Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dalam Masyarakat Indonesia Sejarah Singkat Bahasa Minangkabau

2.3 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah dalam Masyarakat Indonesia

Bangsa Indonesia selanjutnya disebut BI adalah masyarakat pengguna dua bahasa atau lebih. Medan selaku ibukota Provinsi Sumatera Utara didiami beragam etnis dengan beragan budaya dan bahasa. Meskipun beragam budaya dan bahasa, BI dipakai sebagai alat komunikasi antarkelompok etnis yang beragam tersebut dan bahasa daerah memiliki kedudukan dan fungsi yang beragan pula dalam masyarakat Indonesia. Menurut Gunarwan 2000:63 BD berfungsi sebagai bahasa intrasuku, bukan bahasa antarsuku. Ini bermakna bahwa pada tingkat daerah BD mempunyai fungsi pemersatu para anggota suku dan sekaligus ia pemisah suku itu dari suku-suku yang lain, yang menggunakan BD-BD yang lain. Berdasarkan hasil seminar Politik Bahasa Indonesia, BI memiliki fungsi selaku bahasa nasional dan negara, dan bahasa seperti BM berlaku sebagai BD. Dampaknya adalah kedua bahasa ini diterima oleh masyarakat daerah di Indonesia sebagai dua bahasa yang mampu berdampingan dan saling mengisi dalam peri kehidupan mereka. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa BI dan BD mempunyai fungsi dan kedudukan yang berlainan di dalam masyarakat Indonesia. BD meliputi bidang kehidupan sehari-hari dalam ranah keluarga sementara BI dalam ranah kehidupan resmi. Bertalian dengan penjelasan – perjelasan tersebut Universitas Sumatera Utara akan diteliti apakah BI memiliki fungsi dan kedudukan khusus bagi penutur BMA di Kota Medan sehingga menyebabkan pergeseran kata sapaan dalam BMA.

2.4 Sejarah Singkat Bahasa Minangkabau

Bahasa Minangkabau adalah satu di antara sepuluh besar bahasa-bahasa daerah yang tumbuh dan berkembang di Indonesia Ayub dkk.,1993:13. Di wilayah Provinsi Sumatera Barat BM merupakan bahasa pertama bahasa ibu. Di samping itu merupakan alat komunikasi antaranggota keluarga dan masyarakat dan juga alat pendukung kebudayaan daerah. Atau dengan kata lain BM menempati posisi sebagai bahasa daerah yang berfungsi: a sebagai lambang kebangsaan daerah Sumatera Barat dan pendukung perkembangan kebudayaan Minangkabau; b sebagai lambang identitas daerah Sumatera Barat dan masyarakat Minangkabau sebagai satu suku bangsa di Indonesia; c sebagai alat perhubungan dalam keluarga dan masyarakat dalam komunikasi lisan; juga komunikasi lisan antaretnis di Sumatera Barat. Dalam hubungannya dengan BI, BM berfungsi: a sebagai bahasa pengantar pada tingkat permulaan di Sekolah Dasar untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain; b sekaligus berfungsi sebagai alat pendukung pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional; dan c sebagai alat untuk pengembangan serta pendukung kebudayaan nasional di daerah Sumatera Barat Ayub dkk.,1993:13- 14. Universitas Sumatera Utara Dari apa yang telah dipaparkan di atas, ini menunjukkan bahwa BM memiliki kedudukan dan fungsi sebagai satu diantara beberapa bahasa daerah yang penting di kawasan nusantara. Hal ini didasari oleh: 1 jumlah penuturnya; 2 luas penyebarannya; dan 3 peranannya sebagai sarana ilmu, susastra, dan ungkapan budaya yang dianggap bernilai Ayub dkk., 1993:14. Andai jumlah penuturnya dijadikan ukuran, maka BM berhubungan erat dengan jumlah penduduk di Sumatera Barat dan perantau Minangkabau. Naim 1975 dalam Ayub dkk. 1993:14 menyatakan dalam penelitiannya memprediksi perantau Minangkabau di luar Sumatera Barat setara dengan jumlah penduduk Minangkabau. Secara tradisional, Ranah Minangkabau dahulu mulai dari Sungai Kampar di sebelah timur, dan masuk jauh ke pedalaman, di sepanjang Sungai Indragiri dan Sungai Batang Hari, di sebelah tenggara. Di sebelah selatan, mulai dari Kerinci hingga Bengkulu. Pada masa kini, dapat dinyatakan BM dipakai sampai Padang Sidempuan; tempat bermulanya bahasa Batak ke arah utara. Di sebelah timur sampai Bangkinang dan Kuantan, yang berbatasan dengan wilayah bahasa Melayu Riau. Gunung Kerinci dan gunung Seblat merupakan batas dengan wilayah bahasa Kerinci dan bahasa Rejang Lebong Moussay, 1998:9. Hal ini menunjukkan bahwa BM berfungsi secara penuh sebagai BD, yaitu sebagai sarana komunikasi lisan antara suku Minangkabau. Menurut Ayub dkk. 1993:13-14 fungsi BM sebagai bahasa daerah, yaitu antara lain menyatakan rasa intim dan rasa hormat, lebih dapat memudahkan berkomunikasi dengan lawan bicara. Universitas Sumatera Utara Daerah BM terbagi atas dua bagian, yaitu bagian darat dan rantau. Bagian darat sebagai pemukiman tertua suku bangsa Minangkabau, dan daerah rantau sebagai pemukiman baru. Daerah darat terdiri atas tiga luhak wilayah, yaitu Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, dan Luhak Lima Puluh Kota. Dan daerah rantau merupakan daerah-daerah pesisir pantai barat dan timur Sumatera yang merupakan perluasan dari daerah Minangkabau. Berdasarkan pembagian wilayah tersebut, secara tradisional BM dikelompokkan menjadi empat macam dialek: dialek Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Agam dan Pasisir Moussay, 1998:21-22.

2.5 Pemilihan Bahasa