendah tidak tamat SDtamat SD, pendidikan sedang SMPSMA, dan
pendidikan tinggi D3Sarjana. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendidikan responden terbanyak adalah kategori pendidikan rendah yaitu 103
Universitas Sumatera Utara
responden 71,0 dan paling sedikit berada dalam kategori tinggi yaitu tamat akademisarjana sebanyak 16 responden 11,0. Secara rinci dapat dilihat pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tingkat Pendidikan No
Kategori Pendidikan Jumlah
F 1.
2. 3.
Rendah Sedang
Tinggi 103
26 16
71,0 18,0
11,0 Jumlah
145 100
4.2.2.2. Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden pada umumnya bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 116 responden 80,0. Secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No
Kategori Pekerjaan Jumlah
F 1.
2. 3.
4. 5.
Petani Wiraswasta
Pegawai Swasta PNS
IRT 116
11 5
9 4
80,0 7,6
3,4 6,2
2,8 Jumlah
145 100
Pekerjaan responden dikelompokkan dalam 2 dua kategori, yaitu tidak bekerja termasuk IRT dan bekerja Petani, wiraswasta, pegawai swasta, dan PNS.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah
Universitas Sumatera Utara
kategori bekerja yaitu sebanyak 141 responden atau 97,2. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan No
Kategori Pekerjaan Jumlah
F 1.
2. Tidak bekerja Termasuk IRT
Bekerja 4
141
2,8 97,2
Jumlah 145
100
4.2.2.3. Penghasilan
Penghasilan keluarga dihitung dari seluruh penghasilan anggota keluarga baik itu dari pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan. Berdasarkan penghasilan
keluarga diketahui bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 92 orang 63,4 masih memiliki penghasilan di bawah UMK Rp 1.100.000,-bulan. Secara rinci
dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12. Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan No
Tingkat Penghasilan Jumlah
F 1.
2. UMK
≥ UMK 92
53 63,4
36,6
Jumlah 145
100
4.2.2.4. Pengetahuan
Hasil penelitian mengenai pengertian jamban menunjukkan bahwa sebanyak 145 responden 100 menjawab tahu. Tidak ada responden yang menjawab tidak
tahu.
Distribusi pengetahuan responden tentang lubang tempat kotoran masuk seharusnya tertutup adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak
Universitas Sumatera Utara
89 responden 61,4. Responden yang menjawab tahu sebanyak 56 responden 38,6.
Hasil distribusi pengetahuan responden bahwa jamban harus memiliki septic tank adalah responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 74 responden
51,0. Sebanyak 71 responden 49,0 menjawab tidak tahu. Distribusi pengetahuan responden mengenai kecacingan adalah salah satu
penyakit yang dapat ditularkan oleh kotoran manusia, responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 126 responden 86,9. Responden yang menjawab tidak tahu
sebanyak 19 responden 13,1. Hasil distribusi pengetahuan responden manfaat jamban adalah untuk
melindungi dari penyebaran kuman, responden terbanyak menjawab tahu yaitu sebanyak 145 responden 100. Tidak ada responden yang menjawab tidak tahu.
Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai air sumur yang dekat jamban dapat tercemar oleh tinja orang yang BAB sembarangan adalah responden
terbanyak menjawab tidak tahu yaitu sebanyak 107 responden 73,8. Responden menjawab tahu sebanyak 38 responden 26,2.
