Pergeseran Kata Sapaan Adat

2. Pergeseran Kata Sapaan Adat

Tabel 5.2 Pergeseran Kata Sapaan Adat No Informan Jumlah Kata Sapaan Adat = 8 Frekuensi Pergeseran Kata Sapaan Adat Persentase Pergeseran Kata Sapaan Adat 1 Anak keluarga I 8 88 x 100 = 100 2 Anak keluarga II 8 88 x 100 = 100 3 Anak keluarga III 8 88 x 100 = 100 4 Anak keluarga IV 8 88 x 100 = 100 5 Anak keluarga V 4 48 x 100 = 50 6 Anak keluarga VI 8 88 x 100 = 100 7 Anak keluarga VII 8 88 x 100 = 100 8 Anak keluarga VIII 8 88 x 100 = 100 9 Anak keluarga IX 7 78 x 100 = 87,50 Jumlah 67 837,50 Rata – rata Pergeseran Kata Sapaan Umum 679 = 7,444 7,4448 x 100 = 93,05 atau 837,50 9 = 93,05 Untuk kata sapaan adat menurut kaum anak Keluarga V terendah membuat pergeseran, yaitu sebanyak 4 pergeseran kata sapaan dari 8 jumlah kata sapaan adat 50, anak Keluarga IX membuat pergeseran sebanyak 7 pergeseran kata sapaan dari 8 jumlah kata sapaan adat 87,50 dan 7 keluarga lain anak-anaknya tidak mengetahui kata sapaan kelompok ini, yaitu Keluarga I, II, III, IV, VI, VII, dan VIII. Dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa keluarga ini aktif mengikuti perkumpulan asal kampungnya dan secara rutin pulang kampung tidak hanya pada Universitas Sumatera Utara masa liburan, tetapi juga bila ada pesta perkawinan. Hal inilah yang menyebabkan anak dalam keluarga ini terendah melakukan pergeseran untuk kata sapaan tersebut. Sementara untuk anak Keluarga IX kata sapaan adat yang diketahuinya adalah kata panggilan terhadap penghulu karena ayah dari ibunya adalah seorang penghulu. Jadi yang bersangkutan sudah terbiasa mendengar kata sapaan ini. Dan anak dari tujuh 7 keluarga lainnya penyebab ketidaktahuan mereka terhadap kata sapaan ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Anak Keluarga I diketahui dari hasil wawancara mendalam jarang sekali pulang kampung dan Keluarga ini juga tidak ikutserta dalam perkumpulan asal kampung halamannya. Anak Keluarga II, dan III dari hasil wawancara mendalam tidak pernah pulang kampung dan juga kedua keluarga ini tidak ikutserta dalam perkumpulan asal kampung halamannya. Dan anak Keluarga IV, VII, dan VIII dari hasil wawancara mendalam sebenarnya sering pulang kampung juga ikutserta dalam perkumpulan asal kampungnya tetapi anak dalam keluarga ini jarang menghadiri pertemuan tersebut dan pulang kampung tujuannya mengunjungi keluarga atau berlibur, bukan menghadiri pesta perkawinan. Hal inilah yang menyebabkan anak-anak tersebut tidak mengetahui kata sapaan adat ini. Universitas Sumatera Utara

3. Pergeseran Kata Sapaan Agama Tabel 5.3