Profil Informan DESKRIPSI LOKASI DAN INTERPRETASI DATA

jalan, lapangan olahraga, serta tempat – tempat ibadah dan tempat – tempat fasilitas umum. Kegiatan gotong royong ini sampai sekarang masih berjalan dengan baik disetiap minggunya. Semua masyarakat ikut serta dalam melakukan kegiatan ini mulai dari anak – anak, pemuda pemudi, bapak – bapak, dan ibu – ibu yang tinggal di lingkungan Desa Sigara Gara ini. Kegiatan ini juga merupakan bentuk masyarakat yang peduli terhadap lingkungan dalam upaya membersihkan dengan istilah kegiatan gotong royong mingguan. Selain itu tingkat partisipasi Desa Sigara Gara dalam mendukung progam pemerintah dibidang pembangunan khususnya program pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam Gerakan Deli Serdang Membangun GDSM yang terbentuk swadaya masyarakat dan gotong royong cukup baik. Hal ini terbukti pada tahun 2013 Swadaya Masyarakat sebesar Rp 80.900.000 dan pada tahun 2014 terdapat peningkatan menjadi Rp 90.000.000.

4.5. Profil Informan

Dalam penelitian mengenai “Alih Profesi Buruh Pabrik Menjadi Tukang Becak Sebagai Upaya Meningkatkan Penghasilan”, maka untuk menjawab penelitian tersebut peneliti telah melakukan wawancara terhadap beberapa orang informan. Adapun profil informan dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut: 1. Nama : Miskun Umur : 42 Tahun Jenis kelamin : Laki – Laki Alamat : Jalan Sari No. 9 Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 4 1 Istri dan 3 Anak Pendidikan Terakhir : SMA Bapak Miskun 42 beragama Islam adalah seorang masyarakat Desa Sigara Gara yang melakukan peralihan mata pencaharian dari buruh pabrik ke tukang becak. Bapak Miskun ini dulunya bekerja sebagai buruh pabrik kertas selama 4 tahun. Tetapi semenjak Bapak Miskun menikah dan memiliki anak, penghasilan dari buruh pabrik tidak mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Karena penghasilannya sebagai buruh pabrik pada waktu itu hanya Rp 1.550.000 dan jam kerja sebagai buruh pabrik juga sangat panjang dibandingkan pekerjaannya yang sekarang. Bapak Miskun ini beralih profesi dengan alasan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan bekerja sebagai buruh pabrik. Maka dari itu juga Bapak Miskun peralihan profesi sebagai tukang becak. Bapak ini sudah melakukan pekerjaan menjadi tukang becak ini sudah 8 Tahun. Bapak dari 3 orang anak ini adalah seorang pemilik becak yang sebagai pemilik sarana transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat dan antar jemput anak sekolah di Desa Sigara Gara. Bapak Miskun ini hanya memiliki satu unit becak yang sudah di modifikasi, agar bisa mengangkut anak sekolah yang lebih banyak. Meskipun umur Bapak Miskun tidak terlalu tua, bapak tersebut tidak tertarik untuk memiliki kerja sampingan, karena pekerjaan menjadi tukang becak sudah mencukupi kebutuhan seperti makan sehari – hari, biaya sekolah, dan lain – lain. Pengasilan Bapak Miskun bisa mencapai Rp 5.100.000 perbulannya jika digabungkan penghasilan dari hasil antar jemput anak sekolah dan dari penumpang biasa. Hal ini terbukti sampai saat ini Bapak Miskun masih tetap bekerja sebagai tukang becak yang sering digunakan oleh masyarakat dan anak sekolah di Desa Sigara Gara. Bapak Miskun memiliki 1 orang istri dan 3 orang anak. Istri Bapak Miskun merupakan Ibu Rumah Tangga yang mengurus keperluan rumah tangga, melayani suami, dan merawat anak – anaknya. Anak – anak Bapak Miskun saat ini sudah duduk dibangku SD, SMP dan SMA. Bapak Miskun sangat memperhatikan pendidikan anak – anaknya karena pendidikan adalah hal terpenting bagi siapa saja termasuk anaknya. 