5. 7. Diagnosis banding Stres psikososial dan kemampuan menghadapi gangguan kulit

2. 5. 7. Diagnosis banding

Pyschogenic excoration dicirikan oleh goresan yang berlebihan atau tusukan pada kulit normal atau kulit dengan irregularitas permukaan ringan. Itu diperkirakan terjadi pada 2 pasien dermatologis. Komorbiditas psikiatrik pada pasien dengan pyschogenic excoration, khususnya gangguan mood dan ansietas adalah umum. Pasien-pasien dengan pyschogenic excoration sering mengalami gangguan komorbid, termasuk gangguan obsessif-kompulsif, gangguan dismorfik tubuh, gangguan penyalahgunaan zat, gangguan makan, trichotillmania, compulsive buying, gangguan kepribadian obsessif-kompulsif dan gangguan kepribadian borderline. Ada sedikit studi pengobatan farmakologi terhadap pasien dengan psichogenic excoration. Studi-studi kasus, percobaan terbuka dan studi double blind kecil telah menunjukkan kemanjuran dari selective serotonin reuptake inhibitors SSRIs pada psychogenic excoration. Belum ada percobaan terkontrol terhadap pengobatan perilaku ataupun pengobatan psikodinamis untuk psichogenic excoration. Sinonim pyschogenic excoration yaitu : neurotic excoriation, acne excoriee, pathological or compulsive skin picking, dan dermatotillomania. 5 Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh induksi obat, misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, bromida, yodida, defenil, hidantoin, trimetadion, andrenocorticotropic hormone ACTH, dan lainnya, klinis berupa erupsi papul pustul mendadak tanpa adanya komedo di hampir seluruh bagian tubuh. Dapat disertai demam dan dapat terjadi di semua usia. 21 Akne venenata dan akne akibat rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsang fisisnya. 21 Rosasea merupakan penyakit peradangan kronik di daerah muka dengan simtom eritema, pustul, telangiekstasi dan kadang-kadang disertai hipertrofi, kelenjar sebasea. Tidak terdapat komedo kecuali bila kombinasi dengan akne. 21 Dermatitis perioral yang terjadi terutama pada wanita dengan gejala klinis polimorfi, eritema, papul, pustul, di sekitar mulut yang terasa gatal. 21 Gangguan dismorfik tubuh adalah suatu sindrom yang dikarakteristikkan oleh distress yang sekunder terhadap defect yang dibayangkan pada penampilan seseorang. Walaupun itu adalah gangguan psikiatrik, kebanyakan pasien-pasien Universitas Sumatera Utara terkena banyak ke ahli dermatolog atau bedah plastik untuk memperbaiki yang mereka persepsikan. Gangguan dismorfik tubuh adalah gangguan psikiatrik yang relatif umum, dimana pasien-pasien mendatangi bedah kosmetik untuk pengobatan defect yang mereka persepsikan atau bayangkan. Pengobatan secara pembedahan biasanya terbukti tidak memuaskan terhadap pasien dan terhadap praktisioner. Kadang-kadang, pasien dengan gangguan dismorfik tubuh dengan keluhan subjektif akne yang merusak penampilan secara berat. Pasien-pasien dengan gangguan dismorfik tubuh beresiko lebih besar untuk bunuh diri, 22 pasien dengan gangguan dismorfik tubuh telah mencoba bunuh diri. Sebagian besar orang dengan gangguan dismorfik tubuh mencari dan menerima pengobatan non psikiatri, walaupun pengobatan demikian jarang memperbaiki seluruh simtom gangguan dismorfik tubuh. Provider seharusnya memperhatikan gangguan dismorfik tubuh, persentase klinisnya dan pengobatan yang manjur terapi SSRIs dan terapi perilaku kognitif. 5 Kerangka Konsep Nilai well being index Skor 13 mengindikasikan keadaan tidak kesejahteraan Respons pasien akne vul-garis terhadap pengaruh psikososial akne vulgaris Karekteristik demografik : -Umur - Jenis kelamin - Pendidikan - Pekerjaan Gradasi penyakit akne vulgaris Ciri kepribadian pada pasien akne vulgaris Sindrom depresif minimal, ringan , sedang, berat Pasien akne vulgaris Universitas Sumatera Utara

BAB 3. METODE PENELITIAN