Hasil distribusi pengetahuan responden mengenai jarak penampungan tinja terhadap sumur 10 m adalah responden terbanyak menjawab tidak tahu yaitu
sebanyak 145 responden 100. Tidak ada responden yang menjawab tahu. Uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi pengetahuan responden
mengenai perilaku BAB dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Pengetahuan tentang Jamban
No Pengetahuan
F 1
Jamban adalah suatu fasilitas pembuangan tinja manusia Tahu
145 100
Tidak tahu
Total 145
100
2 Lubang tempat kotoran masuk seharusnya tertutup
Tahu 56
38,6 Tidak tahu
89 61,4
Total 145
100
3 Jamban seharusnya memiliki septic tank
Tahu 74
51,0 Tidak tahu
71 49,0
Total 145
100
4 Kecacingan merupakan salah satu penyakit yang dapat
ditularkan oleh kotoran manusia Tahu
126 86,9
Tidak tahu 19
13,1
Total 145
100
5 Manfaat jamban adalah melindungi masyarakat dari
penyebaran kuman Tahu
145 100
Tidak Tahu 0,0
Total 145
100
6 Air sumur yang dekat jamban dapat tercemar oleh tinja
orang yang BAB sembarangan Tahu
Tidak Tahu 38
107 26,2
73,8
Total 145
100
7 Jarak penampungan tinja dengan sumur seharusnya 10
m. Tahu
Tidak Tahu
145 100
Total 145
100
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel pengetahuan responden di atas, setelah dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa pengetahuan responden
tentang jamban terbanyak berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 82 responden
Universitas Sumatera Utara
56,6 dan paling sedikit responden berada dalam kategori pengetahuan baik yaitu sebanyak 63 responden 43,4. Secara lebih terinci terlihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Responden
tentang Perilaku BAB No
Kategori Pengetahuan F
Persentase
1 Buruk
0,0 2
Sedang 82
56,6 3
Baik 63
43,4
Jumlah 145
100 4.2.2.5. Sikap
Hasil penelitian mengenai sikap responden untuk BAB di jamban, sebagian besar responden yaitu 143 orang 98,6 menyatakan setuju. Responden yang
menyatakan tidak setuju sebanyak 2 responden 1,4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan
setuju semua anggota keluarga harus BAB di jamban, yaitu 109 orang 75,2. Responden menyatakan tidak setuju sebanyak 36 responden 24,8.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menjawab setuju untuk memberitahu di mana anggota keluarga BAB yaitu sebanyak 91 responden
62,8. Responden menjawab tidak setuju sebanyak 54 responden 37,2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan
setuju sebanyak 123 responden 84,8 bahwa BAB di sembarang tempat merugikan kesehatan. Responden menjawab tidak setuju sebanyak 22 responden 15,2.
Hasil penelitian menunjukkan responden terbanyak menyatakan tidak setuju bahwa jarak jamban harus 10 m dari sumur yaitu sebanyak 127 responden 87,6
Universitas Sumatera Utara
menyatakan tidak setuju. Responden menjawab setuju sebanyak 18 responden12,4.
Distribusi responden terbanyak menyatakan setuju bahwa jamban harus selalu dijaga kebersihannya yaitu sebanyak 145 orang 100. Tidak ada responden
yang menyatakan tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menyatakan
setuju untuk mau mendengarkan jika petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang perilaku BAB yaitu sebanyak 113 responden 77,9 dan sebanyak 32
responden 221 menjawab tidak setuju. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Sikap tentang Perilaku BAB
No Sikap Responden
F 1
BAB di jamban a. Tidak setuju
b. Setuju 2
143 1,4
98,6
Jumlah 145
100 2
Semua anggota keluarga harus BAB di jamban a. Tidak Setuju
b. Setuju 36
109 24,8
75,2
Jumlah 145
100 3
Memberitahu di mana seharusnya anggota keluarga BAB a. Tidak setuju
b. Setuju 54
91 37,2
62,8
Jumlah 145
100 4
BAB di sembarang tempat merugikan kesehatan a. Tidak Setuju
b. Setuju 22
123 15,2
84,8
Jumlah 145
100 5
Jarak penampungan tinja 10 m dari sumur a.Tidak Setuju
b. Setuju 127
18 87,6
12,4
Jumlah 145
100 6
Jamban harus selalu dijaga kebersihannya a. Tidak Setuju
b. Setuju 145
100
Jumlah 145
100 7
Mau mendengarkan jika petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang perilaku BAB
a. Tidak Setuju b. Setuju
32 113
22,1 77,9
Jumlah 145
100
Berdasarkan tabulasi distribusi sikap responden di atas, setelah dilakukan pengolahan data dapat diketahui bahwa sebagian besar sikap responden tentang
perilaku BAB berada pada kategori baik yaitu sebanyak 114 responden 78,6 dan yang paling sedikit berada dalam kategori buruk yaitu sebanyak 3 responden 2,1.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.16. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap tentang Perilaku BAB di jamban
No Sikap
F 1.
2. 3.
