51
BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI TANAH PERTANIAN DI KALANGAN
MASYARAKAT ADAT BATAK TOBA DI KECAMATAN ULUAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR
A. Tinjauan Umum Tentang Jual Beli Pada Umumnya 1.
Pengertian Jual Beli Tanah Menurut UUPA.
Setelah berlakunya UUPA, pengertian jual beli tanah bukan lagi suatu perjanjian seperti dalam Pasal 1457 jo. Pasal 1458 KUHPerdata. Namun dalam
pengertian pengalihan atau pemindahan hak. Sebagaimana dikatakan Adrian Sutedi bahwa:
81
Dalam UUPA istilah jual beli tidak diterangkan secara jelas, hanya disebutkan dalam Pasal 26 yaitu menyangkut jual beli hak milik atas tanah. Dalam pasal-
pasal lainnya tidak ada kata yang menyebutkan jual beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan
menunjukkan suatu
perbuatan hukum
yang disegaja
untuk memindahkan hak atas tanah kepada pihak lain melalui jual beli, hibah, tukar
menukar, dan hibah wasiat. Jadi meskipun dalam pasal hanya disebutkan dialihkan, termasuk salah satunya adalah perbuatan hukum pemindahan hak atas
tanah karena jual beli.
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa : Mengingat dalam Pasal 5 UUPA disebutkan bahwa Hukum Tanah Nasional
adalah Hukum Adat. Maka pengertian jual beli tanah menurut hukum Tanah Nasional adalah pengertian jual beli tanah menurut hukum adat. Hukum adat yang
dimaksud Pasal 5 UUPA tersebut adalah hukum adat yang telah di-saneer yang dihilangkan cacat-cacatnyaHukum Adat yang sudah disempurnakanyang telah
dihilangkan sifat kedaerahannya dan diberi sifat nasional. Sedangkan pengertian jual beli tanah menurut hukum adat merupakan perbutan pemindahan hak,
sifatnya tunai, riil, dan terang. Sifat tunai berarti bahwa penyerahan hak dan pembayaran harganya dilakukan pada saat yang sama. Sifat riil berarti bahwa
dengan mengucapkan kata-kata dengan mulut saja belumlah terjadi namun dengan penulisan perjanjian jual beli di muka Kepala Kampung serta menerima harga
81
Adrian Sutedi, Op.Cit, Halaman 76.
51
52
oleh pejual. Sifat terang berarti jual beli itu dilakukan menurut peraturan tertulis yang berlaku.
82
Pemindahan hak terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, hibah wasiat, pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya, pemisahan hak yang
mengakibatkan peralihan, penunjukan pembeli dalam lelang, pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan hadiah. Sedangkan pemberian hak
baru terjadi karena kelanjutan pelepasan hak baru.
83
Selanjutnya Mhd. Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis mengatakan bahwa:
84
Perolehan hak tas tanah tersebut menurut ketentuan Peraturan Pemerintah No.
24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, terjadi akibat peralihan hak dan pemindahan hak, sehingga mengkibatkan hak atas tanah tersebut beralihpindah
kepada orang lain yang mendapatkan tanah tersebut ditandai dengan bukti-bukti tertentu sesuai dengan yang di atur dalam peraturan perundang-undangan.
Sedangkan Harun Al Rashid mengatakan bahwa : Jual beli tanah pada hakikatnya merupakan salah satu pengalihan hak atas tanah
kepada pihakorang lain yang berupa dari penjual kepada pembeli. Pengalihan hak-hak pemilikan atas tanah ini tidak hanya meliputi jual beli saja tetapi
pengalihan hak kepemilikan ini dapat juga terjadi karena hibah, tukar menukar, pemberian dengan wasiat dan perbuatan-perbuatan lain yang bermaksud
memindahkan hak pemilikan atas tanah.
Sejak berlakunya Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 Tentang Pendaftaran Tanah, jual beli dilakukan oleh para pihak di hadapan PPAT yang
bertugas membuat aktanya. Dengan dilakukannya jual beli di hadapan PPAT, dipenuhi syarat terang bukan perbuatan hukum yang gelap, yang dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Akta jual beli yang ditandatangani para pihak membuktikan
82
Ibid, Halaman 76-77.
83
.Mhd. Yamin Lubis dan Abd. Rahim Lubis, Op.Cit., Halaman 275.
84
Ibid .
53
telah terjadi pemindahan hak dari penjual kepada pembelinya dengan disertai pembayaran harganya, telah memenuhi syarat tunai dan menunjukkan bahwa secara
nyata atau riil perbuatan hukum jual beli yang bersangkutan telah dilaksanakan. Akta tersebut membuktikan bahwa benar telah dilakukan perbuatan hukum pemindahan
hak untuk selama-lamanya dan pembayaran harganya. Karena perbuatan hukum yang dilakukan merupakan perbuatan hukum pemindahan hak, maka akta tersebut
membuktikan bahwa penerima hak pembeli sudah menjadi pemegang hak baru.
85
Selanjutnya Boedi Harsono berpendapat, bahwa menurut sistim hukum tanah yang sekarang berlaku, jual beli merupakan suatu perbuatan hukum, dimana pemilik
selaku penjual, menyerahkan hak atas tanah yang dijualnya itu kepada pembeli dan pembeli seketika itu juga membayar harganya kepada penjual dan transaksinya
dilakukan di hadapan P.P.A.T. Dengan dibuatnya akta jual beli itu selesailah jual-beli tersebut, yang berarti pembeli telah menjadi pemilik tanah dan penjual telah
melepaskan haknya atas tanah.
2. Prosedur Pelaksanaan Jual Beli Tanah menurut UUPA