31
Nassau, Pintu Pohan Meranti, Porsea, Siantar Narumonda, Sigumpar, Silaen, Tampahan, Uluan, Parmaksian dan Bonatua Lunasi.
52
Budaya masyarakat Batak Toba menganut sistem patrilineal sistem kekeluargaan yang menarik garis keturunan pihak nenek moyang laki-laki
53
. Sistem ini dibangun berdasarkan silsilah atau keturunan marga yang menghubungkan
kekerabatan dalam garis laki-laki. Sistem marga mengimplikasikan bahwa setiap kelompok orang yang memiliki asal geonologis yang sama seperti tempat tinggal atau
pemukiman yang sama. Marga pada suku bangsa Batak Toba ialah marga-marga pada suku bangsa Batak yang berkampung halaman marbona pasogit di daerah
Toba.
54
2. Keterangan Singkat Lokasi Penelitian
Kecamatan Uluan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir. Uluan dalam bahasa batak disebut pemimpin.
55
Kantor Kecamatan Uluan ini berkedudukan di Sihubak-hubak Desa Lumban Binanga, dengan batas-batas daerah
56
sebelah utara Bonatua Lonasi, sebelah selatan Danau Toba, sebelah barat Danau Toba dan sebelah timur Kecamatan Porsea. Sedangkan jarak Kantor Camat Kecamatan
Uluan ke Kantor Bupati di Ibukota Kabupaten Toba Samosir adalah ± 31 Km.
52
Pokja Sanitasi Kabupaten Toba Samosir, 2010, Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir, Halaman 118.
53
Eman Suparman, 2011, Hukum Waris Indonesia dalam Perpektif Islam, Adat, dan BW, Refika Aditama, Halaman 41.
54
Pokja Sanitasi Kabupaten Toba Samosir,Op.Cit,.
55
http:tanobatak.wordpress.com20090104siregar-potensi-wisata-yang-terpendam, tulisan Monang Naipospos, dikutip Rabu, 17 Juli 2013.
56
http:tobasamosirkab.bps.go.iddigilibpuby13kcda081Kecamatan Uluan dalam Angka
2013 oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir, diakses, Rabu, Tanggal 06 Nopember 2013.
32
Dalam asal usulnya tanah di Kecamatan Uluan Toba Samosir adalah tanah berbukit-bukit yang ditumbuhi baik semak belukar maupun pohon-pohon besar.
Kemudian tanah tersebut dikuasai dan diusahai dengan cara membuka lahan baik untuk lahan pertanian maupun untuk tempat tinggal, oleh beberapa orang keturunan
dari si Raja Batak seperti yang bernama Raja Dolok Saribu, Raja Hasibuan, Raja Manurung, Raja Sitorus, Raja Butar-butar Raja Sirait dan Raja Siregar, Raja
Nadapdap. Desa-desa di Kecamatan Uluan yang terdiri dari dusun-dusun yang disebut
huta perkampungan yang masih tetap dilestarikan seperti Dusun Marom Timur, Huta Lumban Toruan, Sosor Binanga dan lain-lain.
Huta berbentuk segi empat dikelilingi oleh bambu atau pohon-pohon besar seperti pohon Hariara Ara. Di
dalam huta ini terdapat 14 empat belas rumah tempat tinggal warga masyarakat yang saling berhadap-hadapan dengan membentuk barisan 7 tujuh sebelah kiri dan 7
tujuh sebelah kanan dan ditengahnya halaman digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara adat seperti upacara perkawinan dan upacara kematian serta
digunakan juga sebagai tempat menjemur hasil pertanian seperti padi, kopi, dll. Warga masyarakat Kecamatan Uluan ini masih terus memelihara nilai-nilai
kebudayaan suku Batak Toba seperti penggunaan bahasa Batak Toba sebagai komunikasi sehari-hari, pelaksanaan upacara adat Batak Toba seperti upacara
kelahiran, perkawinan dan kematian. Dalam sejarah penjajahan Belanda tanah di Uluan merupakan daerah
keresidenan bentukan Gubernemen Belanda sekitar 1927-1930 sebagai upaya untuk
33
mempermudah pemerintah Belanda melakukan pengawasan Peradilan Bumi Putra.