Buruk Sedang
Baik 3
28 114
2,1 19,3
78,6
Jumlah 145
100
4.2.3. Deskripsi Faktor Pendukung Kondisi Jamban
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki jamban yang mencemari sumber air minum yaitu sebanyak 106 responden 73,1.
Responden yang memiliki jamban yang tidak mencemari sumber air minum yaitu sebanyak 16 responden 11,0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki jamban yang digunakan berbau yaitu sebanyak 97 responden 66,9. Responden yang
memiliki jamban tidak berbau yaitu sebanyak 25 responden 17,2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki jamban
yang tidak luas dan mencemari tanah yaitu sebanyak 62 responden 42,8. Responden yang memiliki jamban yang luas dan tidak mencemari air tanah yaitu
sebanyak 60 responden 41,4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memiliki atap
pelindung jamban yang digunakan yaitu sebanyak 85 responden 58,6. Responden yang tidak memiliki atap pelindung jamban yaitu sebanyak 37 responden 25,5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak tidak memiliki dinding jamban yang digunakan kedap air yaitu sebanyak 90 responden 62,1.
Universitas Sumatera Utara
Responden yang memiliki dinding jamban kedap air yaitu sebanyak 32 responden 22,1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memilki penerangan yang cukup pada jamban yang digunakan yaitu sebanyak 81 responden
55,9. Responden yang memiliki penerangan yang cukup pada jamban yang digunakan sebanyak 41 responden 28,3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak jamban dalam ruangan memilki ventilasi yang cukup pada jamban yang digunakan yaitu sebanyak
72 responden 49,7. Responden yang tidak memiliki ventilasi yang cukup pada jamban yang digunakan yaitu sebanyak 50 responden 34,5.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memilki jamban yang selalu tersedia air yaitu sebanyak 75 responden 51,7. Responden yang tidak
selalu tersedia air pada jamban yaitu sebanyak 47 responden 32,4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak memilki jamban
yang dapat dijamah oleh serangga atau tikus yaitu sebanyak 64 responden 44,1 dan sebanyak 58 responden 40,0 memiliki jamban yang tidak dapat dijamah oleh
serangga atau tikus. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.17. Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Jamban No
Kondisi Jamban F
1
Jamban yang digunakan tidak mencemari sumber air minum a. Ya
b. Tidak 16
106 11,0
73,1
Jumlah 122 84,1
2 Jamban yang digunakan tidak berbau
a. Ya b. Tidak
25 97
17,2 66,9
Jumlah 122 84,1
3 Jamban yang digunakan cukup luas sehingga tidak mencemari
tanah a. Ya
b. Tidak 60
62 41,4
42,8
Jumlah 122 84,1
4 Jamban yang digunakan memiliki atap pelindung
a. Ya b. Tidak
85 37
58,6 25,5
Jumlah 122 84,1
5
Jamban yang digunakan memiliki dinding yang kedap air a. Ya
b. Tidak
32 90
22,1 62,1
Jumlah 122 84,1
6 Jamban yang digunakan memiliki penerangan yang cukup
a. Ya b. Tidak
81 41
55,9 28,3
Jumlah 122 84,1
7 Jamban yang digunakan dalam ruangan harus memiliki
ventilasi yang cukup a. Ya
b. Tidak 72
50 49,7
34,5
Jumlah 122 84,1
8 Jamban yang digunakan selalu tersedia air
a. Ya b. Tidak
75 47
51,7 32,4
Jumlah 122 84,1
9 Jamban yang digunakan tidak dapat dijamah oleh serangga
atau tikus a. Ya
b. Tidak 58
64 40,0
44,1
Jumlah 122 84,1
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar kondisi jamban responden berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 48 responden 33,1
dan paling sedikit berada dalam kategori baik yaitu sebanyak 36 responden 24,8. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Kondisi Jamban No
Kondisi jamban F
1. 2.
