satu informan berjenis kelamin laki-laki. Dua dari empat informan berprofesi sebagai wiraswasta karena mobilitasnya yang tinggi sebagai wiraswasta begitu juga
dengan yang berprofesi sebagai staf administrasi, dan adaptasinya yang tinggi terhadap lingkungannya diketahui informan-informan ini aktif dalam perkumpulan
pengajian ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya adalah wajar jika yang bersangkutan melakukan pergeseran kata sapaan agama ini – disesuaikan dengan
dimana yang bersangkutan bermukim sekarang ini. Hal ini sesuai dengan teori pergeseran bahasa Fishman yang dirujuk dalam penelitian ini, yaitu faktor urbanisasi
yang menjadi penyebab kata sapaan agama ini bergeser.
4. Pergeseran Kata Sapaan Jabatan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Informan Tabel 5.12 Pergeseran Kata Sapaan Jabatan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan
Jumlah Kata Sapaan Jabatan = 6 Frekuensi Pergeseran dari 6
Jumlah Kata Sapaan Jabatan Pergeseran
1 D-3 6
100 2 D-3
6 100
3 S-1 6
100 4 D-3
2 33,33
5 D-3 5
83,33 6 S-1
6 100
7 S-1 3
50 8 S-1
6 100
9 S-2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.13 Pergeseran Rata-rata Kata Sapaan Jabatan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan
Jumlah Kata Sapaan Jabatan = 6 Frek. Pergeseran rata-
rata Persentase Pergeseran
1 D3
4,75 4,756 x 100 = 79,16
2 S1
5,25 5,256 x 100 = 87,5
3 S2
Kata sapaan jabatan yang melakukan pergeseran tertinggi adalah untuk kelompok pendidikan S1 yaitu 87,5 persen dan diikuti informan dengan jenjang
pendidikan D3 melakukan pergeseran kata sapaan Jabatan sebesar 79,16 persen. Sementara informan dalam kelompok pendidikan S2 yang terendah melakukan
pergeseran kata sapaan ini, yaitu 0. Dari data diperoleh bahwa informan kelompok pendidikan S2 ini berjenis kelamin laki-laki dan telah berusia 40 tahun, dan dari hasil
wawancara mendalam diketahui bahwa yang bersangkutan melanjutkan sekolah menengah atasnya di Bukit Tinggi. Di samping itu yang bersangkutan juga berprofesi
sebagai staf pengajar, aktif ikutserta dalam perkumpulan asal kampungnya, dan ayahnya adalah ketua perkumpulan tersebut. Berdasarkan data-data yang telah
dipaparkan tersebut adalah wajar jika yang bersangkutan mengetahui semua kata sapaan dalam jabatan ini, karena selama bermukim di Bukit Tinggi selama 3 tahun
tentu yang bersangkutan menggunakan kata sapaan ini dalam kehidupan sehari-
harinya. Sementara untuk kelompok pendidikan S1- yang tertinggi melakukan
Universitas Sumatera Utara
pergeseran kata sapaan jabatan ini dari data diketahui 3 tiga informan berjenis kelamin wanita, dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa yang bersangkutan
berprofesi sebagai wiraswasta, staf administrasi, dan 1 satu informan berjenis kelamin laki-laki. Dua dari empat informan berprofesi sebagai wiraswasta karena
mobilitasnya yang tinggi sebagai wiraswasta begitu juga dengan yang berprofesi sebagai staf administrasi, dan adaptasinya yang tinggi terhadap lingkungannya
diketahui informan-informan ini aktif dalam perkumpulan pengajian ibu-ibu di lingkungan tempat tinggalnya adalah wajar jika yang bersangkutan melakukan
pergeseran kata sapaan jabatan ini – disesuaikan dengan dimana yang bersangkutan bermukim sekarang ini. Hal ini sesuai dengan teori pergeseran bahasa Fishman yang
dirujuk dalam penelitian ini, yaitu faktor urbanisasi yang menjadi penyebab kata sapaan jabatan ini bergeser.
Jadi disimpulkan bahwa informan yang tingkat pendidikannya tertinggi memiliki pergeseran kata sapaan terendah dalam Kata Sapaan Agama dan Kata Sapaan Jabatan.
Untuk Kata Sapaan Umum pergeseran kata sapaan yang tertinggi adalah untuk pendidikan tertinggi, yaitu S2 sebesar 63,16 persen, sedangkan untuk Kata Sapaan
Adat pergeseran kata sapaan yang tertinggi adalah untuk informan dengan jenjang pendidikan S1 yaitu sebesar 100 persen pada penelitian ini.
5.2.11 Pembahasan Pergeseran Kata Sapaan
Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel berikut ini akan tampak apakah jenis pekerjaan informan memiliki
arti yang signifikan terhadap pergeseran kata sapaan dalam BMA.
1. Pergeseran Kata Sapaan Umum Berdasarkan Jenis Pekerjaan