90
adat yang di-saneer. Atau peralihan tanah berupa jual beli tidak secara lisan lagi melainkan sudah tertulis.
B. Pihak-Pihak Yang Terkait Dalam Pelaksanaan Jual Beli Tanah Pertanian di Lokasi Penelitian
Di lokasi penelitian pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan jual beli tanah pertanian terdiri dari :
1.
Penjual yaitu orang yang memiliki bidang tanah pertanian sebagai objek jual beli. Di mana si penjual adalah Warga Negara Indonesia, bersuku Batak Toba. Dalam
perbuatan peralihan tanah kepada pembeli si penjual adalah telah dewasa telah berumah tangga. Hal ini dapat di lihat dari 20 warga masyarakat sebagai
responden dalam melakukan peralihan tanah terlebih dahulu telah kawin. Selain itu menurut para responden bahwa dalam melakukan pengalihan tanah yang
bertindak si penjual adalah suami, jika isteri masih hidup selalu atas persetujuan isteri, meskipun tidak ada surat persetujuan isteri yang diserahkan kepada si
pembeli atau tidak ada suatu kalimat dalam perjanjian tersebut yang menyatakan “dengan persetujuan isteri” minimal yang dapat membuktikan bahwa setiap
pengalihan tanah berupa jual pate atau jual gadai adalah dengan ikut sertanya isteri menghadiri pelaksanaan jual beli tersebut. Demikian bila suami telah
meninggal si penjual adalah isteri dengan persetujuan anaknya yang telah dewasa biasanya anak laki-laki yang telah kawin ikut menandatangani perjanjian
tersebut. Menurut para responden dalam hal penandatangan perjanjian jual beli tanah pertanian tersebut, biasanya tanda tangan si penjual yang paling diutamakan
91
sehingga si penjual biasanya yang pertama menandatangani surat perjanjian tersebut.
2.
Si pembeli yaitu orang yang membeli bidang tanah pertanian sebagai objek jual beli. Si pembeli adalah Warga Negara Indonesia golongan bumi putra bersuku
Batak Toba. Di lokasi penelitian biasanya si pembeli juga telah dewasa telah berumah tangga dan juga atas kesepakatan bersama isteri untuk membeli bidang
tanah tersebut. Jika suami telah meninggal biasanya isteri yang bertindak sebagai pembeli. Menurut para responden dalam hal penandatangan surat perjanjian
tersebut, setelah penjual menandatangani baru diikuti oleh si pembeli.
3.
Saksi-saksi yaitu orang yang turut menyaksikan pelaksanaan jual beli tanah pertanian yang dilakukan oleh penjual dan pembeli dengan membubuhkan tanda
tangan sebagai saksi. Menurut para responden di lokasi penelitian bahwa biasanya saksi dari pihak penjual terdiri dari 2 orang atau lebih demikian dari pembeli
terdiri dari 2 orang atau lebih sehingga saksi-saksi dalam surat perjanjian tersebut terdiri dari 4 orang saksi sehingga telah memenuhi syarat sebagai bukti saksi yaitu
minimal 2 orang saksi. Saksi biasanya adalah orang luar yang memiliki hubungan kekeluargaan dengan si penjual atau si pembeli tidak termasuk isteri, anak, orang
tua kandung atau saudara-saudara dekat, danatau orang luar yang mengetahui riwayat kepemilikan tanah si penjual atau si pembeli. Selain itu yang menjadi
saksi adalah mereka yang telah dewasa telah berumah tangga.
4.
Kepala Desa yaitu orang yang turut menandatangani surat perjanjian jual beli yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Kepala Desa dalam hal ini adalah
92
sebagai yang mengetahui pelaksanaan jual beli tersebut, bukan pembuat atau sebagai saksi.
Selanjutnya menurut Riduan Pieter Siahaan A.Ptnh bahwa Kepala Desa sebagai pihak yang mengetahui dalam surat perjanjian di lokasi penelitian karena
merupakan Pejabat Pemerintah yang terendah dalam pemerintahan sebagaimana di atur dalam peraturan pemerintah daerah.
124
C. Legalitas Pelaksanaan Jual Beli Tanah Pertanian di Lokasi Penelitian