Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

S K R I P S I

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN

PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

O L E H :

NAMA : WIDYA SANI STEPHANI

NIM : 060503037

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : ”Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan

Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 12 Mei 2010

Yang membuat pernyataan,

Widya Sani Stephani


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hikmat dan kemudahannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Property dan

Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, bantuan, dukungan serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan, terutama :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak. selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak selaku Dosen Pembimbing.

Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong,MSi,Ak selaku Dosen Pembanding/

Penguji I dan Bapak Drs. Syahelmi,MSi, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II. Terima kasih atas saran dan masukan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Secara khusus penulis persembahkan kepada kedua orang tua yang sangat penulis sayangi, Bapak Willem dan Ibu Lily Surya. Terimakasih buat semua kasih sayang, doa, pengorbanan, didikan, dukungan dan semangat yang sangat berarti. Semoga, saya bisa memberikan yang terbaik untuk Ayah dan Ibu tercinta.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam penulisan ke depan. Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 10 Maret 2010

Penulis,

Widya Sani Stephani


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dari pengaruh

total assets turnover ratio, debt to equity ratio, opini audit, dan afiliasi KAP terhadap Audit Delay (AUDEL)pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2006 hingga tahun 2008.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 16 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Afiliasi KAP berpengaruh positif terhadap audit delay, sedangkan Total Assets Turnover Ratio (TATO), Debt to Equity Ratio, dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Tetapi secara simultan, TATO, DER, opini audit dan afiliasi KAP berpengaruh positif terhadap audit delay.

Kata kunci : Audit Delay (AUDEL), Total Assets Turnover Ratio (TATO), opini audit, dan afiliasi KAP.


(6)

ABSTRACT

The purposes of this research is to find out empirical evidence of influence of total assets turnover ratio, debt to equity ratio, audit opinion, and the relation of public accountant’s firm toward Audit Delay (AUDEL) at property and real estate company listed on Indonesia Stock Exchange between 2006 to 2008.

Sampling method that used is purposive sampling and there are 16 companies that will be research objects . Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website www.idx.co.id. The research hypotheses are tested using multiregression.

The result of this research shows that partially, the relation of public accountant’s firm have positive influence toward audit delay, where as Total Assets Turnover ratio (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), and audit opinion have not influence toward audit delay. But simultaneously, TATO, DER, audit opinion, and the relation of public accountant’s firm have positive influence toward audit delay.

Keyword: Audit Delay (AUDEL), Total Assets Turnover Ratio (TATO), audit opinion, and the relation of public accountant’s firm.


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

Halaman

PERNYATAAN ... …....i

KATA PENGANTAR ………... ……ii

ABSTRAK ... …... iv

ABSTRACT ... …….v

DAFTAR ISI ... …...vi

DAFTAR TABEL ………..ix

DAFTAR GAMBAR ... ……..x

DAFTAR LAMPIRAN ... …… xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... …… 1

B. Perumusan Masalah ... ... 7

C. Batasan Penelitian ... ... 8

D. Tujuan Penelitian ... ... 8

E. Manfaat Penelitian ... ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... ... 10

1. Pengertian Auditing ... ... 10

2. Faktor Internal ... ... 10

a. Ukuran Perusahaan... .. ...11


(8)

3. Faktor Eksternal ... ...14

a. Opini Audit...15

b. Afiliasi KAP...16

4. Audit Delay ... ...17

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... ...18

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... ...19

1. Kerangka Konseptual ... ...19

2. Hipotesis Penelitian ... ...22

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... ...24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... ….…24

C. Jenis dan Sumber Data ... ...27

D. Teknik Pengumpulan Data ... ...28

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ...28

F. Metode Analisis Data ... ...36

F. Jadwal Penelitian ... ...43

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... ...44

B. Analisis Hasil Penelitian ... ...45

1. Analisis Statistik Deskriptif ... ...45

2. Uji Asumsi Klasik ... ...47


(9)

b. Uji Multikolonieritas ... ...50

c. Uji Autokorelasi ... ...53

d. Uji Heterokedastisitas ... …….53

3. Analisis Regresi ... …….56

a. Persamaan Regresi ... …….56

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi……...60

c. Pengujian Hipotesis Penelitian ... .…...62

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... .……66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... ... 69

B. Keterbatasan ... ...70

C. Saran ... ...70

DAFTAR PUSTAKA... ...72


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 18

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 25

Tabel 3.2 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 26

Tabel 3.3 Variabel Independen Penelitian ... 32

Tabel 3.4 Variabel Independen Penelitian... 34

Tabel 3.5 Variabel Dependen Penelitian... 36

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian... ... 43

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel-Variabel Penelitian ... 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas ... 47

Tabel 4.3 Coefficients untuk AD = f (TATO, DER, OA,KAP)...51

Tabel 4.4 Coefficients untuk AD = f(TATO, DER,OA, KAP) ... 52

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 53

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi ... 56

Tabel 4.7 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi... 60

Tabel 4.8 Hasil Uji t ... 62


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 21

Gambar 4.1 Histogram... 48

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 49


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran i Daftar Populasi dan Sampel ... 74 Lampiran ii Data TATO Perusahaan yang Diamati

Tahun 2006-2008 ... 75 Lampiran iii Data DER Perusahaan Yang Diamati

Tahun 2006-2008 ... 76 Lampiran iv Data Opini Audit Perusahaan yang

Diamati Tahun 2006-2008 ... 77 Lampiran v Data Afiliasi KAP Perusahaan yang Diamati

Tahun 2006-2008 ... 78 Lampiran vi Data Audit Delay Perusahaan yang diamati


(13)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris dari pengaruh

total assets turnover ratio, debt to equity ratio, opini audit, dan afiliasi KAP terhadap Audit Delay (AUDEL)pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2006 hingga tahun 2008.

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 16 perusahaan yang akan menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial Afiliasi KAP berpengaruh positif terhadap audit delay, sedangkan Total Assets Turnover Ratio (TATO), Debt to Equity Ratio, dan opini audit tidak berpengaruh terhadap audit delay. Tetapi secara simultan, TATO, DER, opini audit dan afiliasi KAP berpengaruh positif terhadap audit delay.

Kata kunci : Audit Delay (AUDEL), Total Assets Turnover Ratio (TATO), opini audit, dan afiliasi KAP.


(14)

ABSTRACT

The purposes of this research is to find out empirical evidence of influence of total assets turnover ratio, debt to equity ratio, audit opinion, and the relation of public accountant’s firm toward Audit Delay (AUDEL) at property and real estate company listed on Indonesia Stock Exchange between 2006 to 2008.

Sampling method that used is purposive sampling and there are 16 companies that will be research objects . Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website www.idx.co.id. The research hypotheses are tested using multiregression.

The result of this research shows that partially, the relation of public accountant’s firm have positive influence toward audit delay, where as Total Assets Turnover ratio (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), and audit opinion have not influence toward audit delay. But simultaneously, TATO, DER, audit opinion, and the relation of public accountant’s firm have positive influence toward audit delay.

Keyword: Audit Delay (AUDEL), Total Assets Turnover Ratio (TATO), audit opinion, and the relation of public accountant’s firm.