57
Saat ini Kecamatan Uluan dipimpin oleh seorang Camat yang diangkat serta diberhentikan oleh Bupati Toba Samosir atas usulan Sekretaris Daerah Kabupaten
Toba Samosir. Pengangkatan Camat Uluan oleh Bupati Toba Samosir atas usulan Sekretaris
Daerah Kabupaten Toba Samosir sesuai dengan Pasal 24 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2008 tentang Kecamatan yaitu Camat diangkat oleh BupatiWalikota atas
usul Sekretaris Daerah KabupatenKota dari Pegawai Negeri Sipil yang menguasai pengetahuan teknis pemerintahan dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Kecamatan Uluan terdiri dari 17 desa. Masing-masing desa dipimpin oleh
Pemerintah Daerah yang terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat Desa. Kepala Desa di Kecamatan Uluan dipilih secara langsung oleh dan dari warga masyarakat secara
demokratis melalui suatu pemilihan umum untuk masa jabatan 5 lima tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu periode. Sedangkan Perangkat Desa terdiri dari
Sekretaris Desa selanjutnya disebut Sekdes dan Perangkat Desa lainnya. Masing- masing Sekdes di Kecamatan Uluan adalah Pegawai Negeri Sipil yang SK
pengangkatannya diserahkan oleh Bupati Toba Samosir atas penetapan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
57
Wawancara dengan Pengetua Adat Desa Marom Pdt.W.J.Sirait, di Desa Marom, Jumat, 21 Juni 2013.
34
Pemilihan Kepala Desa oleh dan dari warga masyarakat sebagaimana disebut di atas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia yaitu Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Mata pencaharian penduduk di Kecamatan Uluan ini adalah mayoritas bertani
padi, selaian itu berladang seperti ubi, jagung, coklat, kemiri, cabe, kopi, jahe, sayur-mayur, beternak seperti kerbau, babi, ayam, bebek, nelayan, wiraswasta,
berdagang, PNS, BUMN, Pensiunan. Sedangkan tingkat pendidikan penduduk adalah rata-rata SMU atau setingkat dengan itu seperti SMKSTM. Selanjutnya luas wilayah
Kecamatan Uluan adalah 109,0 km² sebagaimana diuraikan dalam tabel di bawah ini. Tabel I : Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Tanah Menurut
DesaKelurahan Tahun 2012 Ha
No.
Nama DesaKelurahan Jenis Pengunaan Tanah
Jumlah
Tanah Sawah
Tanah Kering
Bangunan Pekarangan
Lainnya 1
2 3
4 5
6
01
Siregar Aek Nalas 20
46 118
16 200
02
Sigaol Barat 25
18 161
146 350
03
Sigaol Timur 30
35 10
275 350
04
Marom 220
185 41
1654 2100
05
Sibuntuon 140
14 26
470 650
06
Dolok Saribu Janji Matogu 30
12 5
303 350
07
Partor Janji Matogu 42
43 18
247 350
08
Parbagasan Janji Matogu 48
18 10
524 600
09
Partoruan Janji Matogu 70
16 12
502 600
10
Parhabinsaran J. Matogu 75
25 13
387 500
11
Luban Binanga 120
18 10
252 400
12
Lumban Holbung 110
5 30
255 400
13
Lumban Nabolon 100
17 30
253 400
14
Dolok Nagodang 120
68 50
362 600
15
Parik 50
22 77
1211 1300
16
Dolok Saribu Lbn Nabolon 60
20 10
260 350
17
Sampuara 50
70 41
1230 1400
Jumlah 1310
632 602
8356 10900
Sumber : Mantri Pertanian Kecamatan Uluan.
35
Kecamatan Uluan terdiri dari 17 tujuh belas desa, maka yang menjadi lokasi penelitian diambil 5 lima Desa.
