Hasil Analisis Pemeriksaan Ultrasonografi

11.3 Hasil Analisis Pemeriksaan Ultrasonografi

Vaskular

Hasil analisis korelasi ketebalan rata-rata intima media arteri karotis dengan variabel karakteristik sampel dan hasil laboratorium adalah sebagai berikut (Yueniwati Y., 2012).

Tabel 11.5  Analisis korelasi ketebalan rata-rata intima media arteri karotis

Variabel Independen

Koefisien Korelasi

p – Value

0,943 Tinggi badan

Umur

0,422 Berat badan

0,482 Indeks Massa Tubuh

0,739 Tekanan darah sistole

0,839 Tekanan darah diastole

0,654 Glukosa puasa

0,705 Kolesterol total

0,226 Kolesterol LDL

0,065 Kolesterol HDL

Variabel dependen = ketebalan intima media arteri karotis

Pada uji korelasi dengan uji Pearson Product Moment terdapat korelasi negatif antara ketebalan rata-rata intima media arteri karotis dengan umur, tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh, glukosa puasa, kolesterol total , HDL, LDL, maupun dengan trigliserida. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig (p) atau p-Value semua menunjukkan nilai lebih besar dari α = 0,05 (Yueniwati Y., 2012).

Pada penelitian ini, berat badan rata-rata anak dengan orang tua stroke iskemia 60,37 ± 13,82 kg, sedangkan anak dengan orang tua sehat 52,62 ± 14,52 kg. Pada uji komparasi terdapat perbedaan yang bermakna antara berat badan rata-rata anak dengan orang

Deteksi Dini Stroke Iskemia dengan Pemeriksaan Ultrasonografi ...

tua stroke iskemia dan anak dengan orang tua sehat, p = 0,030 (Yueniwati Y., 2012).

Massa lemak tubuh pada penelitian ini ditentukan dengan indikator indeks massa tubuh yang dihitung berdasar berat dan tinggi badan. Indeks massa tubuh pada anak dengan orang tua stroke iskemia rata-rata 22,44 ± 3,93. Indeks massa tubuh tertinggi 26,36 dikategorikan overweight (BMI ≥ 25) sesuai klasifikasi indeks massa tubuh menurut WHO. Indeks massa tubuh rata-rata anak dengan orang tua sehat 19,29 ± 3,35, dikategorikan normal (indeks massa tubuh = 18,50-24,99) menurut klasifikasi WHO (WHO, 2006). Rata-rata indeks massa tubuh anak dengan orang tua stroke iskemia dan anak dengan orang tua sehat menunjukkan perbedaan yang sangat bermakna, p = 0,003 (Yueniwati Y., 2012). Hasil yang didapat pada penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Cuomo dkk. pada tahun 2002 dan Barra dkk pada tahun 2009. Cuomo dan Barra melakukan penelitian pada anak dengan orang tua infark myocard dan mendapatkan hasil berat badan dan indeks massa tubuh rata-rata anak-anak dengan orang tua infark myocard lebih tinggi daripada berat badan dan indeks massa tubuh anak tanpa risiko. Pada uji komparasi terdapat perbedaan yang bermakna antara anak dengan dengan orang tua infark myocard dan anak dengan orang tua sehat (Cuomo et al., 2002, Barra, et al., 2009).

Anak-anak dengan orang tua stroke iskemia mempunyai rata- rata kadar kolesterol LDL 118,63 ± 41,22 mg/dl. Lebih tinggi dari nilai rujukan normal kadar kolesterol LDL yaitu < 100 mg/dl. (Yueniwati Y., 2012). Tingginya kadar kolesterol LDL diketahui berhubungan dengan risiko terjadinya stroke iskemia (Tziomalos et al., 2009). Kadar kolesterol LDL anak dengan orang tua stroke iskemia mempunyai perbedaan bermakna dibanding anak dengan orang tua sehat, p = 0,018. Anak-anak tersebut juga mempunyai rata-rata nilai kolesterol HDL dan trigliserida yang walaupun masih dalam rentang normal tapi mempunyai perbedaan yang sangat bermakna dengan anak dengan orang tua sehat. Dapat disimpulkan disini bahwa anak dengan orang tua stroke iskemia mempunyai kecenderungan mengalami dislipidemia (Yueniwati Y., 2012). Hasil

Bab 11 – Deteksi Dini Stroke Iskemia dengan Pemeriksaan Ultrasonografi Vaskular

Pada analisis statistik ternyata tidak terdapat hubungan antara ketebalan intima media arteri karotis dengan massa lemak tubuh, tekanan darah, gula darah, dan profil lipid. Diperkirakan faktor genetika mempunyai kontribusi pada peningkatan ketebalan intima media arteri karotis yang terjadi. Perlu dilakukan penelitian untuk lebih memastikan faktor genetika apa yang berpengaruh mengingat banyaknya faktor genetika yang mempunyai hubungan dengan perubahan ketebalan intima media arteri karotis sebagai fenotip intermediate aterosklerosis. Apabila diketahui faktor genetika yang berpengaruh, penatalaksanaan akan lebih terarah dan dapat dilakukan tindakan prediktif serta preventif terhadap faktor risiko lain dan penatalaksanaan dini yang akan berdampak menurunnya kejadian aterosklerosis dan stroke iskemia pada akhirnya (Yueniwati Y., 2012).