Depresi Stres psikososial dan kemampuan menghadapi gangguan kulit

akan dilihat dengan keheranan, takut atau memicu perasaan malu yang menyakitkan dan penghinaan. Orang dengan kulit normal pada umumnya cenderung menjauh secara fisik atau psikologis dari mereka yang menderita penyakit kulit. Menurut Iona Ginsburg menyarankan bahwa ini dapat melibatkan identifikasi melarikan diri dari orang yang menderita, yang diikuti oleh respons empati yang negatif. Lesi kulit yang jelas melambangkan betapa cacat dan rentannya seseorang, yang bila dipasangkan dengan perasaan malu dan keadaan memalukan yang diamati mencetuskan kilasan yang sebentar diikuti oleh penolakan dan kehilangan keharuan pada nyeri penderita dari kesadaran, menghasilkan penolakan dan menjauhi dari orang-orang penyakit kulit. Fenomena yang sama diamati pada pasien psoriasis, yang biasanya melaporkan bahwa mereka akan menghindari penderita psoriasis walaupun mereka tidak mengalami penyakit aktif. 1 2. 2. Depresi Depresi merupakan salah satu bentuk sindrom gangguan kesimbangan suasana perasaan mood yang sangat umum terjadi. Memang tidak semua kondisi depresi harus dikategorikan sebagai gangguan sakit. Ada yang pencetusnya jelas dan dapat teratasi sendiri. Adapula yang meskipun pencetusnya jelas namun simtom atau sindrom depresinya berkepanjangan. Demikian dekatnya hal tersebut dengan kehidupan sehari-hari, sehingga sering tidak dianggap sebagai suatu ”penyakit” atau kondisi sakit”. 10 Depresi merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup serius. World Health Organization WHO menyatakan bahwa depresi berada pada urutan ke-4 penyakit di dunia. Sekitar 20 wanita dan 12 pria, pada suatu waktu dalam kehidupannya pernah mengalami depresi. 10 Depresi bukanlah gangguan yang homogen, tetapi merupakan fenomena yang kompleks. bentuknya sangat bervariasi, sehingga kita mengenal depresi dengan simtom yang ringan, berat, dengan atau tanpa ciri psikotik, berkomorbiditas dengan gangguan psikiatri lain atau atau dengan gangguan fisik lain. 10 Universitas Sumatera Utara Menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ Indonesia Edisi III, depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan mood, yang mempunyai simtom utama: afek depresi, kehilangan minat, dan kegembiraan serta berkurangnya aktivitas, serta beberapa simtom lain, seperti konsentrasi dan perhatian yang berkurang, harga diri dan kepercayaan diri kurang, gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri, tidur yang terganggu dan nafsu makan berkurang. 11 Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda pada masing-masing individu. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition DSM-IV, merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk menegakkan diagnosis depresi. 10 Menurut revisi teks edisi ke empat dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-IV-TR, gangguan depresif mayor berat didefinisikan sebagai satu atau lebih episode depresif berat tanpa adanya riwayat episode manik, campuran, atau hipomanik. Suatu episode depresif mayor harus ada dialami sekurang-kurangnya selama 2 minggu, dan secara tipikal seorang pasien mengalami depresi dan atau kehilangan minat dalam kebanyakan aktivitas. Seseorang dengan diagnosis episode depresif mayor harus juga mengalami paling sedikit 4 simtom dari kriteria yang mana termasuk perubahan nafsu makan dan berat badan, perubahan tidur dan aktivitas, pengurangan energi, perasaan bersalah, masalah pikiran dan dalam membuat keputusan, serta adanya pikiran berulang tentang kematian atau bunuh diri. 12,13 Dampak akne terhadap kesan tubuh dianggap sebagai faktor yang berkontribusi untuk depresi. Karena respons terhadap pengobatan akne adalah bervariasi dan restitutio ad integrum sering tidak segera dicapai, pengalaman penyakit pasien bisa sama dengan pengalaman peristiwa buruk yang tidak terkontrol. Menurut model ketidakberdayaan psikologis yang dipelajari oleh Seligman, pengalaman ini dapat juga mengakibatkan gangguan depresif. 5 Temuan hubungan masalah akne yang dilaporkan sendiri dengan simtom depresif dan ansietas dapat dijelaskan dalam beberapa cara : 14 a. Depresi dan ansietas dapat mengakibatkan peningkatan dalam pelaporan sendiri pada pasien akne. Siswa-siswa dengan simtom depresi dan ansietas Universitas Sumatera Utara bisa mempersepsi lebih banyak penyakit kulit sehingga lebih mungkin melaporkannya dan menyatakan keparahannya. Atau kemungkinan keadaan jiwa individu mempengaruhi keparahan akne. Bahkan, telah dilaporkan bahwa akne membaik pada pasien depresi yang diobati dengan Paroxetine. b. Akne dapat menjadi faktor kontribusi terhadap depresi dan ansietas. Ini bisa dimodulasi dengan negative self-image, harga diri yang rendah dan gangguan sosial dan pekerjaan yang ditemukan pada pasien akne. c. Ada faktor lain yang turut mempengaruhi angka akne dan simtom depresif dan ansietas, misalnya perubahan hormon yang terjadi selama puber bila angka akne dan gangguan afektif diketahui meningkat.

2. 3. Psikopatologi