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dunia pasar modal mempunyai peranan tersendiri terhadap pembangunan di bidang ekonomi. Adapun peranan pasar modal yaitu menggerakkan dana untuk pembangunan, dimana pasar modal menjadi penghubung antara pemodal dengan perusahaan. Pasar modal juga memberikan kesempatan antara pihak yang memiliki kelebihan dana untuk mendapat tingkat likuiditas yang lebih tinggi dan pihak yang membutuhkan dana ( perusahaan ) untuk memperoleh dana yang dibutuhkan dalam berinvestasi.

Dalam beberapa tahun belakang, pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pasar modal yang semakin berkembang ditandai dengan berkembangnya perusahaan yang go public. Setiap perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik.

Pada Undang-undang ( UU ) No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal ( Simposium Nasional Akuntansi 11 di Pontianak ) dinyatakan secara jelas bahwa perusahaan yang go public wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan insidental lainnya kepada BAPEPAM ( Badan Pengawas Pasar Modal ). Pada tahun 1996, Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan


(16)

perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.

Namun, sejak tanggal 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : Kep-36/PM 2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat – lambatnya 90 hari setelah tanggal laporan keuangan. Apabila ketetapan ini dilanggar, maka BAPEPAM akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya. Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan.

Laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada pemilik saham dan juga bagi pengambilan keputusan. Hal ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan semakin meningkat. Laporan keuangan juga menyediakan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pemakainya. Keempat


(17)

karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.

Untuk mendapat informasi yang relevan tersebut terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah ketepatan waktu. Pada umumnya pihak yang membutuhkan laporan keuangan menginginkan ketepatan waktu pengungkapan laporan keuangan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan sangat diperlukan oleh para pemakai laporan keuangan karena memberikan informasi yang dibutuhkan pada saat yang tepat sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.

Proses dalam mencapai ketepatan waktu juga mempunyai kendala yaitu dalam penyajian laporan auditor independen yang semakin tidak mudah mengingat tentang adanya standar yang diatur oleh SPAP ( Standar Profesional Akuntan Publik ) tentang standar audit pekerjaan lapangan seperti perlu adanya pencatatan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern, pengumpulan bukti – bukti yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi. Terlebih lagi jika perusahaan yang diaudit adalah perusahaan besar yang membutuhkan lebih banyak sampel. Audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu yang lebih lama. Lamanya waktu penyelesaian audit dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan dan mempengaruhi manfaat informasi laporan keuangan.

Perbedaan ( rentang ) waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya


(18)

waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit dinamakan audit delay. Semakin panjang audit delay, semakin lama auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Audit delay

dipengaruhi oleh baik faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti keuangan, sumber daya manusia, teknologi, dan lain – lain. Penulis memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor internal perusahaan yaitu : ukuran perusahaan dan debt to equity ratio. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah. Sedangkan debt to equity ratio

menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan. Semakin tinggi debt to equity ratio, maka semakin besar perusahaan menggunakan modal dari kreditor. Oleh karena itu, perusahaan dengan hutang yang besar cenderung mendesak auditor untuk memulai dan menyelesaikan audit lebih cepat dibandingkan perusahaan dengan jumlah hutang yang kecil.

Sedangkan faktor eksternal perusahaan adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti pasar, kondisi ekonomi makro, sosial, politik, dan lain – lain. Penulis memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor eksternal perusahaan yaitu : opini audit dan afiliasi kantor akuntan publik ( KAP ).


(19)

Berdasarkan penelitian Raja Ahmad Kamarudin ( 2000 ), audit delay semakin lama jika perusahaan memperoleh pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Audit delay semakin panjang jika perusahaan memperoleh

pendapat selain wajar tanpa pengecualian. Pada umumnya, KAP besar ( bekerja sama dengan KAP internasional ) mempunyai lebih banyak sumber

daya sehingga tugas audit dapat diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat bila dibandingkan dengan KAP kecil. Dengan demikian, terdapat hubungan yang positif antara ukuran perusahaan, debt to equity ratio, opini audit, dan ukuran KAP terhadap audit delay. Penelitian – penelitian terdahulu menguji pengaruh bermacam – macam variabel seperti jenis industri, tingkat profitabilitas, serta solvabilitas, dimana hasil penelitian yang diperoleh tetap konsisten antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Pada penelitian ini, penulis memilih variabel total assetsturnover ratio sebagai proksi ukuran perusahaankarena variabel ini jarang digunakan dalam penelitian sebelumnya, sedangkan pada penelitian sebelumnya terdapat perbedaan hasil penelitian dengan menggunakan variabel debt to equity ratio, opini audit, dan afiliasi KAP sehingga peneliti memilih ketiga variabel ini untuk diteliti kembali.

Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal karena di dalam laporan keuangan terdapat informasi laba yang dihasilkan perusahaan, yang dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki investor. Oleh karena pentingnya publikasi laporan keuangan yang telah diaudit sebagai informasi yang sangat bermanfaat bagi para pelaku bisnis di pasar modal dan


(20)

rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan yang turut mempengaruhi manfaat informasi keuangan yang telah diaudit dan faktor – faktor yang mempengaruhi audit delay serta adanya perbedaan hasil – hasil penelitian sebelumnya terhadap audit delay menjadi informasi yang menarik untuk diteliti lebih lanjut.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang nantinya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “ PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA “ Penulis memilih untuk meneliti perusahaan property dan real estate karena sektor ini merupakan kebutuhan primer dan sektor ini terus berkembang sampai pada saat ini. Sektor ini diperkirakan akan mampu bertahan pada tahun – tahun mendatang.

B. Perumusan Masalah

Adanya ketidakkonsistenan pada hasil temuan penelitian sebelumnya mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, memerlukan adanya penelitian yang melakukan kajian kembali terhadap faktor – faktor tersebut. Pada penelitian ini, penulis menggunakan perusahaan property dan real estate sebagai objek penelitian. Penulis juga menggunakan total assets turnover ratio sebagai proksi ukuran perusahaan yang jarang digunakan pada penelitian sebelumnya.


(21)

Ketidakkonsistenan tersebut secara umum terjadi pada baik faktor internal maupun faktor eksternal. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan masalah yaitu :

1. Apakah faktor internal perusahaan mempunyai pengaruh terhadap audit delay?

2. Apakah faktor eksternal perusahaan mempunyai pengaruh terhadap audit

delay ?

3. Apakah faktor internal dan eksternal perusahaan mempunyai pengaruh

terhadap audit delay ?

C. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang sesuai dengan tujuan yang akan ditetapkan maka dilakukan pembatasan terhadap ruang lingkup penelitian. Pembatasan tersebut meliputi:

1. Faktor-faktor yang diteliti yang diperkirakan mempengaruhi audit delay

adalah ukuran perusahaan, debt to equity ratio, opini audit, dan afiliasi

KAP (Kantor Akuntan Publik).

2. Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) tahun 2006 sampai dengan tahun


(22)

3. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah : 1. Untuk mempelajari pengaruh faktor internal perusahaan terhadap audit

delay.

2. Untuk mempelajari pengaruh faktor eksternal perusahaan terhadap audit

delay.