3. Buruk
Sedang Baik
48 38
36 33,1
26,2 24,8
Jumlah 122
84,1
4.2.4. Deskripsi Faktor Pendorong
Berdasarkan hasil penelitian tentang peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan tentang perilaku BAB, bahwa responden terbanyak tidak pernah
mendapat penyuluhan dari peran penyuluh yaitu sebanyak 117 responden 80,7. Responden yang pernah mendapat penyuluhan adalah sebanyak 28 responden
19,3. Berdasarkan hasil penelitian tentang peran penyuluh dalam mengunjungi
rumah responden dan melihat kondisi jamban responden, bahwa responden terbanyak tidak pernah dikunjungi petugas kesehatan untuk melihat kondisi jamban mereka
yaitu sebanyak 95 orang 65,5 dan sebanyak 50 responden 34,5 pernah dikunjungi peran penyuluh untuk melihat kondisi jambannya. Secara rinci dapat
dilihat pada Tabel 4.19.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.19. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong Peran Penyuluh Kesehatan
No Peran Penyuluh Kesehatan
F Persentase
1. Pernah mendapat penyuluhan
tentang perilaku BAB a. Pernah
b. Tidak pernah 28
117 19,3
80,7
Jumlah 145
100
2 Pernah dikunjungi petugas
kesehatan untuk melihat kondisi jamban
a. Pernah b. Tidak pernah
50 95
34,5 65,5
Jumlah 145
100
Berdasarkan tabulasi distribusi peran penyuluh di atas, setelah dilakukan pengolahan data dapat diketahui bahwa sebagian besar peran penyuluh tentang
perilaku BAB berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 87 responden 60 dan yang paling sedikit berada pada kategori baik yaitu sebanyak 17 responden 11,7.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Peran Penyuluh Kesehatan
No Peran Penyuluh
F 1.
2. 3.
Buruk Sedang
Baik 87
41 17
60,0 28,3
11,7
Jumlah 145
100
4.2.5. Deskripsi Perilaku Responden
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden yaitu sebanyak 122 orang 84,1 memiliki jamban. Responden yang tidak memiliki jamban sebanyak
23 responden 15,9.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak yang tidak selalu menggunakan jamban saat BAB yaitu sebanyak 100 responden 69,0. Responden
yang selalu menggunakan jamban saat BAB sebanyak 45 responden 31,0. Distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa responden terbanyak
menyarankan kepada keluarga untuk selalu BAB di jamban yaitu sebanyak 74 responden 51,0. Responden yang tidak menyarankan kepada keluarga untuk
selalu BAB di jamban sebanyak 71 responden 49,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak tidak melarang
tetangga yang BAB sembarangan yaitu sebanyak 141 responden 97,2. Responden yang melarang tetangga yang BAB sembarangan sebanyak 4 responden 2,8.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak menggunakan air yang cukup saat BAB yaitu sebanyak 93 responden 64,1. Responden yang tidak
menggunakan air yang cukup sebanyak 52 responden 35,9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak tidak mencuci
tangan setelah BAB yaitu sebanyak 136 responden 93,8 dan sebanyak 9 responden 6,2 mencuci tangan setelah BAB. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel
4.21.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21. Distribusi Responden Berdasarkan Uraian Perilaku BAB No
Pertanyaan F
1 Apakah ibubapak memiliki jamban? Tidak
Ya 23
122 15,9
84,1
Jumlah 145
100
2 Apakah setiap BAB keluarga ibubapak selalu menggunakan jamban?
Tidak Ya
100 45
68,3 31,0
Jumlah 145
100
3 Apakah bapakibu menyarankan kepada keluarga untuk selalu
BAB di jamban? Tidak
Ya 71
74 49,0
51,0
Jumlah 145
100
4 Apakah ibubapak melarang tetangga yang BAB
sembarangan? Tidak
Ya 141
4 97,2
2,8
Jumlah 145
100
5 Apakah saat BAB keluarga ibubapak selalu menggunakan air
yang cukup? Tidak
Ya 52
93 35,9
64,1
Jumlah 145
100
6 Apakah keluarga ibubapak mencuci tangan setelah BAB?
Tidak Ya
136 9
93,8 6,2
Jumlah 145
100
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar perilaku BAB responden berada pada kategori buruk yaitu sebanyak 58 responden 40,0.
Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.22.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.22. Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Perilaku BAB No
Perilaku BAB F
1. 2.
3. Buruk
Sedang Baik
58 52
35 40.0
35,9 24,1
Jumlah 145
100
4.3. Hasil Uji Statistik Bivariat