Peranan Inflamasi pada Stroke Iskemia

2.9 Peranan Inflamasi pada Stroke Iskemia

Stoll dkk. (1998) melaporkan bahwa iskemia otak juga akan diikuti respon inflamasi hebat yang melibatkan infiltrasi granulosit, limfosit T, dan makrofag pada area iskemia dan daerah sekelilingnya. Pada daerah pusat infark, sel mikroglia yang merupakan komponen sel imun intrinsik, mati mulai jam ke-4 setelah iskemia. Komponen sel imun ekstrinsik bermigrasi dari pembuluh darah masuk ke daerah infark. Komponen ekstrinsik tersebut berupa neutrofil yang menginfiltrasi pusat infark pada hari 1-3 dan makrofag yang akan memenuhi seluruh lesi pada 3-14 hari setelahnya (Sherki Y.G. et al., 2002).

Pengerahan leukosit ke jaringan otak pada pasien stroke iskemia akut merupakan salah satu hasil dari reaksi iskemia SSP. Leukosit muncul setelah terjadi pelepasan sitokin pada daerah iskemia yang merangsang leukosit yang berada di marginal pool dan leukosit mature di sumsum tulang untuk memasuki sirkulasi. Masuknya leukosit ke otak yang mengalami iskemia dimulai dengan adesi ke endotel sampai di jaringan otak melalui beberapa tahap yaitu migrasi leukosit dari darah ke otak dimulai dengan interaksi leukosit-endotel dengan rolling yang diperantarai oleh P-selektin dan E-selektin pada permukaan endotel, dan L-selektin pada leukosit.

Sejak aktivasi ini, leukosit melekat pada tepi endotel melalui reseptor glikoprotein dinding leukosit (disebut sebagai CD-18 atau b2-integrin) dan ligand dari endotel, ICAM-1 (Harms H. et al., 2010; Prass K. et al., 2003; Baird E. et al., 2001; Feign V., 2006; Warlow C.P. et al., 1996).

Membran leukosit yang terdiri dari glikoprotein kompleks yang bertanggung jawab terhadap perlekatan ini disebut CD-18 (b2-integrin). Kompleks ini terdiri dari 3 heterodimers, ketiganya mempunyai unit beta yang sama (sering kali disebut sebagai CD-18) dan yang membedakan satu dengan lainnya adalah subunit α. Tiga subunit α ini (LFA-1 atau CD-11a, ada pada semua leukosit), MAC-1 (CD-11b, ada pada kebanyakan PMN dan monosit), dan P150 (CD-11c, ada pada neutrofil dan monosit) (Harms H. et al., 2010; Feign V., 2006; Warlow C.P. et al., 1996).

74 Deteksi Dini Stroke Iskemia dengan Pemeriksaan Ultrasonografi ...

Reseptor-reseptor yang sesuai untuk CD-18 integrin complex adalah golongan molekul adesi seperti ICAM. ICAM-1 secara luas terdapat pada banyak sel dan berikatan dengan LFA-1 dan MAC-1, ICAM-2 hanya terdapat pada sel endotel dan leukosit dan hanya berikatan dengan LFA-1 saja. Tidak seperti ICAM-2 yang ada pada keadaan normal, ICAM-1 muncul dengan adanya induksi oleh sitokin peradangan seperti IL-1 dan TNF-α. Seperti yang telah dijelaskan bahwa CD-18/ICAM-1 merangsang peningkatan adesi neutrofil setelah stroke (Harms H. et al., 2010; Feign V., 2006; Warlow C.P. et al., 1996).

Aktivasi integrin

Migrasi ke endotelium Integrin ( Low-affinity state)

Rolling

Adhesi

oleh kemotosin

stabil

Selectin ligand Leukosit

Integrin ( High-affinity state)

Selectin Proteoglikan

Integrin ligand Kemokin

Sitokin Makrofag dengan (CNF, IL-1)

mikroba Fibrin dan fibronektin (matriks ekstraselular)

Rolling L-Selektin Dinding

Shredding of L-Selektin

pembuluh darah Adesi

Diapedesis Neutrofil

Integrin E-Selektin

Sialy l-Lewis x

Zat aktif dilepaskan oleh bateri dan jaringan rusak

LI-1 dan TNF-α

C3a C5a, kemokin, histamin, prostagladin, dan leukotrinin

Fagositosis dan pengrusakan bakteri C3b

Sumber: Harms H. et al., 2010

Gambar 2.8 Pengerahan leukosit ke jaringan otak

Bab 2 – Memahami Stroke Iskemia

Kato dkk. (1996) melaporkan bahwa pada tepi lesi infark, dalam 4-7 hari terjadi pengaktifan mikroglia yang memperlihatkan perubahan morfologi sebelum terjadi infiltrasi neutrofil dan limfosit T, sedangkan infiltrasi makrofag baru terjadi kemudian. Wood (1995) mengatakan bahwa inflamasi dihubungkan dengan pembersihan debris dan proses perbaikan. Mikroglia yang aktif mengalami transformasi menjadi fagosit dan bersama makrofag membatasi infark dan memfagositosis debris.

Pada serangan stroke, leukosit teraktifasi dan menyebabkan inflamasi. Aktivasi ini akan meningkatkan adesi leukosit ke endotel dan selanjutnya migrasi ke dalam parenkim otak. Efek leukosit dalam patogenesis kerusakan iskemia serebral dapat terjadi dengan cara sebagai berikut (Harms H. et al., 2010; Pras K. et al., 2003; Nagatomi R., 2006; Kustiowati E. et al., 2008; Muller M.P. et al., 2005; al Gwaiz L.A. et al., 2007).

1. Plugging mikrovaskular serebral dan pelepasan mediator vasokonstriksi endotel sehingga memperberat penurunan aliran darah.

2. Eksaserbasi kerusakan blood brain barrier dan parenkim melalui pelepasan enzim hidrolitik, proteolitik, produksi radikal bebas dan lipid peroksidase. Reaksi inflamatoris ini tidak hanya berperan pada peroksidasi membran lipid, namun juga memperburuk derajat dari kerusakan jaringan yang disebabkan oleh efek-efek rheologis dari leukosit- leukosit yang lengket dalam darah, yang mengganggu perfusi mikrovaskular. Kerusakan juga bertambah karena produk- produk neurotoksik leukosit (Warlow C.P. et al., 1996; Feign V. 2006; Vincent J.L., 2006).