Tayangan Religi dalam Lipatan Imaji Religiusitas dan Komodifikasi

5.3.9 Tayangan Religi dalam Lipatan Imaji Religiusitas dan Komodifikasi

Menggunakan teori Bourdieu tentang berbagai modal (capital) yang terlibat dalam proses produksi tayangan sebagai ranah produksi budaya, dan bertolak dari imaji yang dibawakan para aktor, penulis mengidentifikasi sejumlah modal yang dibawa masing-masing aktor. Pertama, terlihat Mamah Dedeh sebagai penceramah cukup kuat membawakan modal kultral (cultural capital) sebagai imaji dominan yang dibawakan dalam proses produksi tayangan sebagaimana yang telah menjadi bagian dari habitus-nya. Seperti telah diuraikan, kepentingan utama Mamah di sini adalah menyiarkan ajaran Islam sesuai

A NTROPOLOGI M EDIA

imajinya akan Islam yang harus disampaikan secara tegas dan apa adanya.

Kedua, modal utama tim produksi adalah modal ekonomi (economic capital) yang menjadikan imaji jumlah penonton atau rating menjadi pertimbangan yang mendominasi keputusan yang mereka buat. Baginya, memproduksi tayangan religi adalah kesempatan untuk mewujudkan cita-citanya menghasilkan tayangan yang berkualitas yang mampu meraup jumlah penonton (rating) yang banyak dan revenue yang besar.

Sisi lain, jamaah di studio sebagai jamaah yang hadir mengikuti ceramah memiliki modal dominan yakni modal sosial dan juga modal budaya (social and cultural capital) berupa keinginannya untuk bertemu Mamah Dedeh dan kebutuhan mendapatkan pengetahuan agama yang praktis, to the point, sesuai tuntunan Hadist dan Al-Q ur’an. Sejumlah modal itu yang itu yang cukup mendominasi imaji jamaah yang hadir di studio. Selain itu juga terdorong oleh imaji bisa ditonton dari yang biasanya sebagai penonton Mamah Dedeh dari rumah. Bahkan untuk bisa masuk studio, mereka rela menukar imajinya dengan keharusan mencoblos anggota dewan karena melalui dialah bisa masuk ke studio. Begitupun jamaah di rumah, mereka menyaksikan ceramah Mamah Dedeh didorong imaji untuk memperoleh pengetahuan praktis keagaamaan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir, modal tim R&D adalah economic capital, karena merekalah yang bertugas mengawasi naik-turunnnya rating menit per menit sebagai kendali menghasilkan tayangan dengan jumlah jamaah yang semakin banyak. Imaji rating menjadi pilihan yang cukup kuat bagi tim R & D.

I MAJI D AN R ELASI A NTAR A KTOR D ALAM P ROSES P RODUKSI T AYANGAN

Dalam proses produksi tayangan, masing-masing modal diposisikan menjadi stand point bagi para aktor dalam berperan dan membawakan diri. Setiap aktor tidak saling mendominasi tetapi larut dalam proses relasi-negosiasi secara terus-menerus dalam proses produksi untuk mewujudkan tayangan religi yang solid. Meskipun demikian terlihat dari sekian banyak modal, ada dua imaji modal yang bermain cukup kuat di sana, yakni imaji religi yang terutama ditonjolkan oleh Mamah Dedeh dan imaji rating yang dimiliki oleh tim produksi, Abdel Achrian, dan tim R&D.

Imaji ini sangat mendorong proses komodifikasi simbol- simbol agama Islam melalui proses produksi program tayangan. Meski Mamah Dedeh dinilai tim produksi sebagai sosok yang menafsirkan ajaran )slam secara kaku , sesungguhnya di dalam proses produksi ia juga turut memiliki imaji rating sekalipun tidak sekuat aktor-aktor lainnya. Begitupun sebaliknya, imaji religi juga ikut dimiliki oleh tim produksi sekalipun tidak sekuat imaji religi yang dimiliki Mamah Dedeh. Segala macam bentuk relasi yang terjadi dalam suatu ranah di atas adalah wujud tarik-menarik antara nilai religiusitas dan komodifikasi agama yang membentuk tayangan

Mamah dan Aa Beraksi” ini menjadi terus solid dan bertahan selama bertahun-tahun. Dengan kata lain, tayangan itu terbentuk dalam suatu lipatan relasi dinamis antara imaji religiusitas dan komodifikasi religi dari para aktor yang hidup dan bertumbuh dalam suatu ranah produksi budaya di komunitas media.

A NTROPOLOGI M EDIA