2. Nama : Romi Putra Umur : 27 Tahun Jenis kelamin : Laki – Laki Alamat : Jalan Kedondong No.19 Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 3 1 Istri dan 2 Anak Pendidikan Terakhir : SMA Bapak Putra 27 beragama Islam ini juga pernah bekerja sebagai buruh pabrik yang berada di Desa Sigara Gara. Bapak Putra merupakan ayah dari ke 2 anaknya yang masih kecil yang sangat membutuhkan susu dan keperluan lainnya. Bapak Putra inni sudah menggeluti pekerjaan menjadi tukang becak sudah 5 tahun sebelum dia menikah. Sebelum Bapak Romi melakukan peralihan profesi, dia bekerja di pabrik kertas dengan penghasilannya sebulan dihitung mencapai Rp 1.500.000. Penghasilan tersebut belum mencukupi kebutuhan ekonomi anak – anaknya yang masih kecil. Bapak Romi sudah bekerja selama 3 tahun sebagai buruh pabrik, dan sekarang sudah melakukan peralihan profesi sebagai tukang becak yang telah digelutinya selama 5 tahun. Penghasilan Bapak Romi sebagai tukang becak mencapai Rp 4.950.000 perbulannya. Bapak Romi memiliki seorang istri yang hanya dirumah saja sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengurus kedua anaknya yang masih kecil – kecil. Anak – anak Bapak Romi berusia 4,5 tahun dan yang paling kecil berusia 2 tahun. Karena anak yang masih kecil – kecil, kebutuhan hidup yang semakin banyak, dan penghasilan dari buruh pabrik tidak lagi mencukupi untuk menutupi kebutuhan ekonominya maka dari itu Bapak Putra beralih profesi dari buruh pabrik menjadi tukang becak. Dan sampai sekarang Bapak Putra masih menggeluti pekerjaannya menjadi tukang becak. Hal ini membutikan bahwa pekerjaan menjadi tukang becak merupakan pekerjaan yang menjanjikan. 3. Nama : Suhitno dan Ismi Istri Umur :34 Tahun Jenis kelamin : Laki – Laki Alamat : Jalan Mutiara Raya No. 17 Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 4 1 Istri dan 3 Anak Pendidikan Terakhir : SMA Suhitno 34 yang beragama Islam ini juga termasuk masyarakat Desa Sigara Gara yang melakukan peralihan profesi atau mata pencaharian dari buruh pabrik menjadi tukang becak. Dimana pada saat ia sudah menikah dan memiliki anak pendapatannya tidak mencukupi kebutuhan sehari – hari dan keperluan anak – anaknya untuk sekolah. Dulu Bapak Suhitno bekerja sebagai buruh pabrik di pabrik plastik dengan jam kerja selama 8 jam setiap harinya dan penghasilan tiap bulannya Rp 1.600.000. Bapak ini sudah 4 tahun bekerja sebagai buruh pabrik tersebut. Penghasilan dari buruh pabrik tidak cukup untuk kebutuhan ekonomi keluarga Bapak Suhitno. Maka dari itu Bapak Suhitno melakukan peralihan profesi menjadi tukang becak. Bapak Suhitno sudah menggeluti pekerjaannya sebagai tukang becak selama 9 tahun dengan penghasilan setiap bulannya kurang lebih Rp 5.250.000 dari jasa antar jemput anak sekolah dan dari penumpang umum disetiap harinya. Bapak ini memiliki 1 Istri dan 3 orang anak, istri Bapak Suhitno adalah Ibu Rumah Tangga yang setiap harinya ngurus anak dan melayani suaminya. Selain itu Istri Bapak Suhitno juga membuka usaha kecil – kecilan dirumahnya untuk membantu pekerjaan suami. Ibu Ismi ini membuka jasa tempahan kue – kue basah dan kue bolu. Selain tempahan Ibu Ismi juga manjajakan kuenya ke warung – warung yang berada dekat rumah. Anak – anak