Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa Minang merupakan salah satu Bahasa Daerah yang hidup dan berasal dari rumpun Austronesia Salzner, 1960 dalam Keraf, 1984:209, bahasa ini tumbuh dan berkembang di Provinsi Sumatera Barat. Akibat kebiasaan merantau dalam masyarakat Minangkabau, para perantaunya di Kota Medan ditemukan bahwa terjadi pergeseran kata sapaan mamak, etek menjadi oom, tante. Sebagaimana lazimnya dalam adat Minangkabau semua saudara laki-laki dan adik perempuan dari pihak ibu dipanggil dengan kata sapaan mamak dan etek. Tetapi sekarang yang berkembang terutama mereka yang tinggal di kota-kota besar lebih suka bila dipanggil dengan sapaan oom, tante daripada mamak, etek. Begitu juga dalam adat dinyatakan bahwa panggilan untuk kata sapaan saudara perempuan dari pihak bapak yang lebih tua maktuo dan yang lebih muda etek; dalam adat Minangkabau mereka dinyatakan sebagai bako - yang dari sistem kekerabatannya kurang dekat atau akrab. Karena hal itu mereka yang di perantauan mengubah kata sapaannya menjadi mama atau ibu diikuti dengan nama panggilan kecilnya untuk membedakan kata sapaan kepada ibu kandung bila disapa dengan mama atau ibu. Pergeseran ini juga terjadi dalam bahasa Minangkabau dialek Agam yang selanjutnya disebut dengan BMA; dalam BMA dahulu orang menyapa orang tua laki- Universitas Sumatera Utara lakinya dengan apak, sekarang umumnya mereka menyapa dengan papa, begitu juga terhadap orang tua perempuan kini mereka menyapa dengan mama, mami, bunda, umi yang pada masa lampau disapa dengan biyai. Penelitian bahasa Minangkabau selanjutnya disebut dengan BM mengenai kata sapaan secara khusus perdialek sudah pernah dilakukan, khususnya untuk dialek Pariaman dan sebagaimana diketahui dialek Agam merupakan dialek standar BM Ayub dkk.,1993:18. Terjadinya pergeseran-pergeseran inilah dilakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut kata-kata sapaan apa sajakah yang mengalami pergeseran dengan mengambil judul “Pergeseran Kata Sapaan Bahasa Minangkabau Dialek Agam di Kota Medan”.

1.2 Identifikasi Masalah