1. Desa Marom
Desa Marom adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir dengan letak daerah berbatasan dengan : sebelah selatan Desa Sigaol Timur,
sebelah utara Desa Sibuntuon, sebelah Barat Danau Toba dan sebelah Danau Toba, Jarak desa ke Kantor Camat kira-kira 6 Km.
Dalam sejarahnya tanah di Desa Marom adalah tanah yang dikuasai oleh keturunan Raja Mangatur dari Raja Nairasaon yang bernama Raja Sabungan Butar-
Butar, Raja Namanjobi Sirait, Raja Parhondor Sirait dan Raja Guguan Sirait.
58
Pengusaan tanah tersebut dengan kesepakatan bersama keempat Raja tersebut di atas. Setelah mendapat tanah bagian masing-masing kemudian membuka perkampungan
huta sebagai tempat tinggal dan mengusahai lahan tersebut menjadi lahan pertanian serta mengerjakannya secara terus-menerus hingga menjadi hak milik. Hak milik
tersebut berlangsung secara turun temurun melalui pewarisan atau hibah. Seiring perkembangan jaman dan keluarnya UUPA status tanah tersebut sekarang disebut
dengan tanah hak milik adat. Dilihat pada tabel I di atas, Desa Marom memiliki luas tanah sawah dan tanah
kering terluas di Kecamatan Uluan yaitu tanah sawah dengan 220 ha dan tanah kering dengan luas 185 ha.
58
Wawancara dengan Kepala Desa Marom Wimar Sirait, di Desa Marom, Kamis, 20 Juni 2013.
36
2. Desa Sibuntuon
Desa Sibunton adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan, dengan batas-batas : sebelah selatan Desa Marom, sebelah utara Desa Partor Janji Matogu dan Desa
Dolok Saribu Janji Matogu, sebelah Desa Parik dan sebelah Timur Danau Toba. Jarak Desa ke Kantor Camat kira-kira 5 Km.
Dalam sejarahnya tanah di Desa Sibuntuon adalah tanah yang dikuasai oleh keturunan Raja Mangarerak dari Raja Nairasaon bernama Tuan Ria Manurung.
59
Penguasaan tanah tersebut dengan cara membuka lahan pertanian dan mendirikan perkampungan huta hingga menjadi hak milik. Kepemilikan tanah tersebut
berlangsung secara turun temurun melalui pewarisan atau hibah kepada pomparan atau keturunan Tuan Ria Manurung. Status tanah tersebut sekarang ini dikenal
dengan tanah hak milik adat. Tanah hak milik adat ini terbagi dua yaitu untuk lahan pertanian disebut tanah
hak milik perorangan dan tanah pengunungan yang dikenal dengan nama Tano
Dolok Pangantoman disebut hak milik bersama hak ulayat milik pomparan keturunan Tuan Ria Manurung. Untuk lahan pertanian hak kepemilikan bisa
dialihkan atau diperjualbelikan. Sedangkan tanah pengunungan Tano Dolok Pangantoman hak kepemilikannya tidak bisa dialihkan atau diperjualbelikan kepada
siapapun termasuk menjadi tanah negara. Sebagaimana keluarnya Surat Keterangan Menteri Kehutanan selanjutnya
disebut SK Menhut No. 44 Tahun 2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan Di
59
Wawancara dengan Kepala Desa Sibuntuon Laurensius Manurung, Jumat, 21 Juni 2013.
37
Wilayah Propinsi Sumatera Utara seluas ± 3.742.120 Ha tiga juta tujuh ratus empat puluh dua ribu seratus dua puluh hektar bahwa lahan pengunungan TanoDolok
Pangantoman ini oleh pemerintah dikategorikan sebagai lahan kosong dan termasuk dalam kawasan hutan.
Namun warga masyarakat Desa Sibuntuon memprotes bahwa lahan pengunungan TanoDolok Pangantoman bukan lahan kosong karena sejak jaman
dulu sebelum Belanda datang menjajah ke Uluan kira-kira tahun 1930 sudah di fungsikan sebagai tempat pengembalaan ternak kerbau dan pengambilan buah
Arimonting yang merupakan mata pencaharian warga masyarakat terutama untuk keperluan biaya pendidikan dan sampai sekarang masih difungsikan. Dan akan terus
dipertahankan.