Bapak Suhitno yang masih bersekolah di bangku SD dan SMP, dan anak paling kecilnya masih berumur 4 tahun. Karena anak – anak. Karena jumlah penghasilan dari hasil profesi sebagai buruh tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga maka pada Tahun 2008 Bapak ini beralih profesi ke tukang becak. Sehingga sampai saat ini Bapak ini tetap bekerja menjadi tukang becak. Selain menjadi tukang becak bapak ini juga membantu istrinya Ibu Ismi yang bekerja sebagai pembuat kue untuk dijual di warung – warung yang dekat dari rumahnya. Tetapi pekerjaan utamanya tetap menjadi tukang becak dan membantu istrinya hanya pekerjaan sampingannya. 4. Nama : Romli Tarigan Umur : 47 Tahun Jenis kelamin : Laki – Laki Alamat : Jalan Topas No. 6 Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 4 1 Istri dan 3 Anak Pendidikan Terakhir : SMA Romli Tarigan 47 beragama Islam adalah masyarakat Desa Sigara Gara yang melakukan peralihan profesi dari buruh pabrik menjadi tukang becak. Bapak Romli sudah 9 tahun menjadi tukang becak untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. Penghasilan Bapak Romli setiap bulannya lebih kurang bisa mencapai Rp 4.950.000 per bulannya. Maka dari itu Bapak Romli melakukan peralihan profesi ini. Alasan utama Bapak Romli melakukan peralihan profesi ini yaitu karena penghasilan yang kurang dan tidak mencukupi. Dulunya Bapak Romli bekerja di pabrik plastik selama 5 tahun dengan penghasilan dari bekerja sebagai buruh pabrik Bapak Romli hanya mendapatkan Rp 1.600.000 setiap bulannya dengan jam kerja yang sangat padat yang lebih kurang selama 8 jam. Sedangkan kalau pekerjaan sebagai tukang becak jam kerja tidak tentu dan tidak terlalu pdat, ada waktu senggang untuk melakukan hal lainnya.Bapak Romli sampai saat ini masih menjadi tukang becak yang mengangkut penumpang masyarakat setempat dan antar jemput anak sekolah menggunakan jasanya. Bapak Romli Tarigan mempunyai 1 orang Istri dan 4 orang anak yang masih duduk bangku SD, SMP, dan SMA. Istri Bapak Romli merupakan Ibu Rumah Tangga yang sehari – harinya mengurus rumah dan anak – anak. Mengingat tanggungan yang banyak dan keperluan pendidikan yang tinggi, Bapak Romli tidak mau menyerah maka dia memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai buruh pabrik dan beralih menjadi tukang becak. Dan sampai saat ini Bapak Romli masih bekerja sebagai tukang becak. Hal ini membuktikan bahwa penghasilan tukang becak lebih menjanjikan bahwa penghasilannya lebih baik dari pekerjaan yang sebelumnya. 5. Nama : Burhanuddin Umur : 34 Tahun Jenis kelamin : Laki – Laki Alamat : Jalan Delima III No. 4 Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 4 1 Istri dan 3 Anak Pendidikan Terakhir : SMA Bapak Burhanuddin 34 beragama Islam adalah seorang masyarakat Desa Sigara Gara yang melakukan peralihan profesi dari buruh pabrik ke tukang becak. Pada awalnya Bapak Burhanuddin adalah seorang buruh pabrik yang setiap harinya harus bekerja selama kurang lebih 8 jam lamanya. Penghasilan Bapak Burhanuddin sekitar Rp 1.300.000 setiap bulannya. Penhasilan tersebut tidak cukup kalau untuk keperluan seperti pendidikan anak, kebutuhan rumah tangga, dan lain sebagainya. Maka Bapak Burhanuddin memutuskan untuk beralih profesi sebagai tukang becak. Bapak Burhanuddin ini sudah menggeluti pekerjaan menjadi tukang becak ini dari tahun 2009 sampai saat sekarang, kurang lebih sudah 6 tahun Bapak ini bekerja