3. Psikopatologi 3. 1. Simtom-simtom depresif yang berhubungan dengan akne

bisa mempersepsi lebih banyak penyakit kulit sehingga lebih mungkin melaporkannya dan menyatakan keparahannya. Atau kemungkinan keadaan jiwa individu mempengaruhi keparahan akne. Bahkan, telah dilaporkan bahwa akne membaik pada pasien depresi yang diobati dengan Paroxetine. b. Akne dapat menjadi faktor kontribusi terhadap depresi dan ansietas. Ini bisa dimodulasi dengan negative self-image, harga diri yang rendah dan gangguan sosial dan pekerjaan yang ditemukan pada pasien akne. c. Ada faktor lain yang turut mempengaruhi angka akne dan simtom depresif dan ansietas, misalnya perubahan hormon yang terjadi selama puber bila angka akne dan gangguan afektif diketahui meningkat.

2. 3. Psikopatologi

Kerusakan yang timbul akibat akne bisa mengakibatkan konsekuensi emosional yang serius, termasuk depresi, fobia sosial, amarah, dan harga diri yang rendah. Satu studi melaporkan 5,6 prevalensi ide bunuh diri pada remaja dan dewasa muda dengan akne wajah nonkistik. Pada studi yang luas dari 4.376 pasien dengan gangguan dermatologis, 53 pasien dengan akne dilaporkan bahwa ada hubungan kronologis yang dekat latensi rerata 2 hari antara stres emosional dan eksaserbasi lesi akne mereka. 18 Dalam sebuah studi 317 siswa yang berusia 14-16 tahun, mereka dengan lesi signifikan lebih dari 12 lesi memiliki tingkat kesulitan perilaku dan emosional yang lebih tinggi dari pada mereka dengan akne minimal. Remaja sangat peka terhadap masalah-masalah penerimaan di antara sesama dan sangat menyadari penampilan mereka. Mereka rentan mengalami fobia sosial dan dapat merasa terganggu dalam gaya hidupnya. Akne dapat secara signifikan mengganggu interaksi sosial, kegiatan olah raga, prestasi sekolah dan perkencanan. 18 Universitas Sumatera Utara

