3. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2006 sampai dengan tahun
2008.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah : 1.
Untuk mempelajari pengaruh faktor internal perusahaan terhadap audit delay.
2. Untuk mempelajari pengaruh faktor eksternal perusahaan terhadap audit
delay. 3.
Untuk mempelajari pengaruh faktor internal dan eksternal perusahaan terhadap
audit delay.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis
khususnya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap audit delay.
2. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan
audit delay.
3. Bagi Manajer, memicu manajer untuk lebih meningkatkan ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan karena perusahaan publik cenderung
lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah
pengetahuan dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai audit delay dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Auditing
Menurut Arens dan Beasley 2003 : 11 “ Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the
degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person “. Auditing
merupakan pengumpulan serta pengevaluasian bukti – bukti atas suatu informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi
tersebut dengan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan.
2. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti keuangan, sumber daya manusia, teknologi, dan lain – lain.
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh
keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Teknologi adalah pengetahuan,
peralatan, dan teknik yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Keuangan sebagai faktor internal perusahaan memberikan analisis
terhadap kinerja perusahaan baik untuk saat sekarang dan di masa depan.
Penulis memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor internal perusahaan yaitu :
a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka akan melaporkan
semakin cepat karena perusahaan memiliki lebih banyak sumber informasi. Menurut Courtis di New Zealand 1976, penelitian Gilling 1977, penelitian
Davies dan Whitterd di Australia 1980, dan lain sebagainya dalam Deart, 2007 menunjukkan bahwa audit delay memiliki hubungan negatif dengan
ukuran perusahaan yang menggunakan proksi total aktiva. Artinya bahwa semakin besar aset perusahaan maka semakin pendek audit delay.
Penyebabnya adalah pertama, perusahaan - perusahaan go public atau perusahaan besar mempunyai sistem pengendalian internal yang baik sehingga
dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan
laporan keuangan. Lemahnya pengendalian internal klien memberikan dampak audit delay yang semakin panjang karena auditor membutuhkan sejumlah
waktu untuk mencari evidential matter yang lebih lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya. Kedua, perusahaan-perusahaan besar mempunyai
sumber daya keuangan untuk membayar audit fee yang lebih besar guna mendapatkan pelayanan audit yang lebih cepat. Ketiga, perusahaan-perusahaan
besar cenderung mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk
mempublikasikan laporan audit dan laporan keuangan auditan lebih tepat waktu Ahmad dan Kamarudin, 2002 dalam Yuliana dan Ardiati, 2004.
Wirakusuma 2004 mengutip pernyataan Dyer dan Hugh 1975 yang menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar, memiliki dorongan untuk
mengurangi masalah audit delay dan penundaan laporan keuangan. Ini disebabkan karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para
investor, asosiasi perdagangan, dan oleh agen regulator. Disamping itu perusahaan besar menghadapi tekanan yang kuat untuk menyampaikan laporan
keuangan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil Deart, 2007 . Ukuran perusahaan akan diproksikan dengan total assets turnover
ratio, dimana total assets turnover ratio menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume
penjualan tertentu. Semakin tinggi total assets turnover ratio berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan.
Total assets turnover ratio ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena
hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. Perputaran penjualan yang tinggi akan mencerminkan kinerja
perusahaan secara finansial. b.
Debt to Equity Ratio Hasil penelitian Carslaw dan Kaplan 1991, Naim 1999, Hossain
dan Taylor 1998 dalam Wiwik Utami 2006 menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian
Ahmad dan Kamarudin 2001 di Malaysia menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Debt to equity ratio menggambarkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Semakin besarnya hutang jangka panjang
suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan cenderung mendapat tekanan untuk menyediakan laporan keuangan auditannya secepatnya bagi pihak
kreditur. Dilain pihak ada juga kemungkinan perusahaan dengan debt to equity ratio yang tinggi ingin mengurangi tingkat resiko dengan memundurkan
publikasi laporan keuangan dan mengulur pekerjaan audit selama mungkin. Porsi debt to equity ratio yang tinggi merupakan sinyal perusahaan
berada dalam kesulitan keuangan. Debt to equity ratio yang buruk merupakan bad news bagi perusahaan sehingga perusahaan cenderung memoles terlebih
dahulu sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan debt to equity ratio yang tinggi akan cenderung memiliki rentang waktu yang lebih lama
Made Gede Wirakusuma, 2004. Debt to equity ratio mempunyai hubungan yang positif dengan audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin
kecil debt to equity ratio maka semakin baik bagi perusahaan karena dengan debt to equity ratio yang kecil maka audit atas laporan keuangan menjadi lebih
cepat sehingga tidak mengalami audit delay dan lebih cepat menyediakan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada kreditor Supriyati dan
Yuliasri, 2005
Rasio hutang terhadap ekuitas dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Rasio hutang terhadap ekuitas yang
tinggi mencerminkan tingginya resiko keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan tersebut merupakan berita buruk yang
akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen juga cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi
berita buruk. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian pelaporan keuangannya, karena
waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah- rendahnya.
3. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti pasar, kondisi ekonomi makro,sosial, politik, dan lain – lain.
Keadaan ekonomi makro suatu negara akan mempengauhi sebagian organisasi yang beroperasi di dalamnya. Pada suatu periode tertentu, faktor
politik juga ikut menentukan operasi perusahaan. Demikian juga dengan faktor sosial turut juga mempengaruhi cara perusahaan menjalankan usahanya.
Penulis memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor eksternal perusahaan yaitu :
a. Opini Audit
Hasil penelitian Ashton, Willingham dan Elliott 1987, Carslaw dan Kaplan 1991 dalam Wiwik Utami 2006 , serta Ahmad dan Kamarudin
2001 membuktikan bahwa audit delay akan lebih panjang jika perusahaan
menerima pendapat qualified atau selain pendapat unqualified. Fenomena ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan
negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Untuk kondisi Indonesia,
Na’im 1999 dalam Wiwik Utami 2006 menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan jenis opini akuntan publik terhadap ketidaktepatan
pelaporan keuangan. Hasil penelitian Halim 2000 pada pengujian univariate dan multivariate juga menunjukkan bahwa pendapat yang diberikan Akuntan
Publik tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan
pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia Mulyadi, 2002 : 73 . Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan
keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Jenis pendapat auditor yang diberikan auditor tergantung dari hasil audit yang
dilakukannya dan terdapat 4 jenis laporan audit dan kesimpulan atau pendapat auditor Arens dan Loebbecke, 2003, yaitu : 1 pendapat wajar tanpa
pengecualian unqualified, 2 pendapat wajar dengan pengecualian qualified, 3 pendapat tidak wajar adverse, 4 pernyataan tidak
memberikan pendapat disclaimer, dan 5 pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas unqualified opinion with explanatory paragraph .
b. Afiliasi KAP Kantor Akuntan Publik
Hasil penelitian Ashton, Willingham, dan Elliott 1987 dalam Wiwik Utami 2006 menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi
perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hasil yang sama juga ditemukan Ahmad dan Kamarudin 2001 yaitu bahwa audit delay pada KAP
Big Four akan lebih pendek dibandingkan dengan audit delay pada KAP kecil. Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang
besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu,
dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Hasil penelitian diatas berbeda dengan hasil
penelitian yang diperoleh Carslaw dan Kaplan 1991, Hossain dan Taylor 1998 yaitu bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ukuran KAP
dengan audit delay. Craswell et al. 1995 dalam Wiwik Utami 2006 menyatakan
bahwa klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar dan yang memiliki afiliasi dengan KAP internasional yang memiliki
kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional,
serta adanya peer review. Auditor yang memiliki reputasi dan nama besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik.
4. Audit Delay
Menurut Raja Ahmad dan Kamarudin 2000 , audit delay adalah jumlah hari antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan audit. Sedangkan
menurut Rachmawati 2005 , audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan diukur berdasarkan lamanya hari
yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahun perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku
perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
Lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit
disebut audit report lag atau audit delay. Menurut Dyer McHugh 1975 : 206 dalam Wiwik Utami 2006 , “Auditors’ report lag is the open interval
of number of days from the year end to the date recorded as the opinion signature date in the auditors’ report”.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian – penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan dengan audit delay menunjukkan hasil yang berbeda. Rincian
mengenai penelitian–penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Judul Variabel
Hasil penelitian
1. Raja Ahmad
dan Kamarudin
Audit Delay and the
Timeliness of Corporate
Reporting : Malaysian
Evidence Variabel yang diuji: total
asset, jenis perusahaan, ukuran KAP, loss,
extraordinary item,dan opini audit
Variabel total asset, jenis perusahaan, dan
ukuran KAP berpengaruh negatif
terhadap audit delay. Sedangkan variabel loss,
extraordinary item dan opini audit berpengaruh
positif terhadap audit delay.
2. Jeane Deart
M.P dan Rustiana
Beberapa Faktor Yang
Berdampak Pada
Perbedaan Audit Delay
Studi Emp iris Pada Per
usahaan - Per usahaan
Keuangan yang
Terdaftar di BEJ
Variabel yang digunakan : debt to total assets,
labarugi, total revenue, dan ukuran KAP.
Total revenue, dan rugi berpengaruh terhadap
audit delay. Sedangkan variabel debt to total
assets dan ukuran KAP tidak berpengaruh.
3. Wiwik Utami
Analisis Determinan
Audit Delay : Kajian
Empiris di Bursa Efek
Jakarta Variabel yang digunakan :
Ukuran perusahaan, jenis industri, lamanya perusahaan
menjadi klien sebuah kantor akuntan publik, jenis opini
yang diberikan oleh Akuntan Publik, labarugi, rasio
hutang terhadap ekuitas,dan Reputasi Auditor.
Secara simultan jenis opini auditor, labarugi,
lamanya emiten menjadi klien KAP, ukuran
perusahaan, reputasi auditor, rasio hutang
terhadap ekuitas dan jenis industry
berpengaruh terhadap audit delay.
Sumber : Penulis, 2010
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1.