4.5. Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang disertai hasil pengamatan menunjukkan bahwa rendahnya perilaku BAB di Desa Sibuntuon Partur disebabkan kondisi jamban yang
kurang baik. Kebanyakan penduduk Desa Sibuntuon Partur memiliki jamban cemplung sehingga jika sudah lama dipakai akan menimbulkan bau yang dapat
mengurangi kenyamanan si pemakai jamban. Penduduk Desa Sibuntuon Partur yang tidak menggunakan jamban sebagai fasilitas pembuangan tinja, kebanyakan mereka
BAB di kebun dan yang lainnya di sungai yang letaknya dekat dengan rumah dan terkadang mereka juga BAB di jamban penduduk yang memiliki jamban.
Penduduk Desa Sibuntuon Partur yang BAB di kebun menggunakan air setelah BAB, tetapi jika tidak cukup mereka menggunakan dedaunan karena di desa
tersebut susah untuk mendapatkan air. Kebanyakan masyarakat desa tersebut menggunakan air sumur di mana mereka hanya mengharapkan air hujan turun untuk
mengisi sumur mereka. Hasil wawancara dengan kepala desa Sibuntuon Partur menyatakan bahwa
beliau sangat mengharapkan peningkatan penyuluhan kesehatan agar tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat semakin lebih
baik. Hasil wawancara dengan koordinator bidang sanitasi Puskesmas Sigompul menyatakan bahwa mereka mengakui masih kurang dilakukan penyuluhan kesehatan
terhadap penduduk Desa Sibuntuon Partur, hal ini disebabkan karena minimnya tenaga kesehatan. Mereka hanya memberikan penyuluhan saat melakukan pendataan
tentang kepemilikan jamban, itu pun tidak kepada semua masyarakat. Terkadang
Universitas Sumatera Utara
hanya kepada masyarakat yang tidak memiliki jamban atau yang kondisi jambannya tidak memenuhi syarat jamban sehat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel faktor predisposisi pendidikan,
pengetahuan, sikap, variabel faktor pendukung kondisi jamban dan variabel faktor pendorong peran penyuluh memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku
BAB, sedangkan variabel faktor predisposisi penghasilan dan pekerjaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB.
5.1. Pengaruh Variabel Faktor Predisposisi terhadap Perilaku BAB
5.1.1. Pengaruh Pendidikan terhadap Perilaku BAB
Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB
ρ = 0,000 0,05. Hal ini sesuai dengan penelitian Hasibuan 2009, bahwa pendidikan di Desa Ngalam
Baru mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku BAB. Penelitian ini didukung juga oleh penelitian Simbolon 2009, yang menyatakan bahwa pendidikan
di Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku BAB.
Menurut Robert M. Gagne yang dikutip oleh Sarwono 2004, tingkat pendidikan formal merupakan landasan seseorang dalam berbuat sesuatu, membuat
lebih mengerti dan memahami sesuatu. Tingkat pendidikan formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara