Tabel 1. Produksi Kacang Kedelai Menurut KabupatenKota 2002-2006 ton
KabupatenKota RegencyCity
2002 2003
2004 2005
2006 KabupatenRegency
1. N i a s 98
32 2. Mandailing Natal
173 2 045
2 149 2 232
198 3. Tapanuli Selatan
800 1 141
1 539 1 428
1 142 4. Tapanuli Tengah
195 201
12 43
218 5. Tapanuli Utara
11 24
1 1
6. Toba Samosir 47
22 7. Labuhan Batu
169 658
1 152 660
327 8. A s a h a n
465 179
228 634
291 9. Simalungun
500 1 670
60 31
38 10. D a i r i
11. K a r o 69
12. Deli Serdang 3 675
2 133 5 288
4 034 1 467
13. L a n g k a t 2 918
2 277 1 842
3 018 2 282
14. Nias Selatan 15. Humbang Hasundutan
2 1
16. Pakpak Bharat 17. Samosir
63 41
18. Serdang Bedagai 3 468
643 19. Batu Bara
20. Padang Lawas Utara 21. Padang Lawas
KotaCity 22. S i b o l g a
23. Tanjung Balai 24. Pematang Siantar
2 2
25. Tebing Tinggi 21
10 3
6 3
26. M e d a n 5
19 2
10 10
27. B i n j a i 172
11 14
142 296
28. Padangsidimpuan 12
17 22
17 JumlahTotal
10 197 10 466
12 333 15 793
7 042 Sumber:
BPS Sumatera Utara, 2009
Rendahnya produksi kedelai di dalam negeri juga ikut berdampak pada krisis kedelai saat ini. Persoalan yang sebenarnya bukan pada rendahnya ketersediaan kedelai didalam
negeri. Akar dari krisis kedelai di dalam negeri adalah buruknya kinerja produksi dan produktivitas kedelai di dalam negeri. Kinerja produksi kedelai yang buruk tersebut
dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi dan teknologi serta produktivitas kedelai yang
Universitas Sumatera Utara
buruk terlihat dari semakin sempitnya luas lahan kedelai dibandingkan jumlah permintaan kedelai yang semakin meningkat.
Selain itu, ada persepsi ditengah-tengah masyarakat yang beranggapan bahwa kedelai tidak cocok untuk ditanam didaerah tropika. Persepsi ini sebenarnya tidak salah, tetapi
saat ini telah banyak dilakukan uji varietas dan uji daya adaptasi beberapa varietas kedelai unggul sehingga varietas kedelai yang telah dilepas kepada petani sudah sesuai
dan cocok dengan lingkungan tumbuh yang ada didaerah tropika. Namun, pada prakteknya di lapangan masih terbentur oleh kendala teknis dan masalah faktor sosial
ekonomi, terutama dalam hal penerapan budidayanya. Hal inilah penyebab target produksi kedelai yang optimal tidak tercapai Adisarwanto, 2008.
Prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor cukup baik, mengingat ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang cocok, teknologi
yang telah dihasilkan, serta sumberdaya manusia yang cukup terampil dalam usahatani. Disamping itu, pasar komoditas kedelai masih terbuka lebar. Upaya untuk menekan laju
impor dapat ditempuh melalui strategi peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, peningkatan efisiensi produksi, penguatan kelembagaan petani, peningkatan kualitas
produk, peningkatan nilai tambah, perbaikan akses pasar, perbaikan sistem permodalan, pengembangan infrastruktur, serta pengaturan tataniaga dan insentif usaha.
Strategi pengembangan sistem produksi kedelai yang dapat ditempuh meliputi: 1 pemanfaatan VUB dan penerapan teknologi budidaya tepat guna, 2 pemanfaatan lahan
yang masih luas untuk perluasan areal tanam kedelai, baik sebagai tanaman utama maupun tanaman sela, 3 penyediaan kredit lunak yang mudah diakses petani, 4
Universitas Sumatera Utara
revitalisasi penyuluhan, 5 pemanfaatan tenaga yang terbatas untuk menekan kehilangan hasil dan, 6 penggunaan alsintan sederhana yang terjangkau sesuai dengan keterbatasan
modal.
Kebijakan pengembangan kedelai diarahkan kepada: 1 intensifikasi kedelai untuk meningkatkan produktivitas, 2 introduksi teknologi biaya rendah untuk menekan biaya
produksi, 3 pengembangan teknologi, 4 perluasan areal tanam untuk meningkatkan luas panen dan produksi kedelai, 5 peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga
penyuluh dalam identifikasi dan penanggulangan OPT Organisme Pengganggu Tanaman dan anomali iklim.
Program pengembangan sistem produksi meliputi: 1 penggunaan varietas unggul dan pemupukan berimbang yang dikemas dalam pengelolaan sumber daya dan tanaman
terpadu PTT, 2 pemanfaatan sumber-sumber pertumbuhan produksi, 3 budidaya kedelai hemat lahan, air, tenaga kerja, dan input kimiawi, 4 penyediaan kredit dan
pendampingan untuk penerapan teknologi PTT, 5 penanaman kedelai pada Musim Kering di lahan tidur, 6 pelatihan penyuluh dalam identifikasi dan penanggulangan
OPT Organisme Pengganggu Tanaman serta anomali iklim Departemen Pertanian, 2007.
Untuk mencukupi kebutuhan kedelai dengan sasaran menekan laju impor menjadi 40 pada tahun 2010 dan menuju swasembada pada tahun 2015 diperlukan upaya
peningkatan produksi kedelai dalam negeri rata-rata 9,72 per tahun, dan peningkatan areal tanam serta produktivitas kedelai diproyeksikan meningkat masing-masing 7,25
dan 2,25 per tahun. Dengan skenario ini, 60 kebutuhan kedelai tercukupi pada tahun
Universitas Sumatera Utara
2010 dan swasembada kedelai akan dicapai pada tahun 2015 Departemen Pertanian, 2007
Petani merupakan subjek utama yang menentukan kinerja produktivitas usaha tani yang
dikelolanya. Secara naluri petani menginginkan usaha taninya memberikan manfaat tertinggi dari sumber daya yang dikelola. Produktivitas sumber daya usaha tani
tergantung pada teknologi yang diterapkan. Oleh karena itu, kemampuan dan kemauan petani dalam menggunakan teknologi yang didorong oleh aspek sosial dan ekonomi
merupakan syarat mutlak tercapainya upaya pengembangan pertanian dalam rangka meningkatkan produktivitas di suatu daerah Yusdja, dkk, 2004.
Produksi kedelai dalam negeri terus menurun seiring dengan merosotnya areal tanam.
Untuk mencukupi permintaan kedelai dalam negeri yang terus meningkat, maka perlu dilakukan peningkatan produksi kedelai melalui perluasan areal tanam. Dilihat dari sisi
petani, merosotnya luas areal tanam kedelai menunjukkan kurangnya partisipasi petani untuk menanam kedelai karena dinilai tidak menguntungkan. Oleh karena itu, upaya
meningkatkan produktivitas kedelai berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi dan teknologi, untuk mendorong partisipasi petani menanam kedelai.
Mengacu pada hal tersebut maka harus ada peran antara petani dan penyuluh agar
terjadi suatu perubahan yang dalam hal ini peningkatan produktivitas. Konsumsi kedelai oleh masyarakat Indonesia dipastikan akan terus meningkat setiap tahunnya mengingat
beberapa pertimbangan seperti: bertambahnya populasi penduduk, peningkatan pendapatan per kapita, dan kesadaran masyarakat akan gizi makanan maka perlu
peningkatan produktivitas kedelai dengan melihat aspek sosial, ekonomi dan teknologi.
Universitas Sumatera Utara
Dalam era globalisasi saat ini, teknologi memegang posisi kunci menghasilkan produksi
kedelai yang optimal. Oleh karena itu, penguasaan teknologi produksi menjadi amat penting bagi petani dalam meningkatkan usahatani kedelainya. Sukses tidaknya
penerapan teknologi produksi kedelai bisa dilihat dari tingkat produktivitas yang dapat dicapai petani.
Sampai saat ini, tingkat adopsi atau penerapan paket teknologi produksi kedelai oleh
petani dinilai masih rendah dan senadainya sudah ada, petani tidak menerapkannya secara terpadu semua komponen teknologi yang dianjurkan, melainkan hanya satu atau
dua komponen yang dianggap paling penting saja. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan pendekatan kebijakan yang bersifat teknis maupun non teknis agar
penerapannya bisa meningkat sehingga dapat menekan besarnya kesenjangan hasil di tingkat petani. Besarnya senjang hasil tersebut sebenarnya lebih banyak disebabkan oleh
faktor biofisik lahan dan kondisi sosial ekonomi dalam proses alih teknologi Adisarwanto, 2008.
Tercapainya tingkat produksi kedelai merupakan hasil keterpaduan partisipasi petani
dalam penanaman, penerapan teknologi budidaya, kerja sama dalam kelompok yang ditunjang oleh kelancaran pelayanan dan penyuluhan. Pemerintah mengharapkan petani
melakukan intensifikasi dalam penanaman kedelai. Dalam upaya untuk mengurangi beban impor dan mengantipasi permintaan yang terus meningkat dimasa mendatang,
pemerintah telah mencanangkan untuk memperluas pengembangan kedelai dengan memanfaatkan lahan berpotensi yaitu lahan-lahan yang dapat ditanami kacang kedelai,
antara lain: lahan sawah irigasi teknis, ½ teknis, dann lahan sawah tadah hujan, lahan kering masam dan non masam, serta lahan pasang surut. Lahan sawah irigasi teknis
Universitas Sumatera Utara
memiliki potensi produktivitas yang paling optimal karena tingkat kesuburan tanahnya relatif subur serta ketersediaan air irigasi yang cukup dengan pola tanam kedelai-padi-
padi. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor sosial ekonomi dan
teknologi apa saja yang mempengaruhi produktivitas kacang kedelai di Kabupaten Deli Serdang Kecamatan Beringin.
1.2 Identifikasi Masalah