3. Untuk mempelajari pengaruh faktor internal dan eksternal perusahaan

terhadap audit delay.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap

audit delay.

2. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan


(23)

3. Bagi Manajer, memicu manajer untuk lebih meningkatkan ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan karena perusahaan publik cenderung lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Auditing

Menurut Arens dan Beasley ( 2003 : 11 ) “ Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the

degree of correspondence between the information and established criteria.

Auditing should be done by a competent, independent person “. Auditing merupakan pengumpulan serta pengevaluasian bukti – bukti atas suatu informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari informasi tersebut dengan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan.

2. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti keuangan, sumber daya manusia, teknologi, dan lain – lain.

Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Teknologi adalah pengetahuan, peralatan, dan teknik yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa. Keuangan sebagai faktor internal perusahaan memberikan analisis terhadap kinerja perusahaan baik untuk saat sekarang dan di masa depan.


(25)

Penulis memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor internal perusahaan yaitu :

a. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka akan melaporkan semakin cepat karena perusahaan memiliki lebih banyak sumber informasi. Menurut Courtis di New Zealand (1976), penelitian Gilling (1977), penelitian Davies dan Whitterd di Australia (1980), dan lain sebagainya (dalam Deart, 2007 ) menunjukkan bahwa audit delay memiliki hubungan negatif dengan ukuran perusahaan yang menggunakan proksi total aktiva. Artinya bahwa semakin besar aset perusahaan maka semakin pendek audit delay. Penyebabnya adalah pertama, perusahaan - perusahaan go public atau perusahaan besar mempunyai sistem pengendalian internal yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyajian laporan keuangan perusahaan sehingga memudahkan auditor dalam melakukan pengauditan laporan keuangan. Lemahnya pengendalian internal klien memberikan dampak

audit delay yang semakin panjang karena auditor membutuhkan sejumlah waktu untuk mencari evidential matter yang lebih lengkap dan kompleks untuk mendukung opininya. Kedua, perusahaan-perusahaan besar mempunyai sumber daya keuangan untuk membayar audit fee yang lebih besar guna mendapatkan pelayanan audit yang lebih cepat. Ketiga, perusahaan-perusahaan besar cenderung mendapat tekanan dari pihak eksternal yang tinggi terhadap kinerja keuangan perusahaan, sehingga manajemen akan berusaha untuk


(26)

mempublikasikan laporan audit dan laporan keuangan auditan lebih tepat waktu (Ahmad dan Kamarudin, 2002 dalam Yuliana dan Ardiati, 2004). Wirakusuma (2004) mengutip pernyataan Dyer dan Hugh (1975) yang menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar, memiliki dorongan untuk mengurangi masalah audit delay dan penundaan laporan keuangan. Ini disebabkan karena perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh para investor, asosiasi perdagangan, dan oleh agen regulator. Disamping itu perusahaan besar menghadapi tekanan yang kuat untuk menyampaikan laporan keuangan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil ( Deart, 2007 ).

Ukuran perusahaan akan diproksikan dengan total assets turnover ratio, dimana total assets turnover ratio menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan di dalam menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin tinggi total assets turnover ratio berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Total assets turnover ratio ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. Perputaran penjualan yang tinggi akan mencerminkan kinerja perusahaan secara finansial.

b. Debt to Equity Ratio

Hasil penelitian Carslaw dan Kaplan (1991), Naim (1999), Hossain dan Taylor (1998) dalam Wiwik Utami ( 2006 ) menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikanterhadap audit delay. Hasilpenelitian


(27)

Ahmad dan Kamarudin (2001) di Malaysia menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Debt to equity ratio menggambarkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Semakin besarnya hutang jangka panjang suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan cenderung mendapat tekanan untuk menyediakan laporan keuangan auditannya secepatnya bagi pihak kreditur. Dilain pihak ada juga kemungkinan perusahaan dengan debt to equity ratio yang tinggi ingin mengurangi tingkat resiko dengan memundurkan publikasi laporan keuangan dan mengulur pekerjaan audit selama mungkin.

Porsi debt to equity ratio yang tinggi merupakan sinyal perusahaan berada dalam kesulitan keuangan. Debt to equity ratio yang buruk merupakan

bad news bagi perusahaan sehingga perusahaan cenderung memoles terlebih dahulu sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan debt to equity ratio yang tinggi akan cenderung memiliki rentang waktu yang lebih lama (Made Gede Wirakusuma, 2004). Debt to equity ratio mempunyai hubungan yang positif dengan audit delay. Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin kecil debt to equity ratio maka semakin baik bagi perusahaan karena dengan

debt to equity ratio yang kecil maka audit atas laporan keuangan menjadi lebih cepat sehingga tidak mengalami audit delay dan lebih cepat menyediakan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada kreditor ( Supriyati dan Yuliasri, 2005 )


(28)

Rasio hutang terhadap ekuitas dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi mencerminkan tingginya resiko keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan tersebut merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen juga cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian pelaporan keuangannya, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-rendahnya.

3. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti pasar, kondisi ekonomi makro,sosial, politik, dan lain – lain.

Keadaan ekonomi makro suatu negara akan mempengauhi sebagian organisasi yang beroperasi di dalamnya. Pada suatu periode tertentu, faktor politik juga ikut menentukan operasi perusahaan. Demikian juga dengan faktor sosial turut juga mempengaruhi cara perusahaan menjalankan usahanya. Penulis memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor eksternal perusahaan yaitu :

a. Opini Audit

Hasil penelitian Ashton, Willingham dan Elliott (1987), Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Wiwik Utami ( 2006 ), serta Ahmad dan Kamarudin (2001) membuktikan bahwa audit delay akan lebih panjang jika perusahaan


(29)

menerima pendapat qualified atau selain pendapat unqualified. Fenomena ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Untuk kondisi Indonesia, Na’im (1999) dalam Wiwik Utami ( 2006 ) menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan jenis opini akuntan publik terhadap ketidaktepatan pelaporan keuangan. Hasil penelitian Halim (2000) pada pengujian univariate

dan multivariate juga menunjukkan bahwa pendapat yang diberikan Akuntan Publik tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay.

Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia ( Mulyadi, 2002 : 73 ). Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Jenis pendapat auditor yang diberikan auditor tergantung dari hasil audit yang dilakukannya dan terdapat 4 jenis laporan audit dan kesimpulan atau pendapat auditor (Arens dan Loebbecke, 2003), yaitu : (1) pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified), (2) pendapat wajar dengan pengecualian

(qualified), (3) pendapat tidak wajar (adverse), (4) pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer), dan (5) pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas ( unqualified opinion with explanatory paragraph ).


(30)

b. Afiliasi KAP ( Kantor Akuntan Publik )

Hasil penelitian Ashton, Willingham, dan Elliott (1987) dalam Wiwik Utami ( 2006 ) menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hasil yang sama juga ditemukan Ahmad dan Kamarudin (2001) yaitu bahwa audit delay pada KAP Big Four akan lebih pendek dibandingkan dengan audit delay pada KAP kecil. Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Hasil penelitian diatas berbeda dengan hasil penelitian yang diperoleh Carslaw dan Kaplan (1991), Hossain dan Taylor (1998) yaitu bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ukuran KAP dengan audit delay.