2. 3. 1. Simtom-simtom depresif yang berhubungan dengan akne

Simtom-simtom depresif yang berhubungan dengan akne adalah reaksi yang sering terhadap keprihatinan kesan tubuh body image pada kaum remaja dan orang-orang muda. Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara akne dan self-image yang buruk. Dalam sebuah studi, pasien selalu menilai akne sebagai yang lebih berat dari pada yang dibuat oleh klinisan, dan mereka menilai kepuasannya dengan hasil pengobatan lebih rendah dari pada penilai dermatolog. Beda dengan psoriasis, keparahan akne belum tentu berkorelasi dengan keparahan depresi, dan bahkan akne ringan sampai sedang dan dihubungkan dengan depresi, ide bunuh diri, dan bunuh diri yang berhasil. Sering kali, adanya gangguan psikiatrik primer seperti obsessive-compulsive disorder OCD, gangguan waham, atau gangguan makan bisa menambah terhadap keparahan dan kronik akne. Contoh yang baik adalah akne excoriee, di mana kebutuhan pasien untuk selalu menusuk lesi akne yang mengakibatkan kerusakan berat dari skar. 18 Depresi dan bunuh diri terjadi pada remaja dan dewasa muda. Meskipun laporan kasus menyarankan hubungan antara isotretinoin dan depresi dan bunuh diri, studi observasi dan studi epidemiologik, yang teliti dengan desain berbeda tidak menunjukkan adanya pengaruh penggunaan isotretinoin dalam terjadinya depresi dan ide bunuh diri yang meningkat. Ini adalah bijaksana bagi praktisi untuk melanjutkan penggunaan isotretinoin untuk mengobati akne berat, meskipun pada saat sama menginformasikan pada pasien dan keluarganya bahwa simtom-simtom depresif seharusnya di nilai secara aktif pada setiap kunjungan, dan bila perlu rujuk pada ahli psikiater dan penghentian isotretinoin seharusnya dipertimbangkan. 2 Suatu studi prospektif mengevaluasi simtom-simtom depresif dan kualitas hidup dari pasien akne yang diobati dengan isotretinoin dibandingkan dengan dapat pengobatan antibiotik topikal dalam waktu 6 bulan ditemukan tidak terdapat perbedaan simtom-simtom depresif yang signifikan pada ke dua kelompok. Pengobatan akne yang berhasil dengan isotretinoin telah dihubungkan dengan pengurangan simtom-simtom ansietas dan depresi dan pengaruh psikologis positif pada sebagian besar pasien. Meskipun kurangnya data ilmiah yang kuat, isotretinoin telah dihubungkan dengan keberadaan depresi berat pada beberapa pasien. 1 Universitas Sumatera Utara Uhlenhake E dan kawan-kawan, pada tahun 2010 menemukan depresi 2-3 kali lebih sering pada pasien-pasien akne dibandingkan populasi umum, dimana 8,8 pasien akne memiliki depresi klinis. Mayoritas kasus depresi dan pengobatan antidepresan telah di observasi pada pasien usia ≥18 tahun dengan presentasi tertinggi pada kelompok usia 36-64 tahun. Sekitar 65,2 populasi akne pada wanita dilaporkan 2 kali lebih banyak daripada depresi pada pria 10,6 wanita vs 5,3 pria. Keterbatasan penelitian ini, hanya melaporkaan pasien-pasien yang mencari pengobatan untuk akne mereka dan juga telah melaporkan depresi klinis. Ini mungkin prevelensi total akne dan hubungan depresi di bawah perkiraan dan associated depression. 3 Aktan S dan kawan-kawan, pada tahun 2000 meneliti prevalensi akne pada remaja 2657 siswa sekolah menemukan 615 subjek 23, 1 dinilai memiliki akne. Prevalensi anak pria dan wanita adalah berturut-turut 16,1 dan 29,2 p 0,01. Dua ratus dua puluh lima 15,8 dari 1424 pria dan hanya 109 18,8 dari 1233 anak wanita memiliki akne yang sedang berat sangat berat p 0,01. Kelompok akne dan kontrol menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang digunakan pada skor sub skala ansietas dan depresi pada Hospital Anxiety Depression Scale HAD. Keparahan akne tidak berkorelaksi dengan skor sub skala ansietas depresi berdasarkan HAD. 29 Purvis D dan kawan-kawan, pada tahun 2006, penelitian analisis sekunder pada survei cross-sectional, menemukan masalah akne berhubungan dengan perubahan probabilitas simtom-simtom depresif dengan rasio 2,04; ansietas dengan rasio 2,3 dan percobaan bunuh diri dengan rasio 1,83 pada model logistik termasuk umur, jenis kelamin, etnik, sekolah dan status ekonomi. Hubungan akne dan percobaan bunuh diri menetap setelah di kontrol untuk simtom-simtom depresif dan ansietas dengan rasio 1,50 1,21-1,86. 14 Unsal A dan Ayrancl U, pada tahun 2006, studi epidemiologi dengan sampel pelajar usia 14-19 tahun dari 6 sekolah SMU pada daerah Turki Barat dengan menggunakan alat ukur BDI, telah mendapatkan jumlah 846 siswa menyelesaikan survei tentang simtom depresi pada kelompok studi 51,9 439 pria dan 48,1 407 wanita, dengan usia rerata 16,3 ± 1,1 tahun. Menurut skala prevalensi simtom depresi adalah 30,7 n = 260, 22,6 pada pria n = 99 dan 39,6 pada wanitan = 161. Setiap jenis masalah fisik 37,3 dengan Universitas Sumatera Utara penyakit-penyakit memerlukan pengobatan 51,1 , mereka dengan akne vulgaris 35,2 dan mereka yang telah mengalami setiap jenis masalah 47,3 . 8

2. 4. Instrumen penilaian yang digunakan.