sebagai tukang becak. Alasan utama Bapak Burhanuddin ini menggeluti pekerjaan menjadi tukang becak ini adalah kerena menututnya penghasilan yang diperolehnya dari pekerjaan butuh pabrik sudah tidak mencukupi lagi. Selain itu jam kerja sebagai tukang becak juga tidak bisa ditentukan karena tidak ada keterikatan peraturan seperti pekerja buruh pabril lainnya. Bapak Burhanuddin ini memilki 1 orang istri dan 3 orang anak, yang dimana istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga yang megurus anak – anaknya dirumah, dan melengkapi keperluan anak – anaknya. Anak – anak Bapak Burhanuddin ini sudah duduk SD dan SMP. Bagi Bapak Burhanuddin ini pendidikan merupakan hal yang paling penting untuk masa depan anaknya. Meskipun umur Bapak Burhanuddin ini masih muda dan masih bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi, tetapi Bapak ini tidak tertarik untuk mencari pekerjaan lain. Hal ini dapat dilihat dari penghasilan dari pekerjaan yang dimiliki dan digeluti oleh Bapak ini mencukupi kebutuhan sehari – hari. 6. Nama : Zainuddin Harahap dan Rusmini Istri Umur : 40 Jenis kelamin : Laki – Laki Alamat : Jalan Delima III No. 10 Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 5 1 Istri dan 4 Anak Pendidikan Terakhir : SMA Bapak Zainuddin Harahap 40 beragama Islam ini adalah masyarakat Desa Sigara Gara yang sudah lama tinggal dan menetap di desa tersebut. Bapak dari 4 orang anak ini adalah dulunya bekerja sebagai buruh pabrik dan sekarang sudah melakukan alih profesi sebagai tukang becak. Bapak Zainuddin melakukan peralihan profesi karena penghasilan dari buruh pabrik tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya. Dulunya Bapak Zainuddin bekerja di pabrik Plastik dengan jam kerja yang sangat padat sekitar 8 jam perharinya. Dia sudah bekerja selama 4 tahun dan penghasilan Bapak Zainuddin pada saat itu perbulannya Rp 1.600.000. Sedangkan bekerja sebagai tukang becak sampai dengan sekarang Bapak Zainuddin bisa mendapatkan upah tiap bulannya sekitar Rp 5.100.000 sangat jauh berbeda dengan penghasilan buruh pabrik. Jam kerja sebagai tukang becak juga tidak terlalu padat seperti pekerja buruh pabrik. Bapak Zainuddin mulai melakukan peralihanprofesi sebagai tukang becak sejak tahun 2007, sampai saat ini sudah 8 tahun hingga sekarang. Bapak Zainuddin memiliki 1 orang istri dan 3 orang anak. Istri Bapak Zainuddin adalah Ibu Rumah Tangga dan seorang pedagang. Selain menjadi tukang becak Bapak ini juga membantu istrinya bekerja sebagai penjual sayur mayur, ikan, dan sembako yang biasanya disebut dengan masyarakat sekitar dengan kede sampah. Bapak sering membantu istrinya Ibu Rusmini pada pagi hari mulai dari berbelanja ke pasar jam 03.30 WIB sampai jam 06.00 WIB. Akan tetapi menjadi tukang becak merupakan pekerjaan utama Bapak tersebut dan membantu istrinya adalah pekerjaan sampingannya. Bapak Zainuddin memiliki 4 orang anak, anak – anak dari Bapak ini masih duduk di bangku SD, 2 orang SMP dan 1 orang dibangku SMA. Sama seperti anak – anak yang lain, anak Bapak Zainuddin merupakan anak yang berprestasi di sekolahnya dan mendapat penghargaan serta lulus sebagai mahasiswa bidik misi perguruan tinggi negeri di Medan. Bapak Zainuddin sangat mengutamakan kebutuhan pendidikan anaknya, karena Bapak Zainuddin menginginkan anaknya jauh lebih baik dari dia. 7. Nama : Haryudian Maulana Umur : 34 Tahun Jenis kelamin : Laki – Laki Alamat : Jalan