tidak ditujukan pada logis dan tidaknya suatu pesan atau manfaat pesan itu bagi dirinya, melainkan menentang komunikator.
II.4. Teori Tentang Komitmen
Mathis dan Jackson 2000 memberikan definisi komitmen organisasi adalah derajat yang mana pegawai percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi
dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi. Komitmen adalah kecintaan dan kesetiaan, terdiri dari :
a Penyatuan dengan tujuan dan nilai-nilai perusahaan
b Keinginan untuk tetap berada dalam organisasi
c Kesediaan untuk bekerja keras atas nama organisasi
II.4.1. Pengertian dan Pentingnya Komitmen
Robert Walton, penulis berkebangsaan Amerika yang menyoroti pentingnya komitmen, menyebutkan bahwa kinerja perusahaan akan meningkat apabila
organisasi meninggalkan model pengendalian tradisional dalam manajemen pegawai. Pendekatan tersebut sebaiknya digantikan dengan strategi komitmen. Ia menyarankan
bahwa pegawai akan memberi respon terbaik dan menjadi sangat kreatif apabila diberi tanggung jawab yang lebih luas, dorongan untuk berkontribusi serta bantuan
untuk mencapai kepuasan kerja. Orang tidak akan bekerja secara mandiri dengan penuh semangat apabila pengawasan pegawai terlalu ketat oleh manajemen, serta
ditempatkan dalam pekerjaan yang lingkupnya sempit, diperlakukan sebagai orang yang tidak bermanfaat. Organisasi berbasis komitmen: Pekerjaan dirancang lebih luas
Universitas Sumatera Utara
daripada sebelumnya, untuk memadukan perencanaan dan implementasinya, serta memperbaiki operasi, bukan hanya mempertahankan yang sudah berjalan saja.
Dengan hirarki manajemen lebih datar dan perbedaan status diperkecil, maka pengendalian dan koordinasi menjadi lebih baik pada tujuan bersama.
II.4.2. Meningkatkan Komitmen Organisasi
Langkah-langkah meningkatkan komitmen: a
Libatkan pegawai dalam mendiskusikan tujuan dan nilai-nilai organisasi. Dengarkanlah kontribusi dan sampaikanlah kepada tingkat manajemen yang
lebih tinggi agar dapat dimasukkan ke dalam pernyataan tujuan dan nilai-nilai organisasi;
a Berbicaralah kepada para anggota tim secara informal dan formal mengenai
apa yang sedang terjadi di dalam departemen, dan rencanakanlah masa depan yang akan mempengaruhi mereka;
b Libatkanlah anggota tim dalam menetapkan harapan bersama sehingga
mereka merasa ”memiliki” dan melaksanakan tujuan tersebut; c
Ambillah langkah untuk meningkatkan kualitas kerja dalam departemen, cara melakukan pekerjaan, cara mendisain pekerjaan, gaya manajemen serta
lingkup partisipasi. Bangunlah budaya ” ambil keputusan sendiri” jangan budaya ”perintah dan awasi”;
Universitas Sumatera Utara
d Bantulah pegawai mengembangkan keterampilan dan kompetensinya untuk
meningkatkan”kemampuan kerja” mereka baik di dalam maupun di luar perusahaan;
e Jangan memberi janji-janji untuk memberi”kerja seumur hidup” katakan
bahwa perusahaan akan berusaha semampunya memberi kesempatan kerja dan berkembang;
Dalam banyak organisasi, ketidakkonsistenan antara ucapan dengan perbuatan akan merusak kepercayaan, menimbulkan sinisme dari pegawai dan membuktikan
bahwa ucapan manajemen tidak sejalan dengan perbuatannya. Membangun kepercayaan merupakan satu-satunya cara untuk menciptakan
komitmen. Kepercayaan dari pegawai tidak akan diperoleh apabila mereka hanya diperlakukan sebagai salah satu faktor produksi, bukan sebagai aset utama
perusahaan. Selain itu, pegawai tidak merasa sebagai bagian dari organisasi apabila tidak dihargai oleh organisasinya.
II.5. Teori Tentang Kepuasan Kerja II.5.1. Pengertian Kepuasan Kerja