Penghasilan Peralihan Profesi Dari Buruh Pabrik Menjadi Tukang Becak

yang bekerja menjadi buruh pabrik sangat berkembang, dimana pada saat itu pabrik yang berdiri di Desa Sigara Gara cukup berkembang dan banyak masyarakat yang berminat bekerja dipabrik tersebut. Ada beberapa faktor utama yang mendorong masyarakat Desa Sigara gara yang melakukan alih profesi buruh pabrik menjadi tukang becak yaitu sebagai berikut:

1. Penghasilan

Penghasilan dapat diartikangaji, upah, bahkan mungkin penjualan, keuntungan, komisi, bunga pinjaman, dan lain sebagainya. Penghasilan didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset. Penghasilan juga bisa disebut dengan pendapatan dari suatu pekerjaan yang di kerjakan. Bagi masyarakat Desa Sigara gara penghasilan dari bekerja sebagai buruh pabrik tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Karena kebutuhan ekonomi semakin banyak seperti makan sehari – hari, kebutuhan anak sekolah, kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya. Sehingga hal ini secara otomatis perekonomian masyarakat dalam bekerja sebagai buruh pabrik merosot. Maka masyarakat mulai berfikir untuk mencari pekerjaan lain yang lebih baik dari pekerjaan sebelumnya yaitu buruh pabrik. Seperti yang diunkapkan oleh Bapak Zainuddin Harahap pada saat wawancara dilapangan, “Aku beralih kerja jadi tukang becak ya karna penghasilan dari kerja buruh pabrik ini yang mencukupi, cukupnya cuma untuk makan aja belum lagi untuk anak sekolah, keburuhan lain. Apalagi aku udah berumah tangga jadi pun kebutuhan semakin banyakkan. Makanya aku beralih jadi tukang becak karna menurutku kerja jadi tukang becak lebih menjanjikan penghasilannya makanya aku pindah dek.” Sumber : Hasil wawancara, 3 Mei 2015, pukul 19.00 – 20.05 Wib Bukan Bapak Zainuddin saja yang menyatakan hal seperti di atas, Bapak Suhitno juga merasakan dampak ekonomi yang semakin rendah dan kebutuhan keluarga semakin meningkat disetiap bulannya. Hal yang diungkapkan oleh Bapak Suhitno yang terkait dengan pernyataan diatas pada saat wawacara dilapangan adalah, “Pas kerja jadi buruh pabrik aku memang cukup karna pun aku masih membiayai diri sendiri. Tapi karna aku uda berkeluarga dan punya anak lama – lama aku dan keluargaku merasakan kurang penghasilan dari kerja buruh pabrik, jadi pas waktu itu disini banyak bapak – bapak yang jadi tukang becak yaudah aku pun coba – cobalah. Rupanya hasilnya lumayan lebih beruntung dari penghasilan pas kerja jadi buruh pabrik alhamdulillah mencukupi. Yaudah kuputuskan beralihlah aku jadi tukang becak ya sampe sekarang alhamdulillah masi kerja jadi tukang becaklah.” Sumber: Hasil wawancara, 2 Mei 2015, Pukul 09.07 – 10.05 Wib Bukan hanya Bapak Zainuddin dan Bapak Suhitno saja yang menyatakan penghasilan buruh pabrik yang tidak cukup untuk kebutuhan keluarga mereka. Tetapi Bapak Muhammad Ali Saragih juga menyatakan hal yang sama. Hal ini didukung oleh wawancara dengan Bapak Muhammad Ali Saragih pada saat dilapangan: “Kalo pas kerja jadi buruh pabrik penghasilan dari buruh itu memang gak cukuplah kalau untuk kebutuhan yang sekarang ini. Penghasilannya untuk makan ajalah dek cukupnya, selebihnya gak ada, pas – pasan kalilah keuangan waktu aku kerja jadi buruh. Bapak dulu kerja jadi buruh sebulannya sekitar Rp1.600.000 itu pun kurang, untuk susu anak, baju skolah anak, belum lagi kontrakan rumah , banyak lagilah dek, gitulah kurang lebihnya kalo dibilang. Tapi kalo sekarang ya Alhamsulillah lah dek, semenjak Bapak jadi tukang becak ini tebantu kali memang penghasilan Bapak dari pada kerja buruh pabrik. Kalau sekarang penhasilan memenag melonjak naik, ya syukur Alhamdulillah lah dek. Pokoknya penghasilan yang sekarang lebih baiklah kebutuhan lebih terpenuhi daripada yang dulu – dulu.” Sumber: Hasil Wawancara, 20 April 2015 pukul 17.05 – 18.00 Wib Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat penghasilan pada saat menjadi buruh pabrik kebutuhan ekonomi keluarganya tidak dapat terpenuhi. Dan mantan pekerja sebagai buruh pabrik ini beralih profesi menjadi tukang becak. Karena penghasilan dari bekerja sebagai tukang becak sangat mempengaruhi penghasilan dan kebutuhan ekonomi keluarga mereka.

2. Sosialisasi