Swadaya No. 3 Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 4 1 Istri dan 3 Anak Pendidikan Terakhir : SMA Bapak Haryudian Maulana 34 beragama Islam adalah seorang masyarakat Desa Sigara Gara yang melakukan peralihan mata pencaharian dari buruh pabrik ke tukang becak. Bapak Haryudian dulunya bekerja di salah satu pabrik yang berada di Desa Sigara gara. Bapak Haryudian bekrja sebagai buruh pabrik selama 4 tahun dan penghasilan Rp 1.700.000 per bulan dengan jam kerja kurang lebih 8 jam per hari. Alasan Bapak Haryudian melakukan peralihan pekerjaan sebagai tukang becak karena penghasilan yang kurang mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga dan jam kerja yang sangat padat. Karena alasan tersebut Bapak Haryudian melakukan peralihan profesi sebagi tukang becak dan sudah melakukan profesi ini selama 6 tahun. Penghasilan setiap bulannya sekitar Rp 5.100.000 dengan jam kerja yang tidak terlalu padat seperti buruh pabrik. Bapak Haryudian adalah seorang pemilik becak yang sebagai pemilik sarana transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat dan antar jemput anak sekolah di Desa Sigara Gara. Bapak Haryudian ini hanya memiliki satu unit becak yang sudah di modifikasi, agar bisa mengangkut anak sekolah yang lebih banyak. Meskipun umur Bapak Haryudian tidak terlalu tua, bapak tersebut tidak tertarik untuk memiliki kerja sampingan, karena pekerjaan menjadi tukang becak sudah mencukupi kebutuhan seperti makan sehari – hari, biaya sekolah, dan lain – lain. Hal ini terbukti sampai saat ini Bapak Haryudian masih tetap bekerja sebagai tukang becak yang sering di gunakan oleh masyarakat dan anak sekolah di Desa Sigata Gara. Bapak Haryudian memiliki 1 orang istri dan 3 orang anak. Istri Bapak Haryudian merupakan seorang Ibu Rumah Tangga yang mengurus anak dan suami. Sedangkan anak – anak dari Bapak Haryudian sudah duduk di bangku sekolah, 1 orang duduk di bangku SD, 1 orang duduk di bangku SMP dan yang paling kecil berumur 3 tahun. Maka dari itu sudah bisa di gambarkan kebutuhan ekonomi Bapak Zainuddin sangat banyak seperti keperluan sekolah anaknya. 8. Nama : Syahdan Ginting Umur : 46 Tahun Jenis kelamin : Laki – Laki Alamat : Jalan Cakra Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 6 1 Istri dan 5 Anak Pendidikan Terakhir : SMA Bapak Syahdan Ginting 46 beragama Islam adalah masyarakat Desa Sigara Gara yang melakukan peralihan profesi dari buruh pabrik menajdi tukang becak. Bapak Syahdan sudah 9 tahun menjadi tukang becak untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari. alasan utama Bapak Syahdan melakukan peralihan profesi ini yaitu karena penghasilan yang kurang dan tidak mencukupi. Dulunya Bapak Syahdan bekerja di salah satu pabrik yang ada di Desa Sigara gara. Bapak Syahdan bekerja di pabrik tersebut selama 5 tahun. Tetapi setelah memiliki anak kebutuhan ekonominya semakin bertambah. Penghasilan dari bekerja sebagai buruh pabrik sekitar Rp 1.700.000 per bulan dengan jam kerja kurang lebih 8 jam. Pada tahun 2006 Bapak Sayhdan melakukan peralihan profesi menjadi tukang becak. Bapak Syahdan memiliki jam kerja sebagai tukang becak tidak tentu seperti buruh pabrik. Melakukan profesi ini Bapak Syahdan bisa mengumpulkan uang upah antar jemput dan dari penumpang becak umum sekitar Rp 5.400.000 setiap bulannya. Jauh lebih banyak dari penghasilnnya selama bekerja sebagai buruh pabrik. Bapak Syahdan sampai saat