Craswell et al. (1995) dalam Wiwik Utami (2006) menyatakan bahwa klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar dan yang memiliki afiliasi dengan KAP internasional yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya peer review. Auditor yang memiliki reputasi dan nama besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik.


(31)

4. Audit Delay

Menurut Raja Ahmad dan Kamarudin ( 2000 ), audit delay adalah jumlah hari antara tanggal laporan keuangan dan tanggal laporan audit. Sedangkan menurut Rachmawati ( 2005 ), audit delay adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahun perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.

Lamanya waktu penyelesaian audit terhitung mulai dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit disebut audit report lag atau audit delay. Menurut Dyer & McHugh ( 1975 : 206 ) dalam Wiwik Utami ( 2006 ) , “Auditors’ report lag is the open interval of number of days from the year end to the date recorded as the opinion

signature date in the auditors’ report”.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian – penelitian terdahulu yang berhasil ditemukan peneliti berkaitan dengan audit delay menunjukkan hasil yang berbeda. Rincian mengenai penelitian–penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.


(32)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian

1. Raja Ahmad dan

Kamarudin

Audit Delay

and the

Timeliness of Corporate

Reporting : Malaysian

Evidence

Variabel yang diuji: total

asset, jenis perusahaan, ukuran KAP, loss, extraordinaryitem,dan opini audit

Variabel total asset, jenis perusahaan, dan

ukuran KAP berpengaruh negatif

terhadap audit delay.

Sedangkan variabel loss, extraordinary item dan opini audit berpengaruh positif terhadap audit delay.

2. Jeane Deart M.P dan Rustiana Beberapa Faktor Yang Berdampak Pada Perbedaan Audit Delay (Studi Emp iris Pada Per usahaan - Per usahaan

Keuangan yang

Terdaftar di BEJ)

Variabel yang digunakan :

debt to total assets,

laba/rugi, total revenue, dan ukuran KAP.

Total revenue, dan rugi berpengaruh terhadap

audit delay. Sedangkan variabel debt to total assets dan ukuran KAP tidak berpengaruh.

3. Wiwik Utami

Analisis Determinan

Audit Delay :

Kajian

Empiris di Bursa Efek Jakarta

Variabel yang digunakan : Ukuran perusahaan, jenis industri, lamanya perusahaan menjadi klien sebuah kantor akuntan publik, jenis opini yang diberikan oleh Akuntan Publik, laba/rugi, rasio hutang terhadap ekuitas,dan Reputasi Auditor.

Secara simultan jenis opini auditor, laba/rugi, lamanya emiten menjadi klien KAP, ukuran perusahaan, reputasi auditor, rasio hutang terhadap ekuitas dan

jenis industry berpengaruh terhadap

auditdelay.


(33)

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual

Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal dan keputusan ketua BAPEPAM No.80/PM/1996 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Peraturan tersebut sesuai dengan teori kepatuhan ( compliance theory ). Dalam Baron dan Bryne ( 1991 : 387 ) dinyatakan pengertian dari teori kepatuhan ( compliance theory ) sebagai berikut :

Obedience is a form of social influence in which one or more persons are ordered to do something, and they do it. It is in a sense, the most direct form of social influence. Several strategies can help reduce the occurrance of destructive obedience. These include reminding individuals that they share in the responsibility for any harm produced, reminding them that beyond some point obedience is inappropriate,calling into question the motives of authority figures.

Terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan hukum yaitu instrumental dan normatif. Perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan – tanggapan terhadap perubahan insentif dan penalti yang berhubungan dengan perilaku. Perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Teori kepatuhan telah diteliti dalam ilmu – ilmu sosial khususnya di bidang psikologi dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Seorang individu


(34)

cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma – norma internal mereka (Simbolon, 2009). Berdasarkan teori tersebut, kerangka konseptual penelitian ini disajikan sebagai berikut :

H1

H3

H2 Faktor Internal :

Ukuran perusahaan ( X1 )

Debt to equity ratio ( X2 )

Audit Delay

( Y )

Ukuran KAP ( X4 ) Opini Audit ( X3 ) Faktor Eksternal :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


(35)

Variabel total assets turnover ratio digunakan untuk mengukur efisiensi pemakaian aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan total aktiva.

Debt to equity ratio menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Opini audit yang diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberikan kesimpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya.

Pada umumnya, kantor akuntan publik ( KAP ) yang bekerja sama dengan KAP Internasional memiliki insentif yang kuat untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat sehingga dapat mempertahankan reputasi mereka. Jika tidak, mereka dapat kehilangan penugasan kembali sebagai auditor klien di tahun mendatang.

2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian menurut Erlina ( 2007 : 41 ), menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.

Dalam penelitian ini, faktor internal perusahaan terdiri dari ukuran perusahaan dan debt to equity ratio, sedangkan faktor eksternal terdiri dari opini audit dan afiliasi KAP. Boynton dan Kell (1996:152) ( dalam Utami,


(36)

2006 ) berpendapat bahwa, “Audit delay akan semakin lama apabila ukuran perusahaan yang akan di audit semakin besar”. Ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan. Menurut Yuliana, 2004 ( dalam Setiawan, 2009) , porsi

debt to equity ratio yang merupakan sinyal perusahaan berada dalam kesulitan keuangan. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mengandung tingkat resiko tinggi sehingga meningkatkan kewaspadaan auditor, bahwa laporan keuangan kurang dapat dipercaya maka perlu diaudit dengan lebih seksama sehingga dimungkinkan menambah panjang proses. Penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) yang mengkonfirmasi penelitian Whitred (1980 dalam Lawrene dan Bryan, 1998 dalam Deart, 2007 ) menemukan adanya hubungan positif antara opini audit dengan audit delay. Pada perusahaan yang menerima jenis pendapat qualified opinion akan menunjukkan audit delay

yang lebih panjang dibanding dengan perusahaan yang menerima pendapat

unqualified. KAP yang bekerja sama dengan KAP Internasional cenderung untuk menyelesaikan tugas audit lebih cepat daripada KAP yang tidak bekerja sama dengan KAP Internasional, sehingga dengan demikian hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

H1 : Faktor internal berpengaruh positif terhadap audit delay. H2 : Faktor eksternal berpengaruh positif terhadap audit delay.

H3 : Faktor internal dan eksternal berpengaruh positif terhadap audit delay.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain kausal. Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan – hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya ( Umar, 2008 : 35 ).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono ( 2006 : 72 )” Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan property dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, yaitu sebanyak 38 perusahaan, dimana seluruh populasi ini selanjutnya akan dipilih untuk dijadikan sampel.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut ( Sugiyono, 2005 : 73 ). Adapun sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti ( Sugiyono, 2005 : 78 ).

Adapun kriteria yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006


(38)

2. Perusahaan tersebut menerbitkan laporan keuangan pada tahun 2006 sampai tahun 2008.

3. Mempunyai laporan auditor independen yang dipublikasikan bersamaan dengan periode pengamatan dan opini yang diterima adalah unqualified opinion.

4. Laporan keuangan berakhir tanggal 31 Desember. Penyeragaman tanggal

laporan keuangan berguna untuk memperbaiki daya banding laporan keuangan sehingga angka – angka maupun rasio – rasio keuangan ynag digunakan dalam penelitian tidak mengandung bias.

