Jenis Data dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Berdasarkan kriteria di atas, dari 38 perusahaan yang listing di BEI, maka hanya sebanyak 16 perusahaan yang memenuhi kriteria. Berikut adalah daftar nama perusahaan yang akan diteliti : Tabel 3.2 Perusahaan Yang Menjadi Sampel Penelitian No. Nama Perusahaan 1. PT. Bintang Mitra Semestaraya Tbk 2. PT. Ciputra Development Tbk 3. PT. Duta Anggada Realty Tbk 4. PT. Duta Pertiwi Tbk 5. PT. Fortune Mate Indonesia Tbk 6. PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk 7. PT. Indonesia Prima Property Tbk 8. PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk 9. PT. Lamicitra Nusantara Tbk 10. PT. Lippo Cikarang Tbk 11. PT. Lippo Karawaci Tbk 12. PT. Pakuwon Jati Tbk 13. PT. Panca Wiratama Sakti Tbk 14. PT. Sentul City Tbk 15. PT. Summarecon Agung Tbk 16. PT. Suryamas Dutamakmur Tbk

C. Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain . Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip data dokumenter yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Jenis data yang digunakan adalah : 1. Laporan keuangan tahunan dari setiap perusahaaan yang merupakan sampel penelitian, 2. Laporan auditor dari setiap perusahaan yang menjadi sampel penelitian, 3. Informasi – informasi keuangan lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, yang merupakan data tentang rasio – rasio keuangan dan opini audit yang diamati.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data sekunder, berupa laporan keuangan yang telah dipublikasikan dan diaudit, catatan – catatan, maupun informasi lain yang berhubungan dan mendukung penelitian ini dapat diperoleh melalui internet dengan cara mendownload melalui situs www.idx.co.id.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan adalah : 1. Variabel independen bebas Variabel independen bebas yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain Umar, 2003 : 50 . Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada penelitian – penelitian sebelumnya dan sebagai tambahan adalah variabel total assets turnover ratio yang belum pernah digunakan pada penelitian sebelumnya. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah : a. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti keuangan, sumber daya manusia, teknologi, dan lain – lain. Peneliti memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor internal perusahaan yaitu : 1. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan diproksikan dengan Total Assets Turnover Ratio. Total Assets Turnover Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Variabel ini digunakan untuk mengukur efisiensi pemakaian aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Peneliti menggunakan variabel total assets turnover ratio karena kinerja keuangan perusahaan property dan real estate dapat dinilai berdasarkan efisiensi penggunaan aktiva perusahaan dalam rangka menghasilkan penjualan. Variabel ini belum pernah digunakan dalam penelitian sebelumnya. Rumus untuk mencari total assets turnover ratio adalah : 2. Debt To Equity Ratio Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Debt to equity ratio menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Bagi bank kreditor , semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan justru semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Debt to equity ratio untuk setiap perusahaan tentu berbeda – beda, tergantung karakteristik bisnis dan keberagaman arus kasnya. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio yang lebih tinggi dari rasio kas yang kurang stabil. Rasio hutang terhadap ekuitas dapat digunakan sebagai indikator tingkat kesulitan keuangan perusahaan. Rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi mencerminkan tingginya resiko keuangan dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan tersebut merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen juga cenderung akan menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi berita buruk. Perusahaan dengan kondisi rasio hutang terhadap modal yang tinggi akan terlambat dalam penyampaian pelaporan keuangannya, karena waktu yang ada digunakan untuk menekan debt to equity ratio serendah- rendahnya. Audit delay cenderung panjang bila perusahaan mengumumkan kerugian. Hal ini berkaitan dengan akibat atau reaksi yang dapat timbul oleh pasar sehubungan dengan pengumuman tersebut. Oleh sebab itu, akuntan publik cenderung berhati – hati dalam melakukan prosedur – prosedur audit yang dapat memastikan nilai kerugian tersebut. Hal ini berarti memperpanjang audit delay. Rumus untuk mencari debt to equity ratio adalah : Peneliti memilih variabel DER ini karena terdapat perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti – peneliti sebelumnya. Hasil penelitian Carslaw dan Kaplan 1991, Naim 1999, menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hasil penelitian Ahmad dan Kamarudin 2001 di Malaysia menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat apakah terdapat pengaruh antara debt to equity ratio dengan audit delay. Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel independen yang diteliti. Tabel 3.3 Variabel Independen Penelitian Variabel Pengukuran Skala Independen: Total Assets Turnover Ratio Penjualan Sales Total Aktiva Rasio Rasio hutang terhadap ekuitas DER Total hutang Total ekuitas Rasio b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan seperti pasar, kondisi ekonomi makro,sosial, politik, dan lain – lain. Peneliti memakai dua variabel yang termasuk dalam faktor eksternal perusahaan yaitu : 1. Opini Audit Opini audit yang diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberikan simpulan atas opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan yang diauditnya. Arens 2003 mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor di dalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya. Opini yang dapat diberikan atas asersi manajemen dari perusahaan yang diaudit dikelompokkan menjadi wajar tanpa pengecualian, wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas, wajar dengan pengecualian, tidak memberikan pendapat, dan tidak wajar. Peneliti memilih variabel opini audit ini karena terdapat perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti – peneliti sebelumnya terhadap variabel ini. 2. Afiliasi KAP Kantor Akuntan Publik Kantor Akuntan Publik KAP adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang – undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik. Pada umumnya, kantor akuntan publik KAP besar, yaitu KAP yang bekerja sama dengan KAP Internasional, memiliki insentif yang kuat untuk menyelesaikan proses audit lebih cepat sehingga dapat mempertahankan reputasi mereka. Jika tidak, mereka dapat kehilangan penugasan kembali sebagai auditor klien di tahun mendatang. Selain itu, KAP besar mempunyai lebih banyak sumber daya daripada KAP kecil, sehingga KAP besar dapat bekerja lebih efisien dan memiliki fleksibilitas tinggi penjadwalan untuk menyelesaikan audit tepat waktu dibandingkan KAP kecil. Menurut Arens and Loebbeck, Kantor Akuntan Publik KAP dikategorikan menjadi empat kategori yaitu : a. Kantor akuntan publik internasional b. Kantor akuntan publik nasional c. Kantor akuntan publik lokal dan regional d. Kantor akuntan publik lokal yang kecil. Peneliti memilih variabel ukuran KAP karena terdapat perbedaan hasil penelitian pada penelitian – penelitian terdahulu. Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel independen yang diteliti. Tabel 3.4 Variabel Independen Penelitian Variabel Pengukuran Skala Opini audit Opini akuntan publik atas laporan keuangan Skala Nominal Selain Unqualified = 1 Unqualified = 0 Ukuran KAP KAP yang bekerja sama dengan KAP Internasional Skala Nominal KAP yang bekerja sama = 1 KAP yang tidak bekerja sama = 0 2. Variabel Dependen variabel terikat atau tidak bebas Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono, 2007 : 33 . Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Audit Delay AUDELAY adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan pekerjaan audit, yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit Lawrence dan Bryan, 1998, dalam Jeane, 2007 . Berikut adalah tabel yang menyajikan tentang konsep dan operasionalisasi dari variabel dependen yang diteliti. Tabel 3.5 Variabel Dependen Penelitian Variabel Pengukuran Skala Dependen Audit delay Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diterbitkannya laporan audit Rasio

F. Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 55 88

PENGARUH FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 14 23

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP TIMELINESS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI

0 8 2

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 2 88

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 12

Pengaruh Faktor – Faktor Fundamental Perusahaan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 2

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY ( ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - Perbanas Institutional Repository

0 1 16

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY ( ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY ( ANALISIS PENGARUH FAKTOR INTERNAL PADA AUDIT DELAY (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) - Perbanas Institutional Repository

0 0 8