ini masih menjadi tukang becak yang mengangkut penumpang yang merupakan masyarakat setempat dan antar jemput anak sekolah menggunakan jasanya. Bapak Syahdan Ginting mempunyai 1 orang istri dan 6 orang anak, istri Bapak Syahdan adalah Ibu Rumah Tangga sama dengan seperti yang lainnya yang mengurus suami dan ke 6 anak – anaknya yang masih sekolah. Anak – anak Bapak Syahdan yang masih duduk bangku SMP, 2 orang dibangku SMA, dan 3 orang anak masih kecil – kecil. Mengingat tanggungan yang banyak Bapak Syahdan tidak mau menyerah, maka Bapak ini memutuskan untuk berhenti bekerja sebagai buruh pabrik dan beralih menjadi tukang becak dan sampai sekarang Bapak Syahdan masih menggeluti pekerjaannya sebagai tukang becak. Hal ini membuktikan bahwa penghasilan tukang becak lebih menjanjikan bahwa penghasilannya lebih baik dari pekerjaan yang sebelumnya. 9. Nama : Muhammad Ali Saragih Umur : 37 Tahun Jenis kelamin : Laki – Laki Alamat : Jalan Amanah Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 5 1 Istri dan 4 Anak Pendidikan Terakhir : SMA Bapak Muhammad Ali Saragih 37 beragama Islam ini merupakan masyarakat Desa Sigara Gara yang juga sering di panggil Bapak Ali. Bapak Ali sudah menekuni pekerjaan sebagai tukang becak ini sudah cukup lama sekitar 9 tahun lamanya. Dulunya Bapak Ali ini bekerja di salah satu pabrik di Desa Sigara Gara, Bapak Ali bekerja di salah satu pabrik kertas yang ada di desa tersebut. selama bekerja 3 tahun Bapak Ali mendapatkan Gaji kurang lebih sebesar Rp 1.600.000 berbulannya dengan jam kerja selama 8 jam seriap hari. Alasan utama Bapak Ali melakukan alih profesi ini karena penghasilan dari buruh pabrik tidak mencukupi kebutuhan sehari – hari dan kebutuhan perlengkapan anaknya sekolah seperti alat tulis dan buku pelajaran disekolah. Maka dari itu Bapak Ali beralih profesi emnjadi tukang becak. Selama bekerja sebagai tukang becak kurang lebih selama 5 tahun dengan jam kerja yang tidak bisa ditentukan dan jauh lebih renggang dari profesi sebagai buruh pabrik. Bapak Ali setiap bulannya bisa mengumpulkan uang sekitar Rp 4.950.000 dari antar jemput anak sekolah dan penumpang umum setiap bulannya. Bapak Ali memiliki 1 orang istri dan 4 orang anak, istri Bapak Ali hanya seorang Ibu Rumah Tangga yang hanya dirumah mengurus anak dan membantu apa yang diperlukan suaminya. Dulu istri Bapak Ali merupakan salah satu pekerja buruh pabrik, tetapi semenjak menikah dengan Bapak Ali, istrinya tidak lagi bekerja dan hanya mngurus ke 4 orang anaknya. Bapak Ali memliliki 4 orang anak yang masih duduk di bangku SMP, 2 orang di bangku SMA dan 2 orang anak yang masih kecil yang berumur 2 dan 5 tahun. Maka dari itu kebutuhan ekonomi yang dibutuhkan sangat banyak mulai dari kebutuhan susu anak, keperluan sekolah, keperluan rumah tangga, kebutuhan dapur dan lain sebagainya. 10. Nama : Desi Astuti Umur : 28 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Jalan Mutiara Raya No. 6 Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 2 1 suami dan 2 anak Pendidikan Terakhir : SMA Ibu Desi 28 beragama Islam adalah salah satu masyarakat Desa Sigara Gara yang juga melakukan peralihan profesi dari buruh pabrik menjadi tukang becak. Dulunya Ibu Desi bekerja di pabrik plastik yang ada di Desa Sigara gara dengan jam kerja yang cukup melelahkan sekitar 8 jam per hari. penghasilan yang didapat sebagai buruh pabrik yaitu sekitar Rp 1.650.000. Tetapi sejak