Sistem Nilai Sosial Masyarakat Desa Sigara Gara

memakai air PAM karena ada yang menggunakan sumur biasa dan sumur bor sebagai sarana air.

4.3.7. Sarana Ekonomi

Pada dasarnya masyarakat melakukan transaksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Transaksi atau aktifitas ekonomi tersebut biasanya terjadi pada sebuah tempat yang disebut pasar. Namun tidak semua transaksi atau aktifitas ekonomi berlangsung di pasar. Transaksi atau aktifitas juga dapat terjadi di toko, kios, dan lain-lain. Pada masyarakat Desa Sigara Gara aktifitas ekomoni terjadi di pasar atau yang sering di sebut pajak pasar oleh masyarakat Sigara-Gara. Namun pasar di Sigara-Gara ini hanya ada setiap hari kamis pada setiap minggunya. Selain pasar masyarakat Desa Sigara Gara juga mengadakan aktifitas ekonomi di toko, warung, kios, dan di tempat perbelanjaan lainnya yang ada di Desa Sigara Gara. Selain pasar tradisional tersebut seiring berkembangnya zaman, di desa ini sudah terdapat swalayan modern yang sudah banyak di kota besar, swalayan tersebut adalah Indomaret dan Alfamart. Di swalayan tersebut juga terjadinya aktifitas ekonomi sama seperti di pasar, warung, toko, dan lain – lain.

4.4. Sistem Nilai Sosial Masyarakat Desa Sigara Gara

Setiap daerah pasti memiliki nilai – nilai norma dan peraturan baik yang tertulis dan tidak tertulis. Demikian juga dengan masyarakat Desa Sigara Gara yang memiliki nilai – nilai norma yang mengatur kehidupan sosial masyarakat Desa Sigara Gara. Adapun nilai – nilai yang berlaku pada masyarakat dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini.

4.4.1. Religius Agama

Masyarakat Desa Sigara Gara adalah masyarakat yang beragama dan dapat dikatakan patuh terhadap ajaran agama yang dianutnya. Dimana masyarakat Sigara-Gara semuanya menganut agamanya masing – masing, dan ketaatan mereka beragama juga dapat terlihat dengan adanya sarana ibadah yang terdapat di daerah ini. Perilaku masyarakat Sigara Gara sedikit juga dipengaruhi oleh ajaran – ajaran agama yang ada pada ajaran agama masing – masing. Meskipun terdapat beranekaragam jenis agama yang dianut oleh masyarakat Desa Sigara Gara tetapi hal ini tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk berinteraksi sosial dan bersosialisasi satu dengan yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa kehidupan beragama pada masyarakat Desa Sigara Gara dapat hidup rukun dan saling berdampingan, menghargai satu sama lain, dan menghormati satu sama lainnya walaupun menganut agama yang berbeda.

4.4.2. Adat Istiadat

Masyarakat Desa Sigara Gara masih menjunjung tinggi nilai adat dan istiadat yang mereka miliki. Di Desa Sigara Gara masyarakat yang berdomisili adalah suku Jawa. Yang dimana suku Jawa terdapat banyak pantangan – pantangan yang harus di taati oleh yang masyarakat yang bersuku Jawa. Pantagan – pantangan yang sering di dengar oleh masyarakat yaitu seperti “anak gadis yang tidak boleh duduk didepan pintu” istilah kalimat tersebut merupakan salah satu pantangan dalam suku Jawa. Dimana pantangan tersebut termasuk dalam adat mereka, yang artinya kalau anak gadis duduk di depan pintu jodoh mereka akan jauh. Selain itu adat suku Jawa juga terlihat dalam acara pernikahan dimana pengantin pria memcahkan telur ayam yang telah disediakan dan pengantin perempuan yang akan membersihkan kaki pengantin pria yang memecahkan telur tersebut. Dan sampai sekarang adat tersebut masih dilakukan dan dilaksanakan oleh suku Jawa pada saat acara pernikahan. Adat tersebut masih sangat kental dan menjadi tradisi yang sangat terasa. Karena adat tersebut mengartikan wanita akan patuh terhadap suaminya.

4.4.3. Kekeluargaan

Pada masyarakat Desa Sigara Gara rasa kekeluargaan masih sangat kental dan terasa, walaupun berbeda agama ataupun suku yang dimiliki setiap masyarakat di desa tersebut. Meskipun di desa ini penduduk Desa Sigara Gara sudah dapat dikatakan banyak, namun masih sangat mengenal dan saling menghormati satu sama lainnya. Hal ini dikarenakan adanya rasa kekeluargaan yang masih sangat kuat diantara mereka. Dan juga dikarenakan masyarakat setempat masih memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan kekeluargaan itu juga dapat dipeliharaan karena hubungan yang dimiliki masing – masing penduduk di Desa Sigara Gara tersebut. Selain itu di Desa Sigara Gara ini menanamkan keamanan dan ketertiban desa agar terjalin hubungan kekeluargaan yang baik. Berkaitan dengan keamanan dan ketertiban masyarakat Desa Sigara Gara, pemerintah Desa Sigara Gara bekerja sama dengan BABINKABTIMAS dan BABINSA. Yang dimana memberikan penyuluhan tentang pentingnya keamanan dan ketertiban masyarakat dengan cara menginstruksikan pelaksanaan SISKAMLING. Disamping itu, di Desa Sigara Gara ini telah membentuk Forum Kemitraan Polisi dengan Masyarakat FKPM yang personilnya berasal dari masyarakat Desa Sigara Gara. Partisipasi masyarakat Desa Sigara Gara dalam hal ini, keamanan dan ketertiban cukup tinggi agar terjalinnya hubungan kekeluargaan yang erat. Dibuktikan dengan adanya POSKAMLING dan Kelompok Pos Ronda yang memiliki komposisi, yaitu POSKAMLING 6 Pos, Kelompok Ronda 10 Kelompok, dan POLMAS 8 Orang.

4.4.4. Gotong Royong

Istilah gotong royong juga masih terdapat pada masyarakat Desa Sigara Gara. Dimana pemerintah Desa Sigara Gara telah menetapkan hari minggu bersih, yang dilakukan pada setiap dusun yang memfokuskan dari pada kebersihan lingkungan desa seperti membersihkan selokan air got, rumput liar yang ada dipinggiran jalan, lapangan olahraga, serta tempat – tempat ibadah dan tempat – tempat fasilitas umum. Kegiatan gotong royong ini sampai sekarang masih berjalan dengan baik disetiap minggunya. Semua masyarakat ikut serta dalam melakukan kegiatan ini mulai dari anak – anak, pemuda pemudi, bapak – bapak, dan ibu – ibu yang tinggal di lingkungan Desa Sigara Gara ini. Kegiatan ini juga merupakan bentuk masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dalam upaya membersihkan dengan istilah kegiatan gotong royong mingguan. Selain itu tingkat partisipasi Desa Sigara Gara dalam mendukung progam pemerintah dibidang pembangunan khususnya program pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam Gerakan Deli Serdang Membangun GDSM yang terbentuk swadaya masyarakat dan gotong royong cukup baik. Hal ini terbukti pada tahun 2013 Swadaya Masyarakat sebesar Rp 80.900.000 dan pada tahun 2014 terdapat peningkatan menjadi Rp 90.000.000.

4.5. Profil Informan