60
Dilihat pada tabel I tersebut di atas, Desa Sibuntuon memiliki luas tanah sawah seluas 140 ha dan tanah kering seluas 14 ha.
3. Desa Partoruan Janjimatogu Desa Partoruan Janji Matogu adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan Toba
Samosir dengan batas-batas : sebelah selatan Desa Sibuntuon, sebelah utara Desa Parbagasan Janji Matogu, sebelah Barat Desa Parhabinsaran Janji Matogu dan
sebelah Timur Desa Parbagasan Janji Matogu. Jarak desa ke Kantor Camat kira-kira 2,5 Km.
Dalam sejarahnya tanah di Desa Partoruan Janjimatogu adalah tanah yang dikuasai dan diusahai kemudian menjadi hak milik oleh 2 dua orang yaitu bernama
60
Wawancara dengan Pengetua Adat Desa Marom W.J. Sirait dan Pengetua Adat Desa Sibuntuon, Op. Lentina Manurung, Di Desa Marom, Jumat, 21 Juni 2013.
38
Tuan Sogar Manurung generasi ke-6 dari keturunan Raja Toga Manurung, dan Raja Hasibuan.
61
Selanjutnya kepemilikan tanah tersebut berlangsung secara turun temurun yaitu melalui pewarisan atau hibah kepada keturunan masing-masing.
Seiring perkembangan jaman kebutuhan akan uang dan tanah semakin dibutuhkan hingga jual beli tanah pun terjadi baik secara jual gadai maupun secara
Pate jual lepas. Pelaksanaan jual beli tanah baik gadai maupun lepas dilakukan terhadap siapapun tidak memandang apakah itu merupakan keturunan si Raja
Hasibuan maupun keturunan Tuan Sogar Manurung. Dilihat pada tabel I tersebut di atas, Desa Partoruan Janji Matogu memiliki
luas tanah sawah seluas 70 ha dan tanah kering seluas 16 ha. 4. Desa Dolok Nagodang
Desa Dolok Nagodang adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan Toba Samosir dengan batas-batas : sebelah selatan Desa Parik, sebelah utara Desa Dolok
Saribu Lumban Nabolon dan Desa Sampuara, sebelah Barat Desa Kecamatan Bonatua Lunasi dan sebelah Timur Desa Lumban Binanga dan desa Parbagasan Janji
Matogu. Jarak desa ke Kantor Camat kira-kira 2 Km. Dalam sejarahnya tanah di Desa Dolok Nagodang adalah tanah hutan belukar
yang diusahai dan dikuasai kemudian menjadi hak milik oleh 5 lima orang
62
yaitu bernama Raja Manurung Hutagaol keturunan kedua Raja Toga Manurung yang
membuka perkampungan yaitu Huta Lumban Gala-gala, Raja Manurung Huta Gurgur anak pertama Raja Toga manurung yang membuka 4 empat perkampungan huta
61
Wawancara dengan Kepala Desa Partoruan Janjimatogu Bapak Maruli Manurung, di Desa Partoruan Janjimatogu, Minggu, 23 Juni 2013.
62
Wawancara dengan Kepala Desa Dolok Nagodang Binsar Manurung, di Desa Dolok Nagodang, Minggu, 23 Juni 2013.
39
yaitu Huta Lumban Tonga-tonga, Huta Lumban Padang, Huta Lumban Ginjang dan Huta Paraduan, Raja Sirait membuka perkampungan yang bernama Huta Lumban
Silintong, Raja Hasibuan membuka perkampungan yaitu Huta Sosor Silobu, dan Nadapdap membuka perkampungan yaitu Huta Nasuksuk. Selanjutnya kepemilikan
tanah tersebut berlangsung secara turun temurun yaitu melalui pewarisan dan hibah pemberian.