menikah Ibu Desi dan memiliki 2 orang anak penghasilan suaminya tidak bisa menutupi kebutuhan ekonominya. Maka dari itu Ibu Desi beralih kepekerjaan yang lain sebagai tukang becak. Ibu Desi memiliki becak yang sudah dimodifikasi seperti becak barang yang memiliki tempat duduk yang panjang. Ibu Desi hanya melayani antar jemput anak sekolah. Ibu Desi melakukan pekerjaan ini karena pendapatan menjadi buruh pabrik tidak menjanjikan dan tidak mencukupi kebutuhan sehari – hari. Maka dari Alasan itu Ibu Desi ini melakukan alih profesi. Adapun pekerjaan suami dari Ibu Desi adalah sebagai supir pribadi dari seorang perusahaan. Ibu Desi sudah menggeluti pekerjaan sebagai tukang becak ini selama 5 tahun dan memiliki jam kerja yang sangat singkat, karena hanya mengantar dan menjemput anak sekolah saja. Setiap bulannya Ibu Desi bisa mendapatkan gaji sekitar Rp 4.200.00 jauh lebih baik dari penghasilannya sebagai buruh pabrik. Ibu Desi adalah ibu rumah tangga yang menggeluti pekerjaan sampingannya sebagai tukang becak yang memliki becak yang sudah dimodifikasi untuk mengangkut anak sekolah. Ibu Desi ini memiliki 2 orang anak yang sudah duduk di bangku TK dan SD. Anak – anak Ibu Desi masih sangat membutuhkan maka kebutuhan ekonomi dan sosialnya harus tercukupi dan terpenuhi. Hal ini terbukti kalau pendapatan ekonomi menjadi tukang becak dapat menjanjikan dan mencukupi kehidupan sehari – hari, seperti biaya untuk sekolah anak. 11. Nama : Ratna Fitriyani Panjaitan Umur : 35 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Jalan Mutara I No. 34 Desa Sigara Gara Agama : Islam Jumlah tanggungan : 4 orang anak Pendidikan Terakhir : SMA Ibu Ratna Fitriyani 35 beragama Islam yang merupakan masyarakat yang sudah lama tinggal di Desa Sigara Gara. Ibu Ratna sebelumnya bekerja sebagai buruh pabrik kertas selama 4 tahun sebelum dia menikah. Penghasilannya selama bekerja sebagai buruh pabrik kurang lebih sekitar Rp 1.600.000 yang setiap harinya memiliki jam kerja sekita 8 jam. Karena kebutuhan ekonomi meningkat sejak Ibu Ratna menikah dan waktu bersama keluarga yang sedikit maka ibu dari 4 orang anak ini melakukan peralihan profesi menjadi tukang becak. Becak yang digunakan oleh Ibu Ratna tidak jauh berbeda dengan yang digunakan Ibu Desi. Ibu Desi sudah menggeluti pekerjaannya sebagai tukang becak sudah 6 tahun dengan penghasilan setiap bulannya sekitar Rp 3.750.000. Waktu kerja yang dimiliki Ibu Ratna sebagai tukang ebcak sangatlah renggang dibandingkan sewaktu dia menjadi buruh pabrik pada saat itu. Dan penghasilan yang didapat juga jauh lebih baik. Ibu Ratna mempunyai 4 orang anak yang sudah duduk di bangku SD, SMP, SMA, dan 1 anak lagi yang masih berumur 5 tahun.Dilihat dari ke 4 anaknya kebutuhan ekonimi yang dibutuhkan untuk keluarga sangatlah banyak. Apalagi keperluan untuk sekolah anak – anaknya. Ibu Ratna sama seperti orang tua yang lain, menginingkan anaknya sekolah sampai jenjang perguruan tinggi. Karena pendidikan seorang anak itu sangatlah penting untuk dikemudian hari. Maka alasan utama Ibu Ratna melakukan alih profesi ini adalah karena penghasilan dari burh pabrik sudah tidak mencukupi, dan Ibu ini melihat bahwa menjadi tukang becak dapat menjanjikan penghasilan yang lebih baik. Selain itu, suami Ibu Ratna bekerja sebagai tukang bengkel. Suami Ibu Ratna membuka usaha bengkel di pinggir jalan.

4.6. Peralihan Profesi Dari Buruh Pabrik Menjadi Tukang Becak