Rasio hutang terhadap ekuitas dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Rasio hutang terhadap ekuitas yang
tinggi mencerminkan tingginya resiko keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan tersebut merupakan berita buruk yang
akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen juga cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi
berita buruk. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian pelaporan keuangannya, karena
waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah- rendahnya.
3. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti pasar, kondisi ekonomi makro,sosial, politik, dan lain – lain.
Keadaan ekonomi makro suatu negara akan mempengauhi sebagian organisasi yang beroperasi di dalamnya. Pada suatu periode tertentu, faktor
politik juga ikut menentukan operasi perusahaan. Demikian juga dengan faktor sosial turut juga mempengaruhi cara perusahaan menjalankan usahanya.
Penulis memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor eksternal perusahaan yaitu :
a. Opini Audit
Hasil penelitian Ashton, Willingham dan Elliott 1987, Carslaw dan Kaplan 1991 dalam Wiwik Utami 2006 , serta Ahmad dan Kamarudin
2001 membuktikan bahwa audit delay akan lebih panjang jika perusahaan
menerima pendapat qualified atau selain pendapat unqualified. Fenomena ini terjadi karena proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan
negosiasi dengan klien, konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dan perluasan lingkup audit. Untuk kondisi Indonesia,
Na’im 1999 dalam Wiwik Utami 2006 menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan jenis opini akuntan publik terhadap ketidaktepatan
pelaporan keuangan. Hasil penelitian Halim 2000 pada pengujian univariate dan multivariate juga menunjukkan bahwa pendapat yang diberikan Akuntan
Publik tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan
pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di
Indonesia Mulyadi, 2002 : 73 . Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan
keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Jenis pendapat auditor yang diberikan auditor tergantung dari hasil audit yang
dilakukannya dan terdapat 4 jenis laporan audit dan kesimpulan atau pendapat auditor Arens dan Loebbecke, 2003, yaitu : 1 pendapat wajar tanpa
pengecualian unqualified, 2 pendapat wajar dengan pengecualian qualified, 3 pendapat tidak wajar adverse, 4 pernyataan tidak
memberikan pendapat disclaimer, dan 5 pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas unqualified opinion with explanatory paragraph .
b. Afiliasi KAP Kantor Akuntan Publik
Hasil penelitian Ashton, Willingham, dan Elliott 1987 dalam Wiwik Utami 2006 menemukan bahwa audit delay akan lebih pendek bagi
perusahaan yang diaudit oleh KAP yang tergolong besar. Hasil yang sama juga ditemukan Ahmad dan Kamarudin 2001 yaitu bahwa audit delay pada KAP
Big Four akan lebih pendek dibandingkan dengan audit delay pada KAP kecil. Hal ini diasumsikan karena KAP besar memiliki karyawan dalam jumlah yang
besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif, memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkannya untuk menyelesaikan audit tepat waktu,
dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyelesaikan auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya. Hasil penelitian diatas berbeda dengan hasil
penelitian yang diperoleh Carslaw dan Kaplan 1991, Hossain dan Taylor 1998 yaitu bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari ukuran KAP
dengan audit delay. Craswell et al. 1995 dalam Wiwik Utami 2006 menyatakan
bahwa klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari KAP besar dan yang memiliki afiliasi dengan KAP internasional yang memiliki
kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional,
serta adanya peer review. Auditor yang memiliki reputasi dan nama besar dapat menyediakan kualitas audit yang lebih baik.
4. Audit Delay