Saran Pengertian Jual Beli Tanah menurut Hukum Adat

110 syarat sahnya perjanjian yang dilakukan sebagaimana Yurisprudensi MARI. tertanggal 13 Desember 1958 No. 4KRup.1985 memutuskan bahwa menurut hukum adat, ikut sertanya Kepala Desa dalam jual beli tanah bukan suatu syarat mutlak untuk sahya jual beli itu. Demikian juga pelaksanaan jual beli tanah pertanian tidak dibuat di hadapan PPAT tidak membuat perjanjian batal sebagaimana Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia MARI tertanggal 14 April 1973 Nomor 122 KSip1973 memutuskan bahwa belum dilakukannya jual beli tanah sengketa di muka Pejabat Pembuat Akte Tanah PPAT tidaklah menyebabkan batalnya perjanjian, karena hal tersebut hanya merupakan peryaratan administrasi saja.

B. Saran

1. Berdasarkan Putusan MK Republik Indonesia No.45PUU-IX2011 tentang Uji Pasal 1 angka 3 Undang-undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, pada tanggal 21 Februari 2012, Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor 35PUU-X2012 tanggal 16 Mei 2013 terkait dengan pengujian konstitusionalistas Pasal 1 angka 6, Pasal 4 ayat 3, Pasal 5 aya 1, Pasal 5 ayat 2 dan ayat 3 Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Surat Edaran Menteri Kehutanan pada tanggal 16 Juli 2013 No. SE.1Menhut- II2013 tentang Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35PUU-X2012 tanggal 16 Mei 2013 yang telah menjadikan SK Menhut No. SK.44Menhut-II2005 tidak memiliki kepastian hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, oleh karena itu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat adat di 111 Kecamatan Uluan memiliki sertipikat atas bidang-bidang tanah pertanian yang dimiliki, maka disarankan kepada Pemerintah dalam hal ini BPN Kabupaten Toba Samosir untuk melakukan PRONA sebagaimana telah dilaksanakan di kecamatan lain di Kabupaten Toba Samosir. 2. Untuk menimbulkan kesadaran masyarakat adat dalam melakukan peralihan berupa jual beli tanah pertanian di hadapan PPATPPATS, maka disarankan Kepada Pemerintah dalam hal ini pihak BPN, Camat atau Kepala Desa perlu melakukan penyuluhan hukum kepada masyarakat bahwa peralihan tanah harus dilakukan di hadapan PPATPPATS. Sehingga, dengan pelaksanaan peralihan tanah di hadapan PPATPPATS berarti membatu pemerintah untuk mewujudkan tujuan UUPA, dengan demikian Pasal 33 UUD 45 dapat terlaksana yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur. 3. Kepada pemerintah dalam hal ini pembuat peraturan perundang-undangan, supaya membuat peraturan tidak menimbulkan penafsiran. Kepastian hukum akan tercapai bila suatu peraturan dirumuskan secara jelas sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda serta tidak terjadi tumpang tindih antara peraturan yang ada, baik secara vertikal maupun horizontal. Mewujudkan sistem hukum yang baik akan mejadi sebuah hal yang sulit jika substansi aturan yang mendasarinya pun terdapat kesimpangsiuran akibat ketidaksinkronan aturan yang ada. 112 DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku Abdurrahman, 1987, Beberapa aspekta tentang Hukum Agraria, Seri Hukum Agraria V, Alumni, Bandung. Ali, Achmad, 2005, Keterpurukan Hukum Di Indonesia Penyebab Dan Solusinya, Ghalia Indonsia Anggota IKAPI, Makassar. Dijk, R.Van, diterjemahkan oleh Mr. A. Sorhardi, 1982, Pengantar Hukum Adat Indonesia, Sumur Bandung, Cetakan Kedelapan Bandung. Effendi, Bachtiar, 1993, Kumpulan Tulisan Tentang Hukum Tanah, Alumni, Bandung. Keraf, Gorys, 2001, Argumentasi Dan Narasi, Gramedia, Jakarta. Hadikusumah, Hilman, 1982, Hukum Perjanjian Adat, Alumni, Bandung. Harahap, Yahya M., 1986, Segi-segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung. Harsono, Budi, 1982, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan UUPA, Isi Dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta. ____________, 1999, Hukum Agraria Indonesi Sejarah Pembentukan Undang- Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaanya, Djambatan, Jakarta. ____________, 2002, Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Djambatan, Jakarta. Fauzie Ridwan, Ahmad, 1982, Hukum Tanah Adat, Dewaruci Press, Jakarta. Kamelo, Tan, 2002, Perkembangan Lembaga Jaminan Fiducia : Suatu Tinjauan Putusan Pengadilan Dan Perjanjian Di Sumetera Utara, Disertasi, PPs-USU, Medan. Kusumohamidjojo, Budiono, 1999, Ketertiban Yang Adil Problematik Filsafat Hukum, Grasindo, Jakarta. Lubis, Mhd.Yamin, dan Abd. Rahim Lubis, 2010, Hukum Pendaftaran Tanah, Mandar Maju, Bandung. Lubis, M.Solly, 1994, Filsafat Ilmu Dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung. 112 113 Lubis, Sulaikin, Wismar’Ain Marzuki dan Gemala Dewi, 2008, Hukum Acara Perdata Peradilan Agama Di Indonesia, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Moleong, Lexy, J., 1994, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung. Muhammad, Abdulkadir, 2004, Hukum Dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung. Muhammad, Bushar, 1975, Asas-Asas Hukum Adat, Pradnya Pramita, Jakarta. Mukti, H. Affan, 2010, Pembahasan Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960, USU Press, Medan. Nasution, Bismar dan Mahmul Siregar, Bahan Kuliah Teori Hukum, Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana USU. Nainggolan, Ojak, 2005, Pengantar Ilmu Hukum, Indonesia Media Law Policy Centre IMPLC, Medan. Parlindungan, A.P., 1999, Pendaftaran Tanah Di Indonesia, Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997, Mandar Maju, Bandung. Perangin, Efendi, 1994, Praktek Jual Beli, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Pokja Sanitasi Kabupaten Toba Samosir, 2010, Buku Putih Sanitasi Kabupaten Toba Samosir. Prodjodikoro, R. Wirjono, 1974, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Peretujuan Tertentu, Sumur Bandung, Bandung, Halaman 13. Rashid, Harun Al, 1987, Sekilas Tentang Jual Beli Tanah Berikut Peraturan- Peraturannya, Ghalia Indonesia, Jakarta Timur. Saleh, K.Wantjik, 1977, Hak Anda Atas Tanah, Ghalia Indonesia, Jakarta. Salindeho, John, 1987, Masalah Tanah Dalam Pembanguna,Sinar Grafika, Jakarta. Sangsun, Florianus SP, 2008, Tata Cara Mengurus Sertipikat Tanah, Visimedia, Jakarta. Sarwono, Jonathan, 2006, Metode Penelitian Hukum Kuantitatif Dan Kualitatif,Graha 114 Ilmu, Yogyakarta. Sinaga, Sahat HMT., 2007, Jual Beli Tanah Dan Pencatatan Peralihan Hak, Pustaka Sutra,Bekasi. Sjahdeini, Sutan Remi, 1993, Kebebasan Berkontrak Dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institut banker Indonesia, Bandung. Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta. Soimin, Sudaryo, 1994, Status Tanah Dan Pembebasan Tanah, Sinar Grafika, Jakarta. Suhaidi, Bahan Kuliah Teori Hukum, Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana USU. Sumarjono, Maria S. W., 2001, Kebijakan Pertanahan antara Regulasi dan Implementasi, Buku Kompas, Jakarta. Sunggono, Bambang, 1997, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Suparman, Eman, 2011, Hukum Waris Indonesia dalam Perpektif Islam, Adat, dan BW, Refika Aditama. Supriadi, 2006, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta. Sutedi, Adrian , 2009, Peralihan Hak atas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika, Jakarta. Sutopo, H.B, 1998, Metodologi Penelitian Hukum Kualitatif, UNS Press, Surakarta. Vergouwen, J.C., 2004, Masyarakat dan Hukum Adat Batak Toba, LKiS, Yogjakarta. Wijaya, Hamid, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia Indonesia-Inggris, Dua Mitra, Surabaya. Yasyin, Sulchan, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,Amanah, Surabaya.

B. Peraturan Perundang-Undangan