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

No. Kriteria Jumlah Akumulasi

1. Total perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI antara tahun 2006 – 2008

38

2. 3.

Delisting selama periode pengamatan Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan antara 2006 – 2008

(3) (18)

35 17

4. Data tidak tersedia (1) 16

Jumlah sampel total selama periode penelitian (16 x 3 )


(39)

Berdasarkan kriteria di atas, dari 38 perusahaan yang listing di BEI, maka hanya sebanyak 16 perusahaan yang memenuhi kriteria. Berikut adalah daftar nama perusahaan yang akan diteliti :

Tabel 3.2

Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan

1. PT. Bintang Mitra Semestaraya Tbk 2. PT. Ciputra Development Tbk 3. PT. Duta Anggada Realty Tbk 4. PT. Duta Pertiwi Tbk

5. PT. Fortune Mate Indonesia Tbk

6. PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk 7. PT. Indonesia Prima Property Tbk

8. PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk 9. PT. Lamicitra Nusantara Tbk 10. PT. Lippo Cikarang Tbk 11. PT. Lippo Karawaci Tbk 12. PT. Pakuwon Jati Tbk

13. PT. Panca Wiratama Sakti Tbk 14. PT. Sentul City Tbk

15. PT. Summarecon Agung Tbk 16. PT. Suryamas Dutamakmur Tbk

C. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara ( diperoleh dan dicatat oleh pihak lain ). Data


(40)

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip ( data dokumenter ) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Jenis data yang digunakan adalah :

1. Laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaaan yang merupakan sampel penelitian,

2. Laporan auditor dari setiap perusahaan yang menjadi sampel penelitian,

3. Informasi – informasi keuangan lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, yang merupakan data tentang rasio – rasio keuangan dan opini audit yang diamati.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data sekunder, berupa laporan keuangan yang telah dipublikasikan dan diaudit, catatan – catatan, maupun informasi lain yang berhubungan dan mendukung penelitian ini dapat diperoleh melalui internet dengan cara mendownload


(41)

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan adalah :

1. Variabel independen ( bebas )

Variabel independen ( bebas ) yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain ( Umar, 2003 : 50 ). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada penelitian – penelitian sebelumnya dan sebagai tambahan adalah variabel total assets turnover ratio yang belum pernah digunakan pada penelitian sebelumnya. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti keuangan, sumber daya manusia, teknologi, dan lain – lain. Peneliti memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor internal perusahaan yaitu :

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan diproksikan dengan Total Assets Turnover Ratio. Total Assets Turnover Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Variabel ini digunakan untuk mengukur efisiensi pemakaian aktiva perusahaan untuk


(42)

menghasilkan penjualan. Peneliti menggunakan variabel total assets turnover ratio karena kinerja keuangan perusahaan property dan real estate dapat dinilai berdasarkan efisiensi penggunaan aktiva perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan. Variabel ini belum pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya. Rumus untuk mencari total assets turnover ratio adalah :

2. Debt To Equity Ratio

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam ( kreditor ) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.

Debt to equity ratio menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Bagi bank ( kreditor ), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasioyang rendah,


(43)

semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan.

Debt to equity ratio untuk setiap perusahaan tentu berbeda – beda, tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih tinggi dari rasio kas yang kurang stabil.

Rasio hutang terhadap ekuitas dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi mencerminkan tingginya resiko keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan tersebut merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen juga cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian pelaporan keuangannya, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah-rendahnya.

Audit delay cenderung panjang bila perusahaan mengumumkan kerugian. Hal ini berkaitan dengan akibat atau reaksi yang dapat timbul oleh pasar sehubungan dengan pengumuman tersebut. Oleh sebab itu, akuntan publik cenderung berhati – hati dalam melakukan prosedur – prosedur audit


(44)

yang dapat memastikan nilai kerugian tersebut. Hal ini berarti memperpanjang

audit delay. Rumus untuk mencari debt to equity ratio adalah :

Peneliti memilih variabel DER ini karena terdapat perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti – peneliti sebelumnya. Hasil penelitian Carslaw dan Kaplan (1991), Naim (1999), menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian Ahmad dan Kamarudin (2001) di Malaysia menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat apakah terdapat pengaruh antara debt to equity ratio

dengan audit delay.

Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel independen yang diteliti.

Tabel 3.3

Variabel Independen Penelitian

Variabel Pengukuran Skala

Independen:

Total Assets Turnover Ratio Penjualan ( Sales ) Total Aktiva


(45)

Rasio hutang terhadap ekuitas ( DER )

Total hutang Total ekuitas

Rasio

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti pasar, kondisi ekonomi makro,sosial, politik, dan lain – lain. Peneliti memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor eksternal perusahaan yaitu :

1. Opini Audit

Opini audit yang diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Arens ( 2003 ) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor di dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya. Opini yang dapat diberikan atas asersi manajemen dari perusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi wajar tanpa pengecualian, wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, wajar dengan pengecualian, tidak memberikan pendapat, dan tidak wajar.

Peneliti memilih variabel opini audit ini karena terdapat perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti – peneliti sebelumnya terhadap variabel ini.


(46)

2. Afiliasi KAP ( Kantor Akuntan Publik )

Kantor Akuntan Publik ( KAP ) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang – undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Pada umumnya, kantor akuntan publik ( KAP ) besar, yaitu KAP yang bekerja sama dengan KAP Internasional, memiliki insentif yang kuat untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat sehingga dapat mempertahankan reputasi mereka. Jika tidak, mereka dapat kehilangan penugasan kembali sebagai auditor klien di tahun mendatang. Selain itu, KAP besar mempunyai lebih banyak sumber daya daripada KAP kecil, sehingga KAP besar dapat bekerja lebih efisien dan memiliki fleksibilitas tinggi penjadwalan untuk menyelesaikan audit tepat waktu dibandingkan KAP kecil. Menurut Arens and Loebbeck, Kantor Akuntan Publik ( KAP ) dikategorikan menjadi empat kategori yaitu :

a. Kantor akuntan publik internasional

b. Kantor akuntan publik nasional

c. Kantor akuntan publik lokal dan regional

d. Kantor akuntan publik lokal yang kecil.

Peneliti memilih variabel ukuran KAP karena terdapat perbedaan hasil penelitian pada penelitian – penelitian terdahulu.


(47)

Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel independen yang diteliti.

Tabel 3.4

Variabel Independen Penelitian

Variabel Pengukuran Skala

Opini audit Opini akuntan publik atas laporan keuangan

Skala Nominal Selain Unqualified = 1

Unqualified = 0

Ukuran KAP

KAP yang bekerja sama dengan KAP Internasional

Skala Nominal KAP yang bekerja sama

= 1

KAP yang tidak bekerja sama = 0

2. Variabel Dependen ( variabel terikat atau tidak bebas )

Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas ( Sugiyono, 2007 : 33 ). Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit Delay (AUDELAY) adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit (Lawrence dan Bryan, 1998, dalam Jeane, 2007 ).


(48)

Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel dependen yang diteliti.

Tabel 3.5

Variabel Dependen Penelitian

Variabel Pengukuran Skala Dependen

Audit delay

Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit

Rasio

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang dilakukan dengan analisi statistik dan menggunakan software SPSS 16.00. Dalam penggunaan model analisis regresi dalam pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi klasik atau tidak.

1. Pengujian Asumsi Klasik

Penggunaan analisis regresi dalm statistik harus bebas dari asumsi – asumsi klasik seperti normalitas data, multikolinearitas, heterokedastisitas, dan asumsi – asumsi klasik lainnya. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut :


(49)

a. Uji Normalitas Data

Tujuan uji normalitas menurut Erlina ( 2008 : 102 ) adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji analisis statistik.

1. Analisis Grafik

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data ( titik ) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan kesimpulan sebagaimana dikemukakan Ghozali ( 2005 : 112 )

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Analisis Statistik

Untuk menentukan uji ini didasarkan kepada Kolmogorov – Smirnov

Goodness ofFit Test terhadap model yang diuji. Pedoman untuk pengambilan keputusannya didasarkan sebagaimana diungkapkan Ghozali ( 2005 : 114 ) “ Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi data


(50)

normal. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka distribusi data tidak normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Erlina ( 2009 : 105 ) “ multikolinearitas adalah situasi adanya korelasi variabel – variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya “. Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi dintara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi menurut Ghozali ( 2005 : 91 ) dapat dilihat dari :

1. Nilai tolerence dan lawannya. 2. Variance Inflation factor (VIF)

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai Tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi ( karena VIF = 1/ tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerence < 0,10 atau sama dengan VIF > 10.

Cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi jika terjadi multikolinearitas adalah dengan mengeluarkan salah satu variabel bebas yang


(51)

memiliki korelasi yang tinggi dari model regresi dan identifikasi variabel lainnya untuk membantu prediksi.

c. Uji Autokorelasi

Uji ini untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya

time series karena gangguan pada seorang individu/ kelompok cenderung mempengaruhi gangguan pada seorang individu/ kelompok yang sama pada periode berikutnya.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah dalam autokorelasi diantaranya adalah dengan uji Durbin Watson. Namun, secara umum dapat diambil dua patokan sebagai berikut :

1) Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

2) Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi

3) Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi.

d. Uji Heterokedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan


(52)

yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Untuk melihat ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar analisis menurut Ghozali ( 2005 : 105 ) :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik –titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar kemudian menyempit ), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda, menggunakan lebih dari satu variabel yang mempengaruhi variabel independen untuk menaksir variabel dependen agar taksiran menjadi lebih akurat.

Data dianalisis dengan model regresi berganda sebagai berikut : Y = a + b1X1 +b2X2 +b3X3 + b4X4 + e

Dimana :

Y = Audit delay

a = Konstanta

b1,b2,b3,b4 = Parameter koefisien regresi


(53)

X2 = Debt to equity ratio

X3 = Opini audit

X4 = Ukuran KAP

e = Pengganggu

Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan F-test dan t-test.

a. Uji Signifikan Parsial ( t-test )

Uji t – test digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t untuk mengetahui signifikansi koefisien regresi.

Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig-t dengan α = 0,05 :

- Jika Sig-t < 0,05 : koefisien regresi signifikan

- Jika Sig-t ≥ 0,05 : koefisien regresi tidak signifikan.

b. Uji Signifikan Simultan ( F-test )

Uji F digunakan untuk untuk menguji hubungan linear dari seluruh variabel bebas secara bersama – sama ( simultan ) terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model persamaan regresi, apakah terdapat hubungan signifikan antara X dan Y.

Kriteria keputusan diambil dengan membandingkan Sig-F dengan α = 0,05: - Jika Sig-F < 0,05 : model regresi signifikan


(54)

- Jika Sig-F ≥ 0,05 : model regresi tidak signifikan

G. Jadwal Penelitian

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian Tahapan

Penelitian

Nov’09 Des’09 Jan’09 Feb’10 Mar’10 Apr’10

Pemilihan judul

x x

Penyelesaian proposal

x x

Bimbingan Proposal

x x x x x

Seminar Proposal

x

Pengumpulan Data

x x

Pengolahan Data

x x x x

Penyampaian Hasil penelitian


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan software

SPSS versi 16. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Objek penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006 – 2008, dimana jumlah perusahaan property dan real estate tersebut adalah 38 perusahaan. Setelah data terkumpul, seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan penyeleksian tersebut, maka diperoleh 16 perusahaan yang dapat dijadikan sampel penelitian 3 tahun periode pengamatan. Dalam penelitian ini, jumlah perusahaan property dan


(56)

seluruhnya berjumlah 38 perusahaan. Selama periode pengamatan, terdapat 3 perusahaan yang delisting, sebanyak 18 perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan antara tahun 2006 – 2008, dan terdapat 1 data yang tidak tersedia. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 16 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitiaan ini dan diamati selama periode 2006 – 2008.

B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif

Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data keuangan sampel perusahaan property dan real estate dari tahun 2006-2008. Variabel dari penelitian ini terdiri dari Total Assets Turnover Ratio, Debt to Equity ratio, Opini Audit, dan Afiliasi KAP sebagai variabel independen dan audit delay

sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan property dan real estate selama periode 2006-2008 disajikan dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel – Variabel Penelitian Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Audel 48 72.79 23.387 23 140

TATO 48 .2573 .37653 .01 2.06

DER 48 1.3552 1.54482 -2.23 6.32

Opini Audit 48 .29 .459 0 1

Afiliasi KAP 48 .40 .494 0 1


(57)

Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah :

a. Variabel AD( Audit Delay ) memiliki nilai minimum 23 hari dan nilai maksimum 140 hari dengan rata-rata AD sebesar 72,79 hari dengan jumlah sampel sebanyak 48 pengamatan.

b. Variabel TATO ( Total Assets Turnover Ratio ) memiliki nilai minimum 0,01 ( 1% ) dan nilai maksimum 2,06 ( 206% ) dengan rata-rata TATO sebesar 0,2573 ( 25,73% ) dengan jumlah sampel sebanyak 48 pengamatan.

c. Variabel DER ( Debt to Equity Ratio ) memiliki nilai minimum – 2,23 (223%) dan nilai maksimum 6,32 (632%) dengan rata-rata DER sebesar 1.3552 (135,52%) dengan jumlah sampel sebanyak 48 pengamatan.

d. Variabel OA ( Opini Audit ) memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan rata-rata KAP sebesar 0,29 dengan jummlah sampel sebanyak 48 pengamatan.

e. Variabel KAP ( Afiliasi KAP ) memiliki nilai minimum 0 dan nilai maksimum 1 dengan rata-rata GC sebesar 0,40 dengan jumlah sampel sebanyak 48 pengamatan.

