Relasi Antar Aktor dalam Tim Produksi

5.3.1. Relasi Antar Aktor dalam Tim Produksi

Setiap aktor dalam proses produksi tayangan Mamah dan Aa Beraksi memang memiliki imaji, otoritas, dan keterampilan teknis yang berbeda-beda. Terdapat variasi modal yang beragam sekalipun mereka adalah aktor yang sama yang berposisi sebagai tim produksi. Namun hal tersebut tidak membuat mereka terlepas satu sama lain. Mereka terus dapat berelasi demi berlangsungnya produksi tayangan religi ini. Relasi yang terjadi di antara aktor merupakan sebuah interaksi terus-menerus yang merangkai sebuah pola dalam ranah. Relasi yang ada memang tidak terjadi secara langsung di antara mereka, tetapi semuanya berkontribusi dalam dinamika ranah produksi tayangan religi ini.

A NTROPOLOGI M EDIA

Walaupun tim produksi dapat dilihat sebagai satu kesatuan, namun dalam tim produksi sendiri terdapat beberapa aktor yang memiliki fungsi dan imaji yang berbeda-beda. Relasi imaji dalam tim terlihat sejak tim produksi menentukan tema program siaran. Setiap anggota memiliki imaji yang berbeda- beda sehingga dalam penentuan tema berlangsun dinamika negosiasi dan kompetisi. Situasi dinamis terlihat ketika Effendy Alian misalnya mengajukan tema mengenai Tradisi Instan dalam suatu rapat. Taryatman menanggapinya untuk mengklarifikasi pengertian Instan . Adegan situasi dinamis selengkapnya terlihat dalam percakapan seperti berikut:

Kala itu Taryatman meminta kepada Pepeng, Coba Pepeng (panggilan Effendy Alian), itu jelasin lagi maksudnya tradisi instan apa? entar tahunya instan tuh yang penting cepet, apa maksudnya generasi mi instan, ini kan general sekali, Peng.” Pepeng Effendy Alian pun menjawab, maksudnya sekarang orang lebih suka pakai jalur belakang; apa-apa maunya cepet, gak mau ikutin proses.” Taryatman menyahut, Itu mah arahnya jadi kecurangan. Coba itu dalemin lagi aja, gak papa, maksudnya instan itu apa? apa sholat instan cepet? tarawih instan ? baca Al-Qur an instan ? atau apa gitu?” Pepeng menyambar, iya pokoknya bagi mereka yang tidak mau mengikuti proses, maunya instan-instan aja, karena kan Allah juga memberitahu kalau segala sesuatu harus ada usahanya.”Kemudian datang saran dari A.M J afar, mungkin itu baiknya diganti aja jangan instan, nanti malah dianggapnya sponsor, disponsori oleh mi Sedaaaap; ganti aja jadi tradisi jalan pintas .”

Percakapan tersebut menunjukkan adanya situasi negosiasi dan kompetisi di antara personel tim produksi.

I MAJI D AN R ELASI A NTAR A KTOR D ALAM P ROSES P RODUKSI T AYANGAN

Negosiasi dan kompetisi terjadi ketika para aktor dalam tim produksi memiliki perbedaan imaji terkait sebuah tayangan. Contoh lain terjadi ketika mendiskusikan tema Jalan Menuju Surga . Kali ini, tema tersebut diperdebatkan oleh A.M. Jafar yang meminta Effendy Alian untuk memfokuskan pada apa itu

Jalan Menuju Surga . Menurut A.M. Jafar terdapat banyak jalan menuju surga, mulai dari tidak meninggalkan sholat hingga pahala yang tidak terputus dan seterusnya.

Beberapa kasus di atas merupakan sebagian contoh yang memperlihatkan terjadinya interaksi antar aktor yang memungkinkan terjadinya pergesekan imaji ataupun kepentingan tiap aktor. Namun, kompetisi yang terjadi mengarah kepada keberlangsungan proses produksi tayangan religi. Gambar di bawah dapat memperlihatkan suasana relasi dinamis antar aktor saat memperdebatkan tema yang akan dipilih.

Gambar 5.1 Suasana Interaksi Antar Aktor dalam Proses Penyusunan Tema

Sumber: Dokumentasi Pribadi

A NTROPOLOGI M EDIA

Selain terjadinya gesekan imaji di antara tim produksi pada saat melakukan pemilihan tema, terdapat kasus-kasus lain yang juga memperlihatkan terjadinya relasi dan benturan kepentingan dari tiap anggota tim produksi. Ketika proses pengambilan gambar atau syuting berlangsung, A.M. Jafar sering melakukan koordinasi dengan Dwi Ernawati (23 tahun) dan floor director untuk mengatur tempat duduk jamaah. Pengaturan yang diinginkan A.M. Jafar adalah perpaduan yang serasi dari beragam warna kerudung yang digunakan oleh jamaah. Landasan tersebut mengacu pada imajinya mengenai tayangan yang baik berdasarkan keindahan visual susunan jamaah yang akan tayang di layar televisi pemirsa. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan A.M Jafar berikut ini:

..., Ya kita lihat warnanya, cerah kan bangun suasana juga. Biar enak kan kalau dilihat nanti kan view dari monitor atas keliatan kalau warnanya nabrak geser kalau udah ya sip lah, ... ”

Selain itu, ketika proses syuting live berlangsung, A.M. Jafar sering memberikan arahan kepada Denny Ramadhan atau Hendrik Worontikan tentang cara kamera meyorot kamera ke posisi jamaah. A.M. Jafar, Denindra Nur, dan Taryatman juga sering mengarahkan Dwi Ernawati dalam memilih pertanyaan interaktif. Salah satu perdebatan terjadi ketika A.M. Jafar memilih salah satu penonton melalui skype untuk bertanya, tapi Dwi Ernawati tidak setuju karena pertanyaan tersebut mengulang pertanyaan sebelumnya. Akhirnya kesepakatan yang dicapai adalah tidak menayangkan penelepon skype tersebut. Kasus tersebut juga dapat menunjukkan bahwa posisi struktural yang lebih tinggi tidak selamanya berada pada posisi

I MAJI D AN R ELASI A NTAR A KTOR D ALAM P ROSES P RODUKSI T AYANGAN

yang lebih menentukan dalam membuat keputusan di proses produksi. Keputusan selalu didasarkan pada prinsip musyawarah, biar dapat diterima semuanya. Mendengarkan anak buah adalah prinsip yang telah menjadi tradisi dan kredo dalam mengambil keputusan.

Gambar 5.2 Interaksi di antara Tim Produksi

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Beberapa uraian di atas menunjukkan bahwa tiap tim produksi tentu saja memiliki modal kultural yang berbeda sehingga mereka pun memiliki imaji-imaji yang berbeda dan bercorak pula. Adapun imaji yang berbeda dan bercorak tersebut akan bergesekan ketika tiap aktor bertemu dan merencanakan program religi, melakukan produksi hingga produk program yang telah dihasilkan ditayangkan ke layar

A NTROPOLOGI M EDIA

televisi. Pergesekan tersebutlah yang terjadi dibalik kelahiran beberapa tema yang akan dibawakan oleh Mamah Dedeh dalam program Mamah dan AA BerAksi.