BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel faktor predisposisi pendidikan,
pengetahuan, sikap, variabel faktor pendukung kondisi jamban dan variabel faktor pendorong peran penyuluh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
BAB, sedangkan variabel faktor predisposisi penghasilan dan pekerjaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB.
5.1. Pengaruh Variabel Faktor Predisposisi terhadap Perilaku BAB
5.1.1. Pengaruh Pendidikan terhadap Perilaku BAB
Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB
ρ = 0,000 0,05. Hal ini sesuai dengan penelitian Hasibuan 2009, bahwa pendidikan di Desa Ngalam
Baru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB. Penelitian ini didukung juga oleh penelitian Simbolon 2009, yang menyatakan bahwa pendidikan
di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku BAB.
Menurut Robert M. Gagne yang dikutip oleh Sarwono 2004, tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat
lebih mengerti dan memahami sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat pendidikan memengaruhi kemampuan seseorang dalam mencerna dan memahami suatu masalah, selanjutnya pemahaman masalah akan membentuk
sikap seseorang dan dengan dipengaruhi oleh lingkungannya akan menghasilkan suatu perilaku nyata tindakan sebagai suatu reaksi. Hasil penelitian di lapangan
menunjukkan bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan yang tinggi mempunyai perilaku BAB yang lebih baik dibandingkan masyarakat yang berpendidikan lebih
rendah.
5.1.2. Pengaruh Penghasilan Terhadap Perilaku BAB
Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa penghasilan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB
ρ = 0,161 0,05. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Hasibuan di mana penghasilan yang
tinggi memungkinkan anggota keluarga untuk memperoleh yang lebih baik seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Demikian sebaliknya jika penghasilan rendah
maka akan ada hambatan dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar responden
yaitu sebanyak 92 orang 63,4 masih memiliki penghasilan di bawah UMK Rp 1.100.000,-bulan. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Desa
Sibuntuon Partur, sebagian besar masyarakat menggunakan penghasilan yang didapatkan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sandang dan pangan.
Sebagian besar masyarakat tidak menyisihkan penghasilan untuk upaya perbaikan atau pengadaan jamban. Tidak adanya pengaruh variabel penghasilan dalam
penelitian ini disebabkan masyarakat dengan penghasilan keluarga yang cukup tinggi
Universitas Sumatera Utara
mempunyai tindakan yang cenderung sama dengan tindakan masyarakat dengan penghasilan keluarga relatif rendah.
5.1.3. Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku BAB
Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB
ρ = 0,000 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hasibuan 2009, di Kabupaten Lahat,
bahwa perilaku BAB dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Hal ini juga diukung oleh penelitian Simbolon 2009, bahwa perilaku BAB di Kecamatan Sukaresmi
Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Pengetahuan sangat menentukan seseorang dalam berperilaku. Menurut
Muslih 2004, yang mengutip pendapat Roger, dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa tindakan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng.
Penelitian yang dilakukan oleh Widaryoto 2003, menunjukkan bahwa pengetahuan kesehatan yang baik berbanding lurus dengan perilaku kesehatan. Hal ini berarti
semakin baik pengetahuan seseorang maka perilakunya pun akan semakin baik pula. Pengetahuan masyarakat tentang perilaku BAB perlu ditingkatkan antara lain melalui
kegiatan penyuluhanpendidikan oleh petugas kesehatan, kader, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta melalui media promosi kesehatan yakni leaflet, booklet,
poster dan sebagainya.
5.1.4. Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku BAB
Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa sikap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB
ρ=0,000 0,05. Hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hasibuan 2009, bahwa perilaku BAB di Kabupaten Lahat dipengaruhi oleh sikap. Karena sikap merupakan penilaian bisa
pendapat seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang belum dapat direalisasikan dalam tindakan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian
Seramat 2003, bahwa perilaku BAB di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal dipengaruhi oleh sikap.
Secara teoritis menurut Sarwono 2004, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi
sikap tidak dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuannya.
Sikap yang kurang baik dari masyarakat tentang perilaku BAB ini juga dapat disebabkan oleh karena kurangnya pengetahuan dan rendahnya tingkat pendidikan
yang dimiliki oleh mayarakat di Desa Sibuntuon Partur. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan membantu meningkatkan keadaan dan kondisi sikap masyarakat
tentang perilaku BAB adalah melaksanakan sosialisasi tentang perilaku BAB yang dilakukan oleh semua pihak yang terkait.
5.1.5. Pengaruh Pekerjaan Terhadap Perilaku BAB
Analisis statistik regresi linear berganda menunjukkan bahwa, variabel pekerjaan tidak berpengaruh terhadap variabel perilaku BAB p = 0,381 0,05.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Hasibuan 2009, bahwa perilaku BAB di Kabupaten Lahat dipengaruhi oleh pekerjaan. Karena dengan bekerja akan
meningkatkan penghasilan, di mana penghasilan yang tinggi akan memungkinkan
Universitas Sumatera Utara
anggota keluarga untuk memperoleh yang lebih baik seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya.
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 41 orang 97,2 bekerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan
masyarakat di Desa Sibuntuon Partur, sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani. Tidak adanya pengaruh variabel pekerjaan dalam penelitian ini disebabkan
masyarakat dengan status bekerja mempunyai tindakan yang cenderung sama dengan tindakan masyarakat dengan status tidak bekerja.
5.2. Pengaruh Variabel Faktor Pendukung Terhadap Perilaku BAB