Berdasarkan perincian yang telah diuraikan di atas, maka kesimpulan yang dapat ditarik adalah rata – rata audit delay dalam penelitian ini adalah


(58)

72,79 hari dengan standar deviasi 23,38 hari, dengan sampel sebanyak 48 pengamatan. Hasil lamanya rata – rata audit delay ini tidak berbeda jauh dari hasil penelitian Deart pada tahun 2007 yaitu 71,62 hari.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis :

H0 : data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas One – Sample Kolmogorov Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Mean .0000000

Normal Parametersa

Std. Deviation 20.17236058

Absolute .156

Positive .156

Most Extreme Differences

Negative -.095

Kolmogorov-Smirnov Z 1.078

Asymp. Sig. (2-tailed) .196


(59)

Tabel di atas menunjukkan besarnya Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah 1,078 dan signifikansi pada 0,196 sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal, dimana nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 ( p = 0,196 > 0,05 ).

Gambar 4.1 Histogram


(60)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010.

Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal, karena grafik histogram menunjukkan distribusi data yang mengikuti garis diagonal yang tidak menceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan.


(61)

Demikian pula pada grafik normal plot, terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam model regresi terdistribusi secara normal.

Dengan demikian dapat disimpulkan secara keseluruhan, bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.

b. Uji Multikolinieritas

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolonieritas adalah dengan melihat besaran korelasi antar variabel independent dan besarnya tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir, yaitu

tolerance > 0,10 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Berikut ini disajikan tabel hasil pengujian.


(62)

Tabel 4.3

Coefficients untuk AD = f( TATO, DER, OA, KAP)

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010.

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

(Constant) 65.810 5.059 13.007 .000

TATO 5.596 8.688 .090 .644 .523 .884 1.131

DER -3.559 2.199 -.235 -1.619 .113 .820 1.219

Opini Audit 4.395 7.310 .086 .601 .551 .839 1.191

1

Afiliasi KAP 22.947 6.865 .485 3.343 .002 .822 1.216

a. Dependent Variable: Audel

Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan variabel independent memiliki nilai tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,884; 0,820; 0,839; 0,822 yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 10 yaitu 1,131; 1,219; 1,191; 1,216.


(63)

Tabel 4.4

Coefficients Correlations untuk AD = f ( TATO, DER, OA, KAP)

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010. Coefficient Correlationsa

Model Afiliasi KAP TATO Opini Audit DER

Afiliasi KAP 1.000 -.064 -.181 -.398

TATO -.064 1.000 -.315 .014

Opini Audit -.181 -.315 1.000 .209

Correlations

DER -.398 .014 .209 1.000

Afiliasi KAP 47.124 -3.833 -9.058 -6.012

TATO -3.833 75.475 -19.979 .271

Opini Audit -9.058 -19.979 53.438 3.365

1

Covariances

DER -6.012 .271 3.365 4.834

a. Dependent Variable: Audel

Melihat hasil besaran korelasi antar variabel tampak bahwa di antara variabel independen yang diuji, variabel DER mempunyai korelasi paling tinggi yaitu sebesar -0,398 atau sekitar 39,8%. Hal ini tidak menunjukkan gejala korelasi karena masih dibawah 0,9, maka hal ini merupakan indikasi tidak adanya multikolonieritas. Berdasarkan kedua tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independent dalam model ini.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada


(64)

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Uji yang digunakan untuk melihat autokorelasi dalam penelitian ini adalah Uji Durbin-Watson (DW test). Panduan mengenai Durbin-Watson untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilihat pada tabel D-W yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan.

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010. Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .506a .256 .187 21.08975 1.957

a. Predictors: (Constant), Afiliasi KAP, TATO, Opini Audit, DER b. Dependent Variable: Audel

Dari tabel 4.5 menunjukkan hasil Durbin – Watson sebesar 1,957 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala autokorelasi dalam penelitian ini karena hasil yang diperoleh 1,957 ( angka DW berada diantara -2 dan +2 ) berarti tidak ada autokorelasi.

d. Uji Heterokedastisitas

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola grafik scatterplot. Dasar pengambilan keputusannya adalah :


(65)

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik –titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heterokedastisitas atau terjadi homokedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3 Scatterplot


(66)

Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Adanya titik-titik yang menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain. 3. Analisis Regresi

Dari hasil uji asumsi klasik disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan program SPSS 16.

a. Persamaan Regresi

Pengolahan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh DTAR, KAP, dan GC terhadap ARL. Berikut ini adalah hasil regresi yang disajikan dalam bentuk tabel.


(67)

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2010. Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta T Sig. Tolerance VIF

(Constant) 65.810 5.059 13.007 .000

TATO 5.596 8.688 .090 .644 .523 .884 1.131

DER -3.559 2.199 -.235 -1.619 .113 .820 1.219

Opini Audit 4.395 7.310 .086 .601 .551 .839 1.191

1

Afiliasi KAP 22.947 6.865 .485 3.343 .002 .822 1.216

a. Dependent Variable: Audel

Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut : AD = 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395OA + 22,947KAP + e Keterangan :

1) konstanta sebesar 65,810 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1, X2, X3, X4 = 0) maka audit delay sebesar 65,810 hari, 2) b1 sebesar 5,596 menunjukkan bahwa setiap kenaikan TATO sebesar 1

satuan, maka akan meningkatkan audit delay sebesar 5,596 dengan asumsi variabel lain tetap.

3) b2 sebesar -3,359 menunjukkan bahwa setiap kenaikan DER sebesar 1 satuan, maka akan memperpendek audit delay sebesar 3,359 dengan asumsi variabel lain tetap.


(68)

a. Persamaan regresi estimasi opini selain unqualified ( 1 ) terhadap audit delay :

AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395OA + 22,947KAP AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395 ( 1 ) + 22,947KAP AD= 70,205 + 5,596TATO – 3,559DER + 22,947KAP

Artinya, apabila variabel dianggap konstan maka audit delay pada perusahaan yang menerima opini selain unqualified adalah 70,205 hari.

b. Persamaan regresi estimasi opini qualified (0) terhadap audit delay : AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395OA + 22,947KAP AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395 ( 0 ) + 22,947KAP AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 22,947KAP

Artinya, apabila variabel dianggap konstan maka audit delay pada perusahaan yang tidak menerima opini unqualified adalah 65,810 hari.

5) b4 sebesar 22,947

a. Persamaan regresi estimasi KAP yang berafiliasi dengan KAP Internasional (1) terhadap audit delay :

AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395OA + 22,947KAP AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395OA + 22,947( 1 ) AD= 88,757 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395OA

Artinya, apabila variabel dianggap konstan maka audit delay pada perusahaan yang terdaftar di BEI adalah 88,757 hari.

b. Persamaan regresi estimasi KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Internasional (0) terhadap audit delay :


(69)

AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395OA + 22,947KAP AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395OA + 22,947( 0 ) AD= 65,810 + 5,596TATO – 3,559DER + 4,395OA

Artinya, apabila variabel dianggap konstan maka audit delay pada perusahaan yang menggunakan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Internasional adalah 65,810 hari.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampaidengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, dan sebaliknya. Nilai R square

memiliki kelemahan, yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen.


(70)

Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen, dan sebaliknya. Nilai R square

memiliki kelemahan, yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.7

Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .506a .256 .187 21.08975

a. Predictors: (Constant), Afiliasi KAP, TATO, Opini Audit, DER b. Dependent Variable: Audel

Pada model summary, nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,506 yang berarti bahwa korelasi atau hubungan antara audit delay (AD) dengan variabel independennya (TATO, DER, Opini Audit, dan Afiliasi KAP) signifikan karena berada pada 0,5. Angka R square atau koefisien determinasi adalah 0,256. Hal ini berarti 25,6% variasi atau perubahan dalam audit delay dapat


(71)

dijelaskan oleh variasi dari TATO, DER, OA, dan KAP, sedangkan sisanya (74,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

c. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan untuk menguji keempat hipotesis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t (t test) dan uji F (F test).

1) Uji t (t test)

Uji statistik t dilakukan untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependennya secara individu. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikan t yang dihasilkan dari perhitungan. Apabila nilai signifikan t < tingkat signifikan (0.05) maka variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependennya, sebaliknya jika nilai signifikan t > tingkat signifikansi (0.05) maka variabel independennya secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependennya. Berdasarkan hasil pengolahan SPSS versi 16, diperoleh hasil sebagai berikut :


(1)

Lampiran i

Daftar Populasi dan Sampel

Kriteria

No. Kode Nama Perusahaan 1 2 3 4 S

1. ASRI Alam Sutera Realty Tbk √ - √ √ -

2. ELTY Bakrieland Development Tbk √ - √ √ -

3. BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk √ - √ √ -

4. BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk √ √ √ √ S1

5. Bukit Darmo Property Tbk - - - - -

6. CJK Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk √ - - - -

7. CTRA Ciputra Development Tbk √ √ √ √ S2

8. CTRP Ciputra Property Tbk √ - - √ -

9. CTRS Ciputra Surya Tbk √ - - √ -

10. COWL Cowell Development Tbk √ - - √ -

11. DYA Danayasa Arthatama Tbk √ - - - -

12. KARK Dayaindo Resources International Tbk √ - - √ -

13. DMI Dharmala Intiland Tbk √ - √ √ -

14. DART Duta Anggada Realty Tbk √ √ √ √ S3

15. DUTI Duta Pertiwi Tbk √ √ √ √ S4

16. FMI Fortune Mate Indonesia Tbk √ √ √ √ S5

17. GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk √ √ √ √ S6

18. OMRE Indonesia Prima Property Tbk √ √ √ √ S7

19. JAKA Jaka Inti Realtindo Tbk √ √ - √ -

20. JRPT Jaya Real Property Tbk √ - - √ -

21. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk √ √ √ √ S8

22. KPIG Kridaperdana Indahgraha Tbk √ - - √ -

23. LGCP Laguna Cipta Griya Tbk. √ - - √ -

24. LCN Lamicitra Nusantara Tbk √ √ √ √ S9

25. LPCK Lippo Cikarang Tbk √ √ √ √ S10

26. LPKR Lippo Karawaci Tbk √ √ √ √ S11

27. MDLN Modernland Realty Ltd. Tbk √ √ - √ -

28. Mulialand Tbk √ - - √ -

29. PTRA New Century Development Tbk √ - - √ -

30. PWON Pakuwon Jati Tbk √ √ √ √ S12

31. PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk √ √ √ √ S13

32. GPRA Perdana Gapuraprima Tbk. √ - - √ -

33. RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk √ - - √ -

34. RODA Roda Panggon Harapan Tbk √ - - √ -

35. BKSL Sentul City Tbk √ √ √ √ S14

36. SMRA Summarecon Agung Tbk √ √ √ √ S15

37. SIIP Suryainti Permata Tbk √ - - √ -


(2)

Lampiran ii

Data TATO Perusahaan yang diamati 2006 - 2008 No. KODE

EMITEN

2006 2007 2008 1. BMSR 0,01 0,61 0,03 2. CTRA 0,16 0,13 0,11 3. DART 0,12 0,08 0,03 4. DUTI 0,24 0,28 0,23

5. FMI 0,14 0,02 0,13

6. GMTD 0,21 0,20 0,20 7. OMRE 0,22 0,29 0,24 8. KIJA 0,22 0,14 0,15 9. LCN 0,10 0,14 0,17 10. LPCK 0,10 0,12 0,19 11. LPKR 0,22 0,19 0,21

12. PWON 0,14 0,14 0,12

13. PWSI 2,06 0,08 0,07 14. BKSL 0,03 0,14 0,03 15. SMRA 0,44 0,33 0,34


(3)

Lampiran iii

Data DER Perusahaan yang diamati tahun 2006 - 2008 No. KODE

EMITEN

2006 2007 2008 1. BMSR 0,12 0,05 0,04 2. CTRA 0,45 0,33 0,37 3. DART 2,76 4,03 3,34 4. DUTI 1,47 1,36 0,81

5. FMI 0,52 0,63 0,89

6. GMTD 2,33 2,21 2,09 7. OMRE 1,95 1,79 2,51 8. KIJA 0,17 0,51 0,85 9. LCN 2,01 2,80 2,62 10. LPCK 1,59 1,80 1,96 11. LPKR 1,75 1,42 1,53

12. PWON 1,92 1,99 2,46

13. PWSI -2,23 -1,98 -1,85 14. BKSL 0,21 0,12 0,15 15. SMRA 1,24 1,00 1,30


(4)

Lampiran iv

Data Opini Audit Perusahaan yang diamati tahun 2006 – 2008 No. KODE

EMITEN

2006 2007 2008

1. BMSR 0 0 0

2. CTRA 1 1 1

3. DART 0 0 0

4. DUTI 0 0 0

5. FMI 1 0 0

6. GMTD 0 0 0

7. OMRE 1 1 1

8. KIJA 0 0 0

9. LCN 0 0 0

10. LPCK 0 0 0

11. LPKR 0 0 0

12. PWON 0 0 0

13. PWSI 1 1 1

14. BKSL 1 0 0

15. SMRA 0 0 0


(5)

Lampiran v

Data Afiliasi KAP Perusahaan yang diamati tahun 2006 – 2008 No. KODE

EMITEN

2006 2007 2008

1. BMSR 0 0 0

2. CTRA 0 0 0

3. DART 1 1 1

4. DUTI 0 0 0

5. FMI 0 0 0

6. GMTD 0 0 0

7. OMRE 1 1 1

8. KIJA 1 1 0

9. LCN 0 0 0

10. LPCK 0 0 0

11. LPKR 0 0 0

12. PWON 1 1 1

13. PWSI 0 0 0

14. BKSL 1 1 0

15. SMRA 1 1 1


(6)

Lampiran vi

Data Audit Delay Perusahaan yang diamati tahun 2006 – 2008 ( dalam hari )

No. KODE EMITEN

2006 2007 2008

1. BMSR 66 83 96

2. CTRA 68 77 77

3. DART 68 87 107

4. DUTI 60 58 58

5. FMI 27 86 75

6. GMTD 43 52 28

7. OMRE 82 71 79

8. KIJA 87 86 112

9. LCN 55 77 33

10. LPCK 40 37 23

11. LPKR 61 55 33

12. PWON 75 98 79

13. PWSI 82 83 72

14. BKSL 85 84 140

15. SMRA 71 73 78


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 55 88

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 14 23

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI

0 8 2

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 2 88

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 12

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY ( ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - Perbanas Institutional Repository

0 1 16

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY ( ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY ( ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - Perbanas Institutional Repository

0 0 8