Kelima Raja tersebut di atas dengan membuka perkampungan masing-masing menandakan bahwa tanah di sekitar perkampungan tersebut adalah hak miliknya dan
akan berlangsung secara terus kepada keturunannya masing-masing baik melalui pewarisan maupun hibah pemberian. Sampai sekarang tanah tersebut masih tetap
dimiliki oleh keturunan ke lima raja tersebut di atas. Hal ini terbukti bahwa di desa ini tidak mengenal atau belum pernah
melakukan jual beli pate jual lepas, jual beli yang dilakukan adalah jual gadai itupun kepada keturunannya masing-masing. Artinya Keturunan masing-masing ke
lima Raja tersebut di atas masih tetap mempertahankan hak milik leluhurnya masing- masing. Sebagai contoh tanah yang dimiliki keturunan dari si Raja Hasibuan tidak
boleh disindorkan digadaikan kepada keturunan Si Raja Sitorus, demikian juga tanah keturunan manurung tidak boleh digadaikan kepada keturunan si Raja
Nadapdap. Untuk pinjaman uang warga di Desa Dolok Nagodang lebih memilih menjaminkan tanah ke pada lembaga Bank.
63
63
Wawancara dengan Kepala Desa Dolok Nagodang, Binsar Manurung, di Desa Dolok Nagodang, Minggu, 23 Juni 2013.
40
Dilihat pada tabel I tersebut di atas, Desa Dolok Nagodang memiliki luas tanah sawah seluas 120 ha dan tanah kering seluas 68 ha.
5. Desa Lumban Holbung Desa Lumban Holbung adalah salah satu desa di Kecamatan Uluan Toba
Samosir dengan batas-batas : sebelah selatan Desa Lumban Binanga, sebelah utara Kecamatan Porsea, sebelah Barat Desa Dolok Saribu Lumban Nabolon dan sebelah
timur Danau Toba. Jarak desa ke Kantor Kecamatan kira-kira 3 Km. Dalam sejarahnya tanah di Desa Lumban Holbung adalah tanah yang dikuasai
dan diusahai kemudian menjadi hak milik oleh Raja Sulangon Sitorus generasi ke-4 dari Raja Sitorus.
64
Selanjutnya kepemilikan tanah tersebut berlangsung secara turun temurun yaitu melalui pewarisan kepada anak laki-laki dan pauseang pemberian
tanah kepada anak perempuan karena perkawinan. Di Desa Lumban Holbung sekarang ini sudah melakukan jual beli berupa jual
lepas. Jual lepas pate di Desa Lumban Holbung dilaksanakan bukan hanya kepada keturunan Raja Sulangon Sitorus tetapi kepada siapapun warga Negara Indonesia.
65
Dilihat pada tabel I tersebut di atas, Desa Lumban Holbung memiliki luas tanah sawah seluas 120 ha dan tanah kering seluas 68 ha.
B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Jual Beli Tanah Pertanian Masih Dilaksanakan Berdasarkan Hukum Adat pada Masyarakat Kecamatan
Uluan Kabupaten Toba Samosir
64
Wawancara dengan Kepala Desa Lumban Holbung, Maraden Sitorus, di Desa Lumban Holbung, Sabtu, 22 Juni 2013.
65
Wawancara dengan Kepala Desa Lumban Holbung, Maraden Sitorus, di Desa Lumban Holbung, Sabtu, 22 Juni 2013.
41
Berdasarkan hasil penelitian di lokasi penelitian yaitu Desa Marom, Desa Sibuntuon, Desa Partoruan Janjimatogu, Desa Dolok Nagodang dan Desa Lumban
Holbung Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir dengan wawancara kepada 20 dua puluh orang warga masyarakat, 5 lima orang Kepala Desa, 2 dua orang
Pengetua Adat dan Sekretaris Camat Uluan atas rekomendasi Camat Uluan dan pihak BPN Kabupaten Toba Samosir bahwa jual beli dilakukan oleh kedua belah pihak
penjual dan pembeli tanpa dihadapan PPAT sebagaimana diharuskan oleh Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1961 yang telah disempurnakan dengan Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Faktor Kebiasaan tradisi