2. Sosialisasi
Sosialisasi dapat diartikan sebagai proses belajar bagi seseorang atau sekelompok orang selama hidupnya untuk mengenali pola – pola hidup, nilai
– nilai dan norma sosial agar dapat berkembang menjadi pribadi yang bisa diterima oleh kelompoknya. Menurut Peter Berger, mendefenisikan
sosialisasi sebagai salah satu proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
Melalui proses sosialisasi seseorang atau sekelompok orang menjadi mengetahui dan memahami bagaimana ia atau mereka harus bertingkah laku
di lingkungan masyarakatnya, juga mengetahui, dan menjalankan hak – hak dan kewajibannya berdasarkan peranan – peranan yang dimilikinya.
Demikian halnya dengan masyarakat Desa Siagara Gara pada tahun 2001 masyarakat Desa Sigara Gara mulai menggeluti pekerjaan tukang becak tetapi
saat itu belum banyak masyarakat Desa Sigara Gara yang bekerja sebagai tukang becak. Pada tahun 2004 sudah mencapai 60 masyarakat Desa Sigara
Gara beralih profesi sebagai tukang becak, dimana masyarakat menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan utamanya dan mengundurkan diri menjadi
buruh pabrik. Pada awalnya mereka hanya memiliki becak motor yang digunakan banyak orang, yang membawa penumpang. Becak motor ini bisa
mengangkut 2 orang penumpang saja, tetapi seiring perkembangan dan beberapa tahun kemudian masyarakat di Desa Sigara Gara juga semakin
meningkat.
Meningkatnya pertumbuhan masyarakat di Desa Sigara Gara, maka anak – anak di Desa Sigara Gara ini banyak yang sekolahnya diluar Desa Sigara
Gara. Jadi orang tua banyak yang menggunakan jasa tukang becak untuk antar jemput anak mereka. Begitu juga dengan masyarakat tukang becak yang
telah melakukan alih profesi menjadi tukang becak. Mereka melakukan modifikasi becak mereka agar lebih banyak muatannya. Dan lama kelamaan
masyarakat Desa Sigara Gara satu per satu melakukan modifikasi terhadap becaknya.
Menurut hasil wawancara yang didapat dari lapangan, masyarakat Desa Sigara Gara mendapat informasimengenai memodifikasi becak yang sudah
jadi dan digunakan. Dimana dulunya salah satu masyarakat desa melakukan memodifikasi pada becaknya sendiri agar bisa lebih banyak membawa
penumpang. Dan salah satu masyarakat tersebut memberikan cara bagaimana memodifikasi dan tempat yang bisa memodifikasi becak tersebut kepada
masyarakat. Adapun informasi ini didapatkan dari hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Ali Saragih
“Dulu sudah ada memang yang punya becak motor modifikasi disini, karna itu tadi, kami tidak makan lagi dari penghasilan
buruh pabrik jadi ada dulu beberapa orang masyarakat yang
mulai – mulai membuat becak yang dimodifikasi gitu dan rupanya penhasilannya memuaskan. Jadi banyak orang juga
masyarakat yang mau ikut dan aku pun coba – cobalah juga. Dulunya itu mengajarkan kami cemana caranya memodifikasi
becak adalah pemuda yang bekerja di Las tinggalnya di desa ini juga. Jadi pemuda itulah yang ngajari kami, terus kalau kami
tidak tau atau kurang paham jadi kami bertanya pada mereka”. Sumber : Hasil wawancara, 20 April 2015, Pukul 17.05 – 18.00
Wib
Dari hasil wawancara diatas mengungkapkan bahwa masyarakat di Desa Sigara Gara saling membantu satu sama lain dengan memperkenalkan
bagaimana memodifikasi becak agar muatan becak jadi lebih banyak saat mengangkut anak sekolah. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak
Syahdan Ginting pada saat wawancara dilapangan
“Modifikasi pertama kali dibuatkan sama pemuda sini juga, dia kerja ditukang las jadi taulah cemana caranya, makanya bapak
– bapak sini banyak yang minta tolong sama dia. Tujuan kami modifikasi inikan supaya muatan becak kami bisa muat lebih
banyak dari pada becak yang udah ada. Makanya kami modifikasi muatannya, terus biar anak sekolah pun lebih
nyaman duduknya ga takut jatuh.” Sumber: Hasil wawancara 19 April 2015, pukul 10.00 – 11.05 Wib
Dari hasil wawancara tersebut sosialisasi sesama masyarakat di Desa Sigara gara sangat baik dan saling membantu satu sama lain. Mereka saling
membantu dan memberi informasi bagaimana memodifikasi becak agar bisa lebih banyak muatannya. Walaupun mereka memiliki pekerjaan yang sama,
mereka tidak merasa tersaingi satu sama lain.
